2014
Tidak terasa sudah 5 tahun aku dan Bang Ata berpacaran. Banyak hal yang kami lewati. Saling mengenal karakter, belajar menyesuikan diri, berusaha saling memahami, berdiskusi, bertengkar, berbaikan, dst.
Jika kalian berfikir hubungan kami adalah hubungan yang adem ayem tanpa pertengkaran berarti, kalian salah besar. Sifat kami yang saling bertolak belakang seringkali memicu pertengkaran hebat.
Ada kalanya kami merasa lebih baik berhenti, tapi 5-10 menit setelah memutuskan berhenti, salah satu dari kami pasti ada yang meminta hubungan kami dilanjutkan.
Hingga di suatu siang yang terik, Bang Ata menelponku. Setelah mengucapkan salam, dia berkata "Ra coba tanya sama bapak kamu, boleh ga kamu nikah"
"Maksudnya?"
"Ya coba tanya sama bapak kamu, boleh ga abang nikahin kamu"
"Lah kok Rira yang nanya, abang lah yang nanya!"
"Iya ini abang mau ke rumah kamu. Kamu tanya dulu biar bapak kamu ga kaget!"
Seromantis itu lamaran versi Bang Ata.
Dan begitulah realita pacaran dengan orang yang easygoing slash CUEK.
Jangan pernah berani membayangkan ksatria berkuda putih yang membawa bunga di tangan, turun dengan kaki berlutut, dan mengungkapkan "maukah kamu menikah denganku?" ala negeri 1001 dongeng. Nyatanya banyak lamaran pernikahan yang minim sense of romance di dunia nyata. Lamaran yang diajukan padaku salah satu contohnya.
YOU ARE READING
Pernikahan itu....
Short Story"Nanti kalo aku udah besar, trus nikah, aku mau pake baju kaya princess tau" "Kalo aku mau pake kebaya biar kaya kartinian" "Aku sih maunya garden party biar seru" "Kalo aku jelas dong temanya mesti warna pink! Kalo kamu gimana ra?" "Iya gimana ra?"...