Chapter 5 Menembus Awan

16 2 0
                                    


Ketika Bai Qi berjalan keluar dari markas Satuan Pertahanan Gaib Kerajaan hari telah senja, dan di tepi langit telah menampakkan awan-awan yang bersemburat merah.

Ia melihat alat pengikat iblis dan jimat pertahanan gaib di tangannya, lalu teringat pandangan keterkejutan dan wajah gembira dari setiap orang yang melihat tadi. Dan pikirannya sedikit melayang.

Sejak hari ini, ia telah menjadi anggota dari Satuan Pertahanan Gaib Kerajaan .... Ayahandanya tak lama lagi pasti telah mendengar berita tersebut. Tak tahu ayahandanya akan berpikir bagaimana?

Prasangka sebelumnya bagaikan sebilah belati yang telah menancap di hati. Namun di tengah-tengah pertempuran di Jurang Iblis yang belum lama terjadi, ia telah melihat hal-hal lain.

Sebenarnya apa itu kebenaran, apa itu kepalsuan, atau dengan kata lain, apakah keadilan itu selamanya hanya ada satu bentuk saja?

Bai Qi menggeleng-geleng, ia pun tak memikirkannya lagi.

Cahaya matahari terbenam menerpa mata ambernya, memantulkan pemandangan yang tak ia harapkan. Pemandangan di ujung Jalan Langit Jiuhua, tampak seorang gadis remaja yang menari di atas Anjungan Yinling.

Bai Qi terkejut, ia menyipitkan sepasang matanya, berusaha melihat lebih jelas.

Bai menenangkan diri, pandangannya menyapu rumah-rumah dan pasar di Jalan Langit Jiuhua, dan tiba di Anjungan Yinling yang menjulang tinggi.

Tak ada seorang pun yang berlutut menyembah, dan tak ada seorang pun yang menari.

Tiba-tiba saja berjuta-juta emosi meluap-luap di hatinya, bergulung-gulung, meraung-raung, namun tiada orang yang tahu.

Ia teringat wajah seorang gadis dan gaya menarinya yang canggung, juga ekspresinya saat menunjuk pada pedang pinjaman itu sambil berkata, "Pedang ini bagimu sangat penting, kan?"

Bai Qi lalu menyimpan alat pengikat iblis dan jimat pertahanan gaib tersebut, lalu berbalik ia pergi ke arah pinggiran kota.

Bai Qi sekali lagi mendatangi gua itu. Semak belukar yang tumbuh di depan mulut gua itu telah tumbuh makin tebal dan lebat. Bai Qi harus mengerahkan tenaga barulah ia dapat menemukan pintu masuknya.

Waktu berlalu seperti air mengalir, sejak saat meminjam pedang itu, Bai Qi jadi sering mendatangi gua ini dari waktu ke waktu. Di sinilah ia melewatkan masa remajanya, menyimpan rahasianya, dan sebuah janji.

Kata-kata yang terukir pada dinding gua itu nyaris tak terbaca jelas lagi, namun ia tak tahu, harus berapa lama lagi ia menunggu, sampai mereka berjodoh untuk bertemu kembali.

Bai Qi menyandarkan tubuhnya pada dinding gua, lalu dengan ujung jarinya menyentuh pedang di pinggangnya.

Bai Qi, " .... Aku kini telah bergabung dengan Satuan Pertahanan Gaib Kerajaan."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BoundlessWhere stories live. Discover now