2. Kesibukan masing-masing

2 0 0
                                    

Lantana terus menatap layar laptopnya, ia sedang mencari syarat untuk masuk ke fakultas yang ia inginkan.

"Syarat susah juga, mana ketat lagi persaingannya," gumamnya mulai minder padahal ia belum mencoba. "Gimana ya kalau gue nggak terima beneran?" Lantana menggigit kuku sambil berpikir, kebiasaan sekali ketika ia sedang ketakutan, bimbang, maka tanpa sadar akan menggigit kukunya.

"Gue harus ikutin kemauan mama?" ucapnya kembali bertanya pada dirinya sendiri. "Tapi gue nggak niat kalau ambil jurusan itu, ntar kalo keteteran waktu ngerjain tugasnya gimana dong?"

"Tapi kalau gue juga paksain keinginan gue belum tentu juga ke terima lewat Jalur SBMPTN atau bahkan lewat Jalur Mandiri sekali pun."

"Gue harus apa anjir sekarang?!" teriaknya mulai frustasi. Aman, Lantana tinggal sendiri di apartemen pemberian Papanya. Jadi jika dia berteriak sekeras apapun tidak akan ada yang tau atau mengamuk karena terganggu.

"Taulah yang penting sekarang gue siapin berkas-berkasnya dulu," ucapnya mantap, ia mulai berjalan kearah lemari mengambil segala keperluan yang perlu untuk di fotocopy ataupun di print nantinya.

.....

Lain halnya dengan Lantana yang sedang frustasi, kini Peony tengah berhadapan dengan Avatar. Laki-laki yang akan menjadi pasangannya di film pertama yang akan ia perankan.

"Gimana kabar lo?" tanya Avatar santai.

"Baik kok," ucap Peony sambil tersenyum.

"Gue kaget banget waktu tau ternyata lo yang jadi lawan main gue. Gimana kalau nanti kita pacaran beneran?" tanya Avatar sedikit menggoda.

"Ava mau pacaran sama Peony?" tanya Peony lugu seperti bocah sd yang sedang diajak pacaran.

"Ya maulah, kamunya gemesin gini!" ucap Avatar tak bisa menahan tangannya untuk tidak mencubit kedua pipi Peony pelan.

"Yaudah nanti Peony izin ke Kakak dulu," ucap Peony enteng. "Loh kok tanya ke Abang sih, nggak usah deh. Lo pasti langsung mau sama gue," ucap Avatar sangat percaya diri.

"Heh!" ucap Mbak Anggi sambil menggeplak punggung Avatar pelan. "Jangan macam-macam ya sama Peony!" ancam Mbak Anggi, bahkan ia sampai menunjuk Avatar dengan jari telunjuknya sambil memberikan tatapan tajam. Ia sangat was-was jika Peony berdekatan dengan Avatar, pasalnya Avatar itu memiliki sifat Playboy yang suka membuat baper lawan mainnya, setelah baper ia tinggalkan saat film yang mereka perankan sudah selesai. Ya, meskipun belum tersorot media saja sifatnya yang satu ini.

"Apaan sih Mbak, gue itu cuma ngobrol biasa aelah."

"Biasa darimana?" tanya Mbak Anggi sewot, "Gue tau sifat lo dan gosip-gosip lainnya dari manager artis lainnya ya! Kalau artis mereka pernah lo buat galau gara-gara lo baperin tapi abis itu lo tinggalin!"

"Kalau itu bukan salah gue kali Mbak, mereka aja yang baperan," ucap Avatar seolah tak peduli, dan ia malah mencuri-curi pandang kearah Peony yang sedang kebingungan menyimak perdebatan mereka.

"Jauh-jauh deh lo dari Peony!" ucap Mbak Anggi sambil mengibas-ngibaskan tangannya mengusir Avatar. "Awas aja ya, kalau sampai Peony dapat skandal gara-gara lo. Gue sebagai managernya bakal jewer kuping lo sampai merah di depan media!" ancam Mbak Anggi tak main-main. Sepertinya ia memang punya dendam tersendiri pada Avatar.

"Buset, kejam amat sih Mbak sama gue. Kalau sama Peony gue bakal serius kok, tenang aja aelah."

"Halah, nggak percaya sama omongan buaya darat kek lo."

"Peony bakal aman kok Mbak sama gue, udah lo tenang aja," ucap Avatar sambil menggandeng tangan Peony tanpa permisi. Mbak Anggi yang hendak protes melihat itu, tetapi ia harus mengurungkan niatnya. Ketika ia menyadari jika Peony dan Avatar dipanggil oleh Pak Sutrada.

.....

Alista melirik dompetnya, ia hanya mempunyai selembar uang lima puluh ribu. Cukup banyak, tetapi jika dipakai setiap hari pasti uang itu akan raip juga, kan?.

"Nggak ada apa ya kerjaan buat anak lulusan SMA kayak gue, susah banget perasaan daritadi nggak ketemu-ketemu," ucap Alista menghela napas. Hari ini cukup melelahkan setelah kemarin ia hanya berleha-leha di perpustakaan saja, kini ia memutuskan untuk mencari pekerjaan.

Ia sedang berada di cafe yang sama. Cafe dimana ia bertemu kedua sahabatnya itu. Mencoba menenangkan diri, ia mulai membuka laptopnya kembali. Ia akan berusaha menemukan tempat pekerjaan yang cocok untuknya.

Setelah beberapa jam mengotak-atik laptopnya mencoba mencari pekerjaan yang cocok untuknya dan juga memastikan bahwa ia mampu dengan syarat yang diberi. Akhirnya Alista memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

'Niatnya buat istirahat, tapi jatuhnya malah boros. Mana kerjaannya belum dapat juga lagi,' batin Alista sedikit menyesal. Sisa uangnya saat ini hanya tiga puluh ribu. Niatnya tadi kesini beristirahat sambil ngadem agar pikirannya lebih fresh, eh malah tambah ruwet seperti kaset rusak.

"Besok nggak lagi deh, gue besok kalau mau istirahat cari tempat yang gratis aja deh. Baru sehari udah habis dua puluh ribu, mana cuma beli minum sama kentang doang," gumamnya miris. Ia berjalan sedikit cepat, sampai tiba-tiba langkahnya terhenti karena sebuah poster kecil yang tertempel di depan kaca samping cafe.

Sebuah poster kecil berhasil membuat Alista memundurkan langkahnya. Ia membaca dengan saksama. Bahkan sampai berulang kali.

"Lah, ini beneran?" gumamnya sedikit tak percaya. "Gue ngapain setress hadap laptop daritadi, kalau ternyata lowongan kerjanya aja ada di depan mata," ucapnya sedikit kesal karena pandangannya baru tertuju, tidak daritadi saja ia mengetahui loker ini. Kan, jadinya Alista tidak perlu repot-repot mengotak-atik laptopnya sampai kepalanya berasap.

Ia segera mengambil ponsel di saku celananya. Ia memotret poster lowongan kerja tersebut. Setelah memotretnya ia kembali berjalan sambil tersenyum bahagia.

.....

"Gagalkan apapun yang sedang ia rencanakan! Saya mau dia menyerah dengan pilihannya sendiri, dan mengikuti apa yang saya mau. Ini semua demi kebaikannya juga!"

.....

Publish: 06 Desember 2023

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Dec 06, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

After Putih Abu-abu [Slow Update]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin