06 : Cemburu

538 80 3
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Bayiik...!" Seru Phuwin senang melihat teman kesayangannya. Dia langsung memeluk Perth sekalipun saat ini mereka di  kelas. Bukan hal yang baru bagi mereka yang sudah kenal dua orang ini kejadian Perth dan Phuwin yang berteman tapi mesra.

"Kapan kamu balik ke asrama?" Tanya Phuwin berbisik mengingat bapak dosen sedang menerangkan materi pelajaran di depan.

"Belum tahu!" Respon Perth juga berbisik yang membuat Phuwin manggut-manggut, sebenarnya Phuwin tidak masalah Perth tinggal dengan Blue tapi dia kesepian, dia butuh teman.

"Permisi phi, maaf menganggu!" Ucap seorang pemuda yang tampan kepada Perth dan Phuwin yang sedang makan siang di kantin.

"Iya, apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Perth ramah kepada tiga orang juniornya.

"Aku Pond Naravit Lertratkosum, dia Nanon Korapat Kirdpan dan dia Jan Ployshompoo Supasap. Apa kami boleh minta tangannya phi?" Pinta Pond sesopan mungkin kepada dua orang seniornya ini, iris onyxnya mengarah lurus ke arah Phuwin tapi hanya sebentar. Akhirnya dia bertemu lagi dengan  seseorang yang membuat dia jatuh hati.

Perth mengangguk seraya meletakkan sendok makannya, dia mengambil buka ketiga juniornya.

"Apa aku boleh meminta nomor handphone mu phi?" Ucap Pond dengan segenap keberaniannya kepada Phuwin, telinga Pond sampai memerah. Debaran jantungnya jangan ditanya lagi.

Phuwin melirik Perth sehingga tatapan mata mereka saling bersua.

"Untuk apa?" Respon Phuwin merasa aneh ada junior yang baru dia kenal meminta nomor handphonenya, jika yang minta cewek maka oke saja.

Sepertinya Phuwin tidak ingat dengan kejadian satu tahun yang lalu, wajar sih mengingat penampilan Pond berubah banyak. Dia yang dulunya kutu buku punya sekarang sudah tampan cerah bak artis populer.

"Siapa tahu suatu hari aku butuh bantuan phi begitu juga sebaliknya!" Terang Pond berharap penjelasannya diterima oleh logika Phuwin.

Phuwin manggut-manggut, diapun memberikan nomor handphonenya kepada Pond.

"Hanya nomorku, lalu bagaimana dengan nomor temanku. Memangnya suatu hari kamu tidak butuh bantuannya?" Tanya Phuwin heran.

Nanon dan Jan hanya bisa mengulum senyum, Phuwin terlalu lelet, sama seperti Perth. Seharusnya Perth bisa tahu mengenai perasaan Blue untuk dirinya.

Pond menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal hingga akhirnya dia memutuskan untuk meminta nomor Perth.

"Hi cantik!" Sapa Pawat kepada Nanon yang sedang bertukar kata dengan Perth dan Jan.

Pawat mengusap kepala Nanon begitu saja seraya menaikkan sekilas alis matanya.

Nanon segera menepis tangan Pawat, dia risih dengan Pawat yang sudah beberapa hari ini selalu menganggu dirinya.

Pawat tidak datang sendiri, melainkan dia datang bersama Mark dan Jane.

Karena ada Mark dan Jane di sana sehingga tempat mereka pun mulai ramai.

Pond sendiri sudah duduk di sisi Phuwin, dan yang lainnya duduk di depan Pond sehingga Mark dan Perth duduk berhadap-hadapan.

"Tangannya gak usah resek!" Omel Nanon sambil memukul tangan Pawat yang meremas paha Nanon. Pawat ini memang  buaya yang tidak peduli dengan jenis kelamin, dia biseksual.

Sebenarnya Perth ingin bertanya perihal Blue kepada Mark tapi dia tahan, dia tidak mau Mark salah paham.

Sedangkan di sisi lain, Blue sedang makan siang dengan Mew di restoran. Sebenarnya dia ingin menolak tapi karena Mew itu senior serta rekan kerjanya di drama series kali ini maka terpaksa dia terima sekaligus untuk mendekatkan dirinya dengan Mew supaya dia tidak begitu kesulitan saat beradu akting dengan Mew nanti mengingat drama series itu mereka sepasang kekasih.

Stay With Me - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang