IWAIZUMI, BANGUNLAH...

Start from the beginning
                                    

"Mimisan, ya?" Gumam Shinsuke. Ia menopang tubuh Osamu, dan berusaha membuat tubuh Osamu duduk dengan tegak. Saat itu Oikawa dan Shirabu juga ikut membantunya.

Dengan tetap tegak, Shinsuke berharap bisa mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah hidung Osamu. Hal itu juga bisa mencegah darah supaya tidak keluar semakin banyak.

Mencondongkan tubuh juga dapat mencegah darah masuk kembali ke hidung, atau saluran pernapasan, atau tertelan. Karena jika sampai terjadi, hal itu bisa membuat saluran pencernaan mengalami iritasi.

"Coba bernapas pelan-pelan, lewat mulut." Saran Oikawa.

Sesekali, Oikawa mencubit-cubit pelan hidung Osamu. Bukan tanpa alasan ia melakukannya, tapi hal itu berguna untuk memberikan tekanan pada titik pendarahan di septum hidung agar darah berhenti mengalir.

Osamu merasa bahwa tubuhnya lemas sekali. Bisa dibilang, ia kehilangan banyak darah. Semua itu terjadi secara tiba-tiba, membuat Osamu tidak dapat berbuat apapun.

Berkat bantuan Shinsuke dan yang lainnya, pendarahan pada hidung Osamu berhasil berhenti. Ia juga sudah bisa menopang tubuhnya sendiri, meskipun Atsumu tetap membantunya untuk mencegah tubuh Osamu jatuh kearah manapun.

"jangan ditahan, langsung bilang gue kalau badan lo terasa nggak enak." Atsumu segera mendekap Osamu. Ia bisa merasakan debaran jantung Osamu yang bergerak cepat, membuatnya ikut merasa gelisah.

"Minta tissuenya, ya?" Shirabu mengambil tissue yang ada diatas meja, kemudian memberikannya kepada Shinsuke dan juga Oikawa. Kedua tangan mereka terkena darah yang berasal dari hidung Osamu.

"Kak... Makasih, ya." Osamu tersenyum, meskipun kedua kelopak matanya tidak terbuka dengan sempurna.

Shinsuke dan Oikawa tersenyum tipis. Mereka senang karena bisa membantu.

"Bukankah kita harus kembali?" Shirabu melirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Lebih tepatnya, ia mengingatkan Oikawa dan Shinsuke- kalau Pak Keishin mungkin akan mengamuk karena mereka pergi terlalu lama.

"Boleh, tapi kita anter Iwa ke kamarnya Kenma dulu." Pinta Oikawa.

"Biarin Kak Iwa disini, gue bisa jagain dia selama kalian pergi." Saran Atsumu. Ia menganggap cara itu sebagai bentuk terimakasihnya karena sudah menolong Osamu.

Akan tetapi Shinsuke segera menggeleng. "... Lo cukup jagain Osamu. Dia lebih butuh perhatian lo. Ngejagain Iwaizumi bisa bikin Lo kurang istirahat." Katanya kemudian.

Atsumu tidak bisa membantahnya.

Semua itu sedikit diluar dugaan Oikawa. Ia ingat ketika Shinsuke mengatakan, bahwa Oikawa tidak boleh sembarangan menuduh Atsumu. Tapi sekarang, Shinsuke menolak seolah-olah baru memiliki kewaspadaan kepada Atsumu.

"Kalau begitu kita pamit, ya."

*****

Mereka berempat sampai didepan ruangan Kenma. Beberapa kali Shirabu mengetuk pintu, tapi Kenma tak kunjung membukakan pintu untuk mereka. Hal itu membuat Oikawa berinisiatif untuk menelepon Kenma, lalu memintanya untuk segera membukakan pintu.

Dugaan Oikawa, mungkin saja makhluk-makhluk itu sempat mengetuk ruangan ini, dan menyamar sebagai Iwaizumi. Tapi Kenma menyadari hal itu, dan tidak membukakan pintunya.

Bisa dibilang, Oikawa kagum pada kecerdasan serta kepekaan Kenma terhadap situasi yang ada. Kenma tidak memerlukan mata batin sepertinya untuk bertidak, dan itu merupakan suatu kelebihan yang menguntungkan.

"A-apa yang terjadi?" Kenma tak berhenti mengerjapkan kedua matanya, setelah melihat luka pada wajah Iwaizumi.

"Dugaan Lo tepat, dan untungnya gue sampe toilet tepat waktu." Oikawa menggaruk-garuk kepalanya. Ia tidak bisa membayangkan apabila Kenma tidak mengirimkan pesan, dan memintanya untuk segera menyusul Iwaizumi.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Where stories live. Discover now