Sebuah dress berwarna biru tua. Yang cukup terbuka.

Aku mengerutkan dahiku dan berjalan mencari pakaian lain. Aku menemukan sebuah hoodie besar berwarna hitam. Aku mengambil hoodie itu dan memakainya, lalu tetap menggunakan celana pendek yang kupakai kemarin.

Aku berjalan turun dari kamar menuju ruang makan. Aku melihat Jungkook yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Aku teringat perkataannya kemarin dan moodku langsung hancur. Aku berjalan ke kursi di depannya dan duduk.

"Pagi." Sapaku pendek.

Jungkook mengangkat kepalanya dan menatapku. Dia menatap pakaianku dan menyeringai.

"Oh, kau tidak memakai dress yang kusiapkan."

Aku mengangguk. "Aku tidak nyaman memakai itu."

Jungkook mengangguk. "Tidak apa. Kau juga terlihat imut dengan hoodie itu."

Aku menunduk dan menatap jari-jariku. Tiba-tiba terdengar suara kursi, Jungkook berdiri dan duduk di sampingku.

"Kenapa?" Tanyanya.

Aku menggeleng. "Tidak ada apa-apa."

"Tidak. Jelas ada sesuatu. Apa aku ada salah bicara?"

Aku menggeleng lagi. "Aku serius. Tidak ada apa-apa."

Jungkook menatapku dan mengangguk. "Ya sudah. Hari ini kamu ikut ke tempat kerjaku, oke?"

"Buat apa?"

"Untuk menemaniku tentu saja." Katanya sambil tersenyum. Seketika hatiku berdetak saat melihat senyumnya.

Terlalu tampan.

Aku mengalihkan pandanganku ke piring dan mulai memakan roti di atas piring, berusaha menutupi wajahku yang sudah memerah.

—-

Aku ikut turun dari mobil limo, Jungkook langsung menggandeng tanganku dan masuk ke dalam gedung. Aku berusaha menyetarakan kecepatan Jungkook, kakinya terlalu panjang!

"Siapa dia?"

"Itu mainan baru presdir."

"Ewh. Pelacur."

"Pelacur yang beruntung."

"Tetap saja pelacur. Kerjanya cuma merentangkan kaki."

"Brengsek. Aku iri. Kalau jadi pelacur Jungkook, aku juga mau."

"Iya aku juga."

Aku melepaskan tangan Jungkook dan berhenti. Dia langsung menengok ke arahku.

"Kenapa?" Tanyanya sambil menunduk.

Aku hanya terdiam. Tidak lama, Jungkook juga dapat mendengar suara bisik-bisik di sekitar kami. Dia menjulurkan lidahnya ke pipinya, dan mengerutkan alis.

"DIAM!" Bentaknya tiba-tiba. Membuat semua orang di lobi terkejut, termasuk aku.

"Kalau ada yang bicara aneh-aneh lagi, kalian akan kupecat! Kembali ke tempat kalian!" Teriaknya keras membuat semua orang berlari kabur ke tempat mereka masing-masing.

Jungkook langsung menarik tanganku dan menyeretku masuk ke dalam lift. Setelah sampai di lantai atas, dia keluar dari lift dan tetap menggenggam tanganku sampai masuk ke dalam kantornya. Seorang resepsionis menunduk dan memberi salam kepada Jungkook, tapi tidak dihiraukannya.

Dia menutup pintu dan melepas tanganku. Dia duduk di atas sofa dan langsung membuka tasnya.

"Kau suka komik?"

YAKUZA || JEON JUNGKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang