12 : The Night

428 62 8
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Satu tahun sebelum kejadian Perth hilang.

"Kamu yakin ini panti asuhan yang pernah ditinggali oleh saudara kembarku?" Tanya dia datar kepada Meta, panggilan Win Metawin. Meta mengangguk yakin, setelahnya dua orang itu segera masuk kedalam panti asuhan yang sudah terbengkalai karena ditinggal setelah kebakaran 5 tahun yang lalu.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya seseorang kepada mereka yang datang secara tiba-tiba namun tidak membuat mereka kaget sebab mereka sudah menyadari kehadirannya dari tadi.

Meta tersenyum ramah, kemudian dia rogoh kantong Coat hitam panjangnya, dia mengambil foto.

"Apa tuan kenal dengan bocah di foto ini?" Tanya Meta tak pernah basa-basi jika bicara.

Dia bicara sambil menunjukkan foto Perth ketika masih kecil.

Pria tua itu menatap Meta, kemudian dia tatap lagi foto Perth

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria tua itu menatap Meta, kemudian dia tatap lagi foto Perth.

"Namanya Ae De Altair, kembaran tuan EA..." Jelas Meta merasa gelagat pria tua dihadapannya aneh.

"Maaf, aku tidak kenal!" Ucapnya senormal mungkin namun dia tidak bisa mengelabui Meta beserta bawahan EA, terutama mengelabui EA.

"Bicaralah dengan jujur supaya aku bisa memberikanmu kematian yang cepat tanpa rasa sakit!" Ujar EA setelah memotong kaki pria tua tersebut agar tidak lari, kini pedang di tangan EA kembali masuk ke sarungnya. Di luar memang hanya terlihat seperti payung hitam biasa, namun pada kenyataannya itu pedang.

Ea itu kejam, sangat.

Sifat kejamnya tidak sesuai dengan parasnya yang cantik. Dia bak bunga mawar berduri, cantik namun berbahaya.

⏩⏩

Kembali ke masa sekarang.

Lalu di sini, di markas keluarga Tangwancharoen, "Dia sudah mati Blue..." Ucap Bass sambil menahan Blue untuk berhenti menghajar salah satu perampok yang menculik Perth malam itu. Dia hajar sampai mati karena dia tidak mau bicara sepatah katapun tentang Perth dan siapa yang telah membayar mereka untuk melakukan itu.

"Tenanglah, jika kamu seperti ini maka semuanya akan berakhir buruk!" Ucap Bass lagi, dia memeluk Blue yang sudah bergelimang darah kedua tangannya.

"Mana mungkin aku bisa tenang, sampai sekarang aku tidak tahu dia dimana. Aku bahkan tidak tahu apakah dia baik-baik saja atau tidak!" Nada bicara Blue terdengar serak di sela matanya nan memerah.

Selagi mereka bicara, orang tua Blue datang.

"Nak... Lupakan Perth ya..." Ucap nyonya Tangwancharoen lirih begitu dia sudah membawa Blue kedalam pelukannya.

"Maksud mama, aku tidak mengerti..." Respon Blue mulai jatuh air matanya. Sebisa mungkin dia tepis kasar pikiran buruk di otaknya. Dan terus menyakinkan dirinya kalau Perth baik-baik saja.

Stay With Me - ENDWhere stories live. Discover now