" Katanya cuma sahabat tapi kok bengong?"

"Apa sih Git, udah ah." Rieta mendengus kemudian memasang earphone dengan sebal.

Sagita tersenyum jahil, dia termasuk golongan orang yang tidak percaya dengan persahabatan laki-laki dan perempuan tanpa adanya perasaan.

" Kevin ganteng sih, tapi dia cuek banget. Cuma ke elo doang dia yang enggak cuek, sikap dia yang seperti itu terkadang membuat banyak orang salah paham-" Sagita menyandarkan punggungnya ke sanderan kursi, menatap sekeliling stadion yang sudah mulai sesak.

Rieta masih bisa mendengar apa yang Sagita katakan. Toh, dia tidak mendengarkan musik, hanya memakai earphone untuk menghindari topik ini.

"Gue sam-"

" Lo sama Kevin cuma sahabatan jadi wajar kalau dia perhatian." Potong Sagita " Itu kan yang mau Lo bilang? Gue Udah hapal"

Rieta hanya menyengir mendengar ucapan Sagita, memang begitu adanya. Mereka akan terus berada di balik topeng persahabatan. Selamanya akan tetap begitu, Rieta sudah menanamkan itu dalam hati sejak lama. Sejak pertama kali perasaan itu hadir.

" Selamat pagi semua!" Sapa pak Agus selaku kepala sekolah SMA 3 Nusa.

Kedatangan pak Agus memutus obrolan mereka.

"Pagi pak" balas mereka semua kompak. Gemuruh suara dari ratusan penonton membuat suasana pagi itu sangat meriah.

" Tahun ini sekolah kita kembali mendapat kehormatan sebagai tuan rumah Dalam perlombaan renang antar sekolah yang diadakan setahun sekali. Sebelum perlombaan ini dimulai marilah kita berdoa kepada Tuhan YME Menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai"

Semua orang berdoa dengan khidmat. Rieta tidak luput menyematkan nama Kevin dalam doanya agar diberi keselamatan dalam perlombaan nanti dan juga diberi kesempatan untuk menang. Walaupun Rieta sendiri yakin Kevin akan menang, dia tahu seberapa jago sahabatnya itu dalam renang. Eeh, bukankah Kevin memang jago dalam segala hal.

Setelah selesai berdoa peserta lomba melakukan pemanasan. Kevin pemanasan sambil melirik kearah Rieta.

" Semangat, Vin." Rieta mengepalkan tangan kemudian mengangkat keudara.

Kevin memberi tanda oke sambil tersenyum. Cowok keturunan Amerika itu lebih bersemangat setelah Rieta memberinya semangat. Melihat senyum tulus gadis itu menambah energi Kevin.

" Kevin emang beda ya kalau sama lo" Celetuk seseorang dibelakang Rieta.

Rieta dan Sagita menoleh, di belakang mereka Aurel dan ketiga temannya menatap Rieta sinis.

" pasti mereka mau ngajak ribut nih" gumam Sagita dongkol.

"Biarin aja" Kata Rieta cuek, kembali menghadap kedepan. Lima peserta pertama sudah berada di kolam renang. Kevin sendiri mendapat nomor 7, kemungkinan akan bertanding setelah round pertama selesai.

" Lo bisa enggak usah nempel terus sama Kevin? Gue risih lihatnya." bisik Aurel dari belakang.

"Gue lebih risih ngelihat lo ngejar Kevin padahal enggak pernah di tanggapi" Balas Rieta sinis.

Ini bukan pertama kalinya mereka saling melemparkan ujaran kebencian. Sejak awal Aurel mengejar Kevin, mereka sudah mengibarkan bendera perang.

Banyak perempuan yang mengejar Kevin namun tidak ada yang lebih menyebalkan dari Aurel.

Rieta belum sampai ke tahap membenci Aurel. Tapi, ia amat tidak menyukai perempuan berdandan menor itu.

"Diam kan lo? Makanya banyakin sadar diri" Sindir Sagita.

"Heh, Lo enggak usah ikut campur" Bentak Aurel.

"Wah, berani lo sama gue" Sagita bangkit dari duduknya, ia sudah terlanjur emosi. Ingin sekali menjambak rambut Aurel.

"Apa Lo?" Tantang Aurel.

Sagita yang sudah terlanjur emosi menjambak rambut Aurel.

Aurel tidak hanya diam, dia juga balas menarik rambut Sagita. Terjadilah aksi tarik menarik rambut ditengah perlombaan renang yang sedang berlangsung.

Semua orang sudah memusatkan perhatian pada mereka. Ada yang melongo heran dan kebanyakan merekam kejadian tersebut.

Rieta dan kedua teman Aurel berusaha melerai mereka. Namun mereka seperti tidak mau dipisahkan.

"SAGITA! AUREL! HENTIKAN! APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?" Teriakan menggelegar buk Aini selaku guru BK berhasil membuat Sagita dan Aurel berhenti.

"Kalian ikut saya ke BK, sekarang!" Perintah buk Aini.

"Kalian bertiga juga ikut" buk Aini menunjuk Rieta dan kedua teman Aurel yang bernama Nana dan Fani.

Rieta hanya bisa menghela nafas sambil mengikuti buk Aini ke ruang BK.

                                ***

LDRWhere stories live. Discover now