13. Pembalasan 🔞🔞

Start from the beginning
                                    

Satu yang dia lupakan, dia masih dalam pelukanku, masih dalam kekuasaanku.

"Mas mau minum dari bibir kamuu" tunjukku ke bibirnya yang basah.

Secepat kilat aku mengangkat tubuhnya dan menahannya di dinding. Kali ini gak semudah itu aku lepaskan walaupun dia sempet kasih penolakan.

Sedikit memberontak tapi nyatanya Jiel tetap pasrah ketika ciumanku mulai menggerayangi hampir disetiap sisi wajahnya juga Menjalar ke leher.

Muah.. muuah... muuah.. muuah.. muuah.. muuah.. Mmmmmmuuuuaaahhh.... Muah.. muuah... muuah.. muuah.. muuah.. muuah.. Mmmmmuuuaaaaaaahhhhhh..

Ingat, dia sukanya kalau nyium pipi harus sampai bunyi...

Dia yang aku mainin pipinya, akhirnya bisa tersenyum geli juga.

Dia betah bermanis-manis tapi punyaku sudah gak bisa ditawar lagi, kasian yang dari tadi meringkuk sudah minta segera dibebaskan.

Aku menggendong Jiel sampai sofa, mendudukkanya dipangkuanku. Merayunya untuk membagi ciumannya.

"Kiss me please.... "

Dan dianya tersipu patuh, menyimpan wajahku di kedua telapak tangannya, menatapku dengan penuh arti, seolah hanya aku satu penghuni ruang dalam fikirannya saat ini.

Tiba-tiba ditatap sendu seperti ini membuatku mendadak Kaku,

Dengan kedua ibu jarinya dia mengusap kedua alisku, membelai lembut kelopak mataku, memainkan hidungku.
senyumnya merekah ketika melakukan itu. Matanya seperti bayi yang sedang mengagumi ibunya.

Licik sekali dia, Tidakkah dia tau bahwa ketulusan yang dia perlihatkan saat ini sudah mempertanyakan segala egoku,
Gak tega jadinya kakak El.....,
Yang lagi mode polos begini, mana berani aku bikin dia mendesah. Vibesnya justru minta dipuk-puk banget.

Pliss, binal dikit deh El, kasian pacar ini lhooo.... Kemana perginya El yang usil tadi?? Ayolaaaaah....

Puas melembut di wajahku, seolah dia mulai tau apa yang aku pikir, dia mengecup keningku lembut, turun di kedua mataku, kanan dan kiri bergantian.
Hidung dan pipi juga, terakhir sedikit mrngangkat daguku dan memberi kecupan cepat dibibirku. Tidak mengulumnya, juga tidak menghisapnya, hanya sekedar gigitan kecil, Lalu dia tersenyum, masih dengan menatapku sayu mengintari setiap fitur wajahku...

"I Want more El... " rengekku, semoga dia berbelas kasih. Karna disaat begini, musuh terbesarku adalah Jazziel yang sedang mode Bayik seperti ini, gak tega! Sumpah gak tega!!!

"Katakan dengan bahasa yang benar, aku bisa melakukan apapun yang kamu minta..... " begitu dia menggodaku, bisa-bisanya dia menyapu bibirku dengan lidah sejuknya, secepat kilat, lalu ibu jarinya mengusap dan sedikit memainkan sudut bibirku.

Auranya yang tadi cerah berangsur semakin berkabut. Kerlingan matanya sudah beda makna.
Nah, gini kan enaaak.... Binal pada tempatnya! Disaat yang tepat!

Apa yang dia maksud dengan memperbaiki bahasa? Sempet aku bingung, tapi aku akan mencoba sebisaku:

"Adek Jiel, Mas Andra pengen di Sun boleh?"

Gak disangka, bayi yang lagi gak bisa ditebak itu akhirnya sekali lagi patuh. Dia menyeringai ketika mendengar kalimatku barusan, dan mulai menautkan bibirnya ke bibirku dengan lembut. Tak ada penekanan, hanya seperti pelan menikmati plumpy dan mengakhirinya dengan menggigit sedikit bibir bawahku.

"Do it again, Mas Andra...." perintahnya mesra dengan memainkan rambutku. Jangan lupakan bibir bawahnya yang dia mainkan.

"Adeek... Give me more. Mas andra pengen adek Jiel"

KENANDRA ✅Where stories live. Discover now