Chapter 1 Mengandalkan Angin

54 2 0
                                    

Cahaya bulan remang-remang, lampion yang tiba-tiba menyala, menerangi langit malam Kerajaan Xiyue.

Seekor merpati putih mengepak-ngepakkan sayapnya. Ia terbang melintasi cahaya malam, melayang di angkasa Kota Yan.

Merpati itu melewati ujung jalan dan lorong-lorong di kota, melintasi berbagai bangunan dengan tembok bata putih dan atap keramik biru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Merpati itu melewati ujung jalan dan lorong-lorong di kota, melintasi berbagai bangunan dengan tembok bata putih dan atap keramik biru. Lalu ia terbang melalui Anjungan Yinling yang sunyi-sepi, tiada seorang pun. Juga terbang melalui Wisma Tiga Mimpi yang luar biasa ramai. Akhirnya, ia hinggap di sebuah jendela kayu.

Si Merpati berhenti di ambang jendela, mengeluarkan suara "kur-kur". Sepasang mata bagaikan dua butir kacang merah, memandang ke arah pembaringan.

Kamar itu hanya diterangi dengan sebatang lilin yang bersinar lemah. Di tengah kegelapan, orang di atas tempat tidur itu beringsut sejenak.

 Di tengah kegelapan, orang di atas tempat tidur itu beringsut sejenak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bai Qi Remaja : "Xiaobai?"

Mendengar suara tersebut, merpati itu bersuara beberapa kali. Bai Qi segera bangun, ia mengenakan mantelnya, lalu berjalan menuju ke tepi jendela.

Bai Qi mengulurkan tangannya, mengelus bulu sayap merpati putih itu. Lalu ia sedikit mengeryitkan alis, matanya menangkap sebuah cahaya, yang membuat mata berpupil amber itu berpendar-pendar di tengah suasana malam.

Bai Qi Remaja : "... Ada iblis?"

Bai Qi baru selesai berkata, merpati putih itu membentangkan sayapnya dan terbang keluar dari ambang jendela. Merpati itu terbang berputar-putar di arah Timur Laut, namun ia terbang tidak begitu jauh.

Bai Qi paham, lalu ia mengambil pedang yang terletak di atas meja kecil. Dan dengan melompati ambang jendela, ia melambung ke udara, dan mendarat di atas atap rumah.

Bai Qi Remaja : "Ayo, berangkat!"

Cahaya malam Kota Yan, memantul di matanya, padahal dalam cahaya terang tersebut tersembunyi kesuraman. Warna-warni cahaya yang memantul dari mata Bai Qi, dalam sekejap menyebar.

Merpati itu yang pada awalnya terbang di atas kepala, seperti teringat sesuatu, sekali lagi ia terbang masuk ke dalam rumah. Ia lalu mematuk pita sutra pengikat iblis yang jatuh tercecer di sebelah meja. Kemudian ia menyusul Bai Qi.

BoundlessWhere stories live. Discover now