"Bentar... Paman mau ngangkat telpon dulu ya,"  Zara pun mangangguk dan melihat kendaraan berlalu lalang didepan mata. "Dari Hadi -ayah zara-" bisik Dani pada Hani -nenek zara-

"Yaudah angkat dulu sapa tau penting" ujar Hani sambil mengelus rambut panjang Zara.
Dani langsung mengangkat telpon itu dan.....

DUARRRRRR..

"ARGHHH AKU TAKUT PETIR NEK" teriak Zara sambil menutup telinganya kemudian memeluk neneknya. "Gapapa nak,cuma petir gapapa" Hani menenangkan.

Hujan tak henti-hentinya turun membasahi tanah bumi, di pinggir rumah warga ada Dani Yang sedang terkejut bak disambar sampai ingin pingsan. "APA!!!!!! SUDAH MENINGGAL?!!! innalilahi wa innailaihi Raji'un....." Tanpa sadar air mata dani menetes.

Zara yang mendengar Dani berteriak lantqs menangis dan berucap "GAK!! Gamungkin kan nek? Gamungkin itu ibu? Ibu masi hidup kan?" Suaranya mengecil saat mengatakan kata terakhir. Hani yang tak tahu menahu tentang itu hanya membalas "udah Zara tidur aja nanti kalo udah sampe nenek bangunin"

Dani pun kembali dengan wajah pusat pasi seperti orang yang baru aja melihat hantu. "Paman.. itu bukan ibu kan?! Ibu pasti masi ada  kan?" Tanya Zara sesegukan seraya tersenyum lirih. "Mending Zara tidur aja, nanti paman bangunin" Dani melihat kearah Hani sambil melirik zara.

"Udah gaada" bisik Dani yang hanya bisa didengar oleh Hani. Deg. Jantung Hani seakan berhenti berdetak mendengar apa yang di ucapkan Dani barusan.

________________________

"Zara bangun sayang.., udah sampe ini" Zara terbangun saat sepeda motor yang dikendarai paman nya itu berhenti didepan rumah kakak ibu nya. Dan disana ada sebuah tenda yang terpasang(?) Mencoba berpikir positif, Zara memasuki rumah itu dan disana ada banyak orang. Banyak saudara jauh yang juga datang. Apakah ada acara pikirnya.

Paman dan neneknya sudah berbaur dengan kakak kakak ibu dan mereka menangis(?). 'Fyi : ibu Zara adalah anak bungsu'

"Mana ibu?" Tanya zara dengan muka menahan tangis ketika melihat kasur ditengah tengah ruangan. "MANA IBU ZARA!!!" Zara histeris. Karena seingat dia jika ada kasur di tengah ruangan seperti ini pasti ada yang berpulang, seperti kakeknya dulu.

Tepat didepan dia ada sepupu nya yang sedang menangis sambil memangku anaknya yang berusia 3 tahun. "Mana ibu Zara?! DIMANA!!!" tiada jawaban dari orang-orang diruangan itu. Hanya ada tangisan, tangisan dan tangisan yang Zara dengar. "JAWAB!!! Ibu Zara mana.." di akhir kata Zara menangis pilu karena ada bayangan ibunya ketika terakhir bertemu.

"DIMANA MI!! DIMANA IBU ZARA!!?" Kali ini dia bertanya pada mami -kakak ibunya- dia hanya diam sambil memeluk Zara yang sudah histeris dan memberontak.

Banyak yang memeluk Zara. Namun Zara terus memberontak dan terus bertanya dimana keberadaan ibunya. Tak lama pamannya pun datang dan menenangkan Zara. "Udah Zara diem aja,ibu pasti pulang" ujarnya

"Tapi Zara mau ketemu ibu sekarang, ibu Zara nya mana.." Zara terbaring lemas dilantai sambil menangis pilu karena banyak kemungkinan bahwa ibunya sudah....

WIU...WIU...WIU...WIU....

tiba tiba terdengar suara ambulans yang diiringi suara derasnya hujan. Tanpa mendengarkan orang disekitar, Zara langsung berlari sampai depan rumah. Dan benar saja,disana ada ambulans yang menuju rumah itu. Zara berusaha berlari mengejar ambulans yang sebentar lagi menuju ke arah rumah, namun paman paman Zara menarik Zara agar tidak berlari.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LIFEWhere stories live. Discover now