4. Alibi

9 0 0
                                    

Dengan berat hati orangtuaku akhirnya mengizinkanku ikut acara kampus. Aku mengerti izin yang sulit kudapatkan bukan karena orangtuaku mau mengekangku. Mereka hanya khawatir terjadi per-peloncoan jika aku ikut acara kampus yang melibatkan senior.

Hatiku berdegup kencang saat menunggu teman-teman di mobil tronton yang sudah disewa untuk membawa kita ke lokasi acara.

Kalian tahu tidak kenapa bisa begitu?

Benar! Karena aku terlalu bersemangat. Bagaimanapun ini pertama kalinya aku mendapatkan izin menginap. Mengikuti acara kampus di luar kota.

Tapi...
Kalau boleh jujur, degup ini juga milik DIA. Teman seangkatanku yang beberapa waktu ini menyita perhatianku.

Karena itulah saat DIA mendekat dan bertanya aku mau duduk dimana, pikiranku kalut. Ingin lidah ini menjawab disebelahnya, tapi khawatir DIA mendengar degup hatiku.

Saat itulah sosok Bang Ata tertangkap ekor mataku. Dan entah mengapa lidahku menjawab "disebelah Bang Ata!" lalu menghampirinya.

"Lho lho lho...Kenapa disamping Bang Ata????? Kenapa ga ambil kesempatan ini buat lebih mendekatkan diri sama DIA? Kenapa ga berani bilang disebelah DIA?" begitulah jeritan hatiku saat itu.

Sepanjang perjalanan, sambil sesekali berbincang dengan Bang Ata, aku memikirkan keputusanku. Akhirnya aku sampai pada kesimpulan, karena aku yakin Bang Ata tidak akan mempermasalahkan siapapun yang duduk disebelahnya. Karena aku tau se easy going apa dirinya.

Pernikahan itu....Место, где живут истории. Откройте их для себя