"Kau pikir rumah mana yang bisa berpindah dengan sendirinya?" -Jaehyuk.

Hyunsuk tertawa kecil. "Kupikir, rumah itu akan digusur karena tak ada yang menempatinya. Ayahku juga sudah berpesan seperti itu, tapi Paman Jeon tetap mempertahankannya."

"Tapi, bagus 'kan? Berkat rumah ini kita tak perlu menyewa tempat untuk menginap," Yedam mengimbuhi.

Dari satu Minggu lalu, perusahaan sudah merencanakan tempat kunjungan Treasure yang akan dijadikan untuk bahan konten. Alih-alih mengunjungi negara lain, para member lebih setuju jika mengunjungi tepat terpencil yang bisa dipromosikan.

Inilah, desa tempat bersemayamnya Hyunsuk di tiga tahun yang lalu. Kota Namwon di desa Pallang lebih tepatnya. Pandangan sekitar antara lain pepohonan rindang, serta hamparan bunga Royal Azalea yang menjadi ciri khas kota itu.

Hyunsuk tak akan pernah lupa.

Tepat terparkirnya 2 mobil Van dari perusahaan elit itu, semua orang kini sibuk membereskan barang bawaan untuk dibawa masuk ke dalam rumah. Rumah yang dulu atas nama Hyunsuk, sekarang berpindah pada nama keluarga dengan marga Jeon.

Hyunsuk memberikan senyuman hangat kala mendapati pemilik marga itu datang sumringah menyambut kedatangannya.

"Aigoo ... Choi Hyunsuk, lama tidak bertemu. Kenapa mendadak sekali memberitahu akan datang? Kami jadi tak menyiapkan banyak hal untuk kalian."

"Tidak Ahjussi, tidak usah repot-repot. Rumah itu masih terjaga dengan baik saja saya sangat berterima kasih," jawab Hyunsuk.

Hyemi datang dan memberi pelukan. Tidak bisa dipungkiri betapa rindunya ia pada sosok pemuda di depannya ini yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri.

"Ayo masuk dulu. Rumahnya masih dalam penataan."

Setelah dapat izin dari sang meneger, 12 member itu mengunjungi rumah keluarga Jeon. Baru saja masuk, sudah disambut oleh suara mengalun indah entah dari mana asalnya. Suara itu tak terlalu kentara, namun jelas terdengar itu adalah suara nyanyian seorang wanita.

Hyemi jadi tak enak hati. "Aaah.... Maaf ya, itu suara putriku. Sepertinya dia tidak tahu sedang ada tamu."

"Apa itu Heejin?" tanya Hyunsuk spontan.

"Iya, dia suka menyanyi." Jawab sang ayah.

Dan saat itulah Treasure Member berekspresi tak percaya. "Nenek Lampir itu?" Junkyu berdesis.

"Ssshhhtttt Junkyu mulutmu!!"

Untung Jihoon dan Junkyu duduk di bagian paling pojok, jadi bisikan itu semoga saja tak didengar oleh siapa pun.

"Dari dulu memang suaranya sudah bagus...." Hyunsuk tak kaget lagi dengan fakta yang Haewon katakan.

Mereka tampak asik berbincang satu sama lain. Para member menikmati obrolan itu bersama ayah Heejin. Sementara Hyunsuk tak luput pengamatannya dari nyanyian samar-samar yang masih terdengar.

Selang beberapa saat, ada yang menoel bahu Hyunsuk. Pemuda itu menoleh menemukan Hyemi, beliau berbicara pelan, "Temui Heejin sebentar."

Hyunsuk mengikuti langkah bibinya. Tanpa membuyarkan obrolan teman-temannya, perbincangan mereka tetap meriah dengan ayah Heejin yang memimpin.

Setelah menunjukkan ruangannya, Hyemi kembali turun karena harus membawa suguhan untuk tamunya di lantai bawah.

Hyunsuk termenung sejenak, suara Heejin terdengar semakin jelas, merdu dan mendayu indah bak penyanyi internasional.
Pintu ruangan itu sedikit terbuka, pantas saja nyanyiannya terdengar ke mana-mana. Hyunsuk menarik ujung bibirnya, dari celah pintu dia bisa melihat gadis itu sedang berhadapan dengan mic diiringi alunan nada.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें