Siapa sangka, kalau orang seperti Bokuto yang suasana hatinya mudah berubah-ubah dan terkadang merepotkan- malah menjadi penguat untuk teman-temannya disaat mereka hampir putus asa.

Tapi memang begitulah dia, Bokuto Kotaro.

Selesai Bokuto, Aone, dan Tsukishima pergi. Sisanya masih berdiam diri di lantai tiga. Mereka tidak bisa turun karena Oikawa dan Iwaizumi tak kunjung keluar dari dalam ruang musik.

"Kak Shin, ada apa?" Suna menghampiri Shinsuke yang sedaritadi berdiri di dekat salah satu jendela. Matanya menyorot kearah gedung asrama, dimana seluruh penghuninya mungkin sedang terlelap dalam.

"Sedikit penasaran..." Jawab Shinsuke. Ia berbalik, lalu diam seperti sedang memikirkan banyak hal didalam kepalanya. "Gue boleh balik ke asrama nggak?" Pertanyaan Shinsuke langsung menarik perhatian seluruh teman-temannya.

"Lelah? Mau istirahat di ruang kesehatan aja?" Tawar Yaku langsung ditolak oleh Shinsuke. Sebab, bukan hal itulah yang menjadi tujuannya.

"Gue mau ke kamar si kembar." Semua langsung terkejut usai mendengar perkataan Shinsuke.

"Setuju sih, apalagi yang muncul di gedung ini cuma Sakusa sama Mary. Kira-kira kemana mereka?" Tambah Semi yang langsung terpikirkan hal itu. 

"Ya... Kunimi sempet ngomong kalo Sakusa nyerang Goshiki, sebelum akhirnya mereka..." Futakuchi tak melanjutkan kalimatnya.

Dari banyaknya cermin yang sudah dihancurkan, Osamu mungkin sudah sekarat sekarang. Lalu kemana perginya Atsumu?

"Jangan pergi sendiri, Kak." Kenma menghalangi jalan Shinsuke. "... Suna, Lo harus ikut sama Kak Shin." Sambar Kenma membuat Suna terbelalak kecil. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali saking terkejutnya.

Sebuah respon yang mudah dibaca oleh Kenma.

"Dibilang gue gak sanggup liat Osamu yang kepayahan begitu!" Ketus Suna. Ia menolak mentah-mentah perintah Kenma.

"Kalau begitu..." Kenma berjalan, lalu berdiri tepat dihadapan Suna sambil menadah tangan. Sontak hal itu membuat Suna semakin salah tingkah.

"Kasih kunci kamar Lo buat dibawa sama Kak Shin." Kenma menggerakkan lagi telapak tangannya yang terbuka, seolah mendesak Suna untuk segera memberikan kuncinya.

"Buat apa coba?" Elak Suna kemudian.

Kenma mendecik kesal. "Ck! Cadangan kalau Kak Shin dikejar atau butuh tempat sembunyi." Sambung Kenma, memberikan alasan lain untuk memojokkan Suna.

"Kalo gitu kunci punya Lo aja, kan kamar kita sama-sama di lantai dua." Suna menunjuk tepat ke hadapan wajah Kenma, dan tangannya itu buru-buru ditepis olehnya.

"Ok, gapapa..." Kenma berbalik, meninggalkan Suna yang masih saja enggan memberikan kunci miliknya.

Atas penolakannya itu, semua orang menatap Suna dengan penuh tanda tanya.

"Shirabu, Lo pegang kunci juga kan? Kasih ke Kak Shin." Kenma berdiri di samping Shirabu, sembari melemparkan tatapan meledek kearah Suna.

Bisa dilihat jelas, kalau raut wajah Suna menjadi semakin tidak karuan. Debaran jantungnya sendiri sudah tak terkendali sekarang.

"Ada kok..." Shirabu merogoh Sling bag miliknya, dan langsung memberikan kunci kamar miliknya kepada Shinsuke.

"Jadi..." Shinsuke yang semula sudah berdiri diujung tangga, mendadak berbalik menatap Suna dengan tajam. "... Kalau si kembar gak ada di kamarnya, gue bakal langsung ke kamar Lo, Suna."

"Kak, Kak Shin-!" Suna sudah berusaha memberhentikan langkah Shinsuke, tapi tak berhasil. Shinsuke menarik kerah kaos yang dikenakan Suna, lalu melemparkan tatapan penuh amarah dari jarak yang begitu dekat.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now