MEMBERONTAK

Depuis le début
                                    

Entah tadi Atsumu mengajak Osamu untuk segera pergi, atau memang mereka tidak pernah menginjakkan kaki di kamar Suna.

Shinsuke merasa kalau drama mereka berempat sukses menipunya.

Untuk sekejap, Shinsuke sempat bingung- kemana ia harus pergi. Menyusuri satu gedung asrama sendirian bukanlah hal yang merepotkan untuknya. Shinsuke berani meskipun harus bertatap muka dengan salah satu dari mereka berempat. Yah, memang itulah tujuannya- menemukan dan menghabisi mereka.

Akan tetapi, Shinsuke juga berpikir kalau-kalau khodam penjaganya mungkin bisa saja lelah, dan tidak dapat menahan Mary agar tetap berada di luar gedung.

Risiko terburuknya, Shinsuke tahu kalau dia akan langsung mati jika berhadapan dengan Mary seorang diri.

Ia hanya cukup sadar diri, mengingat kalau Mary bukanlah manusia. Bagi Shinsuke, nekat melawannya sama saja dengan bunuh diri.

"Jadi runyam begini..." Gerutu Shinsuke. Yang menjadi beban pikirannya ialah ketika Futakuchi berkata kalau Asahi dan Daichi masih bersamanya.

Padahal Shinsuke sudah menyuruh keduanya untuk segera kembali ke gedung sekolah. Tepat sebelum Suna datang menghampirinya.

Jemari Shinsuke memegang dagunya sendiri. Kepalanya tertunduk, menatap kosong pijakan kakinya.

Kalau-kalau Asahi dan Daichi terlelap karena lagu Nina Bobo, ada kemungkinan keduanya tergeletak di luar gedung.

Memang, lama bagi Shinsuke untuk berpikir- tapi ia sudah dapat memutuskan, siapa yang akan ia prioritaskan.

"Suna... Gue nggak nyangka..." Ucap Shinsuke sedikit kecewa. Seharusnya, ia bertemu dengan Suna di lantai dua. Itupun kalau Suna memang menyusuri lorong, bukan langsung pergi ke tempat kembar Miya berada.

Sebetulnya, Shinsuke merasa khawatir akan dimana keberadaan Suna sekarang. Ia ingin meneleponnya, tapi ia langsung mengurungkan kembali niat tersebut.

Sejauh ini, Shinsuke ingin menggunakan akalnya daripada perasaan. Suna sudah memutuskan untuk melindungi kembar Miya, yang berarti- tidak akan terjadi apapun kepada Suna apabila Shinsuke meninggalkannya di dalam gedung asrama.

Lagipula, Suna tidak bergerak dengan tangan kosong. Shinsuke tahu betul itu. "Seharusnya dia bisa jaga dirinya sendiri." Batin Shinsuke kemudian.

Sedikit pilu memang, tapi Shinsuke ingin semuanya segera berakhir.

Pada akhirnya, Shinsuke kembali melangkah- keluar dari dalam gedung asrama.

*****

Dari salah satu celah jendela, Suna mendapati Shinsuke yang sedang berjalan di luar gedung asrama. Ada nyeri yang timbul di dadanya, mengingat kalau Shinsuke sudah sepenuhnya abai terhadapnya.

"Sadar, Lo pantes dapetin perlakuan itu, Rin!" Kata Suna, lalu menepuk kedua pipinya. Ia tidak pantas bersedih karena kakak kelasnya meninggalkan dirinya disana sendirian.

Langkahnya sedikit lesu, Suna juga ingin semuanya cepat berakhir. Ia sedikit menyesal karena sempat mengikuti keegoisan perasaannya sendiri.

Suna sedikit menyesal karena dirinya malah melindungi si kembar. Meskipun  rencananya disadari oleh Kenma, Suna sudah mengirim pesan singkat kepada Osamu- untuk segera pindah dari dalam kamar Suna.

"Pokoknya gue harus selesain ini." Sekarang, Suna sudah berdiri didepan pintu kamar Sakusa. Osamu berkata, kalau ia pindah ke kamar Sakusa.

Kebetulannya lagi, kamar Sakusa terletak tepat di dekat tangga tempat Suna naik tadi. Perjalanan yang Suna lakukan terasa begitu singkat sekarang.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant