DUA

260 42 6
                                    

Di jam terakhir ini, biasanya para siswa maupun siswi akan merasakan lelah dan bosan. Belum lagi kantuk yang menyerang. Terlebih, jika jam terakhir ini adalah pelajaran yang cukup membosankan, seperti sejarah contohnya.

Sejak selesai ulangan, Hafzan sudah kehilangan mood karena soal-soal yang keluar bukan materi yang ia baca tadi malam. Huh, capek-capek ia belajar larut malam sampai telat datang.

"Baik. Untuk subbab selanjutnya, ibu ingin kalian membuat rangkuman lalu kalian presentasikan Minggu depan per kelompok" ujar Bu Maya sebelum mengakhiri kelas sejarah hari ini.

"Kelompok satu, Regan, Reva, Wulan, dan Joko. Kelompok dua, Farah, Teguh, Kevin, dan Chika. Kelompok tiga, Mashico, Somi, Karina, dan Hafzan..."

Begitu namanya disebut, Hafzan langsung mengangkat kepalanya.

Setelahnya, ia pun tersenyum miring.

"Sudah ada lima kelompok yang ibu bagi. Tolong dikerjakan tanggung jawabnya. Dan jangan lupa mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi kalian Minggu depan."

"Iya bu" jawab seisi kelas serentak.

"Baik, kita sudahi pembelajaran kita hari ini. Selamat sore!"

Satu per satu penghuni kelas mulai keluar. Hanya tersisa Hafzan dan tiga orang lainnya. Yakni anggota kelompoknya yang ditunjuk Bu Maya tadi.

"Kita kerjain PPT-nya kapan gaes? Kalo kata gue sih mending kerjain cepet-cepet biar gak jadi beban"

"Bener Som. Gimana kalo besok sore habis pulang sekolah?" Sahut Mashico.

Hafzan yang tadinya diam, ikut bersuara. "Kelamaan. Sekarang aja. Besok-besok gue gak bisa"

Ketiganya saling tatap. Tidak cukup berani juga sih untuk melawan seorang Hafzan Akbar Al-Fadhil.

"Ngerjainnya dimana?" Tanya Mashico.

"Di rumah gue. Bokap nyokap gue lagi keluar kota. Jadi gada siapa-siapa"

"Gue belum izin bunda. Gue juga gak bawa motor, lagi di pake adek gue" ucap Karina selesai merapikan buku-bukunya.

"Sini handphone lo!" Pinta Hafzan terdengar memaksa. "Gue gak bakalan macem-macem" lanjut Hafzan lagi karena Karina tak kunjung memberikan ponselnya.

Dengan ragu, Karina mengeluarkan ponselnya. Lalu memberikan kepada Hafzan, entah apa yang akan ia lakukan.

Hafzan mulai mengotak-atik ponsel Karina. Lalu mendekatkan benda pipih tersebut ke telinganya. "Assalamualaikum, Tante"

"Wa'alaikumussalam?"

"Tante, ini saya Hafzan, teman sekelas Karina. Saya izin bawa Karina ngerjain tugas kelompok dulu ya, Tante. Ada temen-temen yang lain juga kok"

"Aa, iya. Tapi bilangin Karina jangan pulang larut malam ya. Takutnya nanti kenapa-kenapa"

"Iya Tante. Makasih Tan. Assalamualaikum" usai panggilan dimatikan, Hafzan mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya. "Udah gue mintain izin. Ayo!" Tanpa aba-aba, Hafzan langsung menarik lengan Karina menuju parkiran.

Somi dan Mashico yang melihat itu kaget bukan main. Terlebih lagi Karina sendiri yang tengah ditarik tangannya oleh Hafzan.

***

"Eh, itu bang Hafzan bukan sih? Sama si sekretaris OSIS itu kan?"

Resvan, Davin, dan Axel baru saja keluar kelas. Mereka beda kelas tapi masih satu gedung. Tak sengaja melihat Hafzan membonceng Karina keluar parkiran.

VESSELSOFT | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang