11 : Lost

371 61 7
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sampai saat ini Saint dan Mew masih menjalani hukuman dari orang tuanya, dia tidak boleh keluar rumah selama 3 bulan. Bahkan handphone beserta alat elektronik lainnya mereka sita.

Sengaja mereka hukum agar tidak terjadi bentrokan antara keluarga mereka dengan keluarga Tangwancharoen, bukan karena takut hanya saja mereka tidak ingin saling mengusik apalagi mencari musuh, hidup ini sudah cukup sulit sekalipun tidak ada musuh apalagi ada musuh.

"Bukankah kamu yang meninggalkan Perth, terus kenapa sekarang minta balikan lagi? Asal kamu tahu, Perth sudah bahagia dengan Blue, jadi berhentilah mengusik mereka," Ucap Mark ingin Saint ikhlas melepas Perth dengan yang lain serta memulai awal baru lagi untuk kisah cintanya, tapi bukan dengan Perth.

Mereka bicara di balkon kamar Saint dibawah cahaya rembulan purnama nan temaram.

"Fyiuhhh..." Saint menghembuskan asap rokoknya ke udara, dia sedang mencari kata-kata terbaik untuk membalas perkataan Mark.

"Saint, bagiku Perth itu sudah seperti adikku sendiri! So please, sudahi ini semua selagi aku masih memintanya dengan baik. Lagipula bukan hanya dia seorang cinta di dunia ini dan bukan hal yang sulit bagimu untuk menemukan cinta yang lain mengingat betapa banyaknya cinta menginginkan dirimu!" Sebenarnya Mark sudah lelah memberi Saint nasehat, Mark bukanlah pria penyabar apalagi pria baik hati seperti yang orang pikir.

"Memang aku yang meninggalkan dia karena aku pikir aku tidak mencintai dia, namun nyatanya aku mencintai dia. Lalu salah ya jika aku memperjuangkan cintaku?" Balas Saint apa adanya, dia menatap langsung manik hitam Mark.

Mark menghela nafas berat, speechless dia.

Kini Mark mengusap kasar wajahnya sendiri, kemudian dia tatap lagi Saint, adik tirinya yang awalnya pacaran dengan Perth sebagai pelarian.

"Tidak salah, tapi terkadang kita harus tahu kapan harus berhenti memperjuangkan cinta kita mengingat orang yang kita cintai hidup bahagia bersama pilihan hatinya. Bukankah tujuan kita mencintai seseorang itu untuk membuat dia bahagia sekalipun bukan dengan kita dia bahagia."

"Tapi aku ingin dia bahagia denganku! Tidak boleh dengan yang lain, hanya boleh denganku!" Respon Saint cepat.

"Kalau begitu, itu bukan cinta namanya, tapi pemaksaan!"

"Terserah! Yang pasti aku tidak akan mundur untuk memilikinya!" Baru saja kata-kata itu selesai terucap dari bibir Saint, Mark langsung memukul wajah tampan Saint hingga membuat Saint terjengkang ke belakang.

"Harus pakai bahasa apalagi aku bicara kepadamu agar kamu mengerti, HAH?!" Maki Mark nanar seraya mencengkeram erat kerah baju Saint, detik berikutnya mereka saling baku hantam dan berakhir begitu dua-duanya sama-sama tumbang akibat kelelahan. Wajah tampan rupawan mereka jangan di tanyakan lagi, sudah bonyok.

⏩⏩

Perth membuka matanya, rasanya dia lelah sekali, gimana tidak lelah. Semalam mereka bercinta hingga beberapa ronde.

Dia bangun dalam pangkuan prianya. Perth mengucek-ngucek matanya seraya menatap prianya yang sedang menelepon dengan seseorang. Sepertinya direktur agensinya, yah pernyataan Blue waktu itu membuat heboh dunia entertainment.

"Pagi sayang!" Sapa Blue sumringah kemudian dia kecup pucuk kepala Perth. Selanjutnya dia kembali bicara dengan lawan bicaranya di telepon.

Melihat Blue masih sibuk menelepon, sehingga Perth hanya bisa merebahkan kepalanya di dada bidang Blue, menunggu Blue sampai selesai menelepon.

Stay With Me - ENDWhere stories live. Discover now