3 - fin

30 5 1
                                    

Ada beberapa hal yang diatur di masa depan dan tidak dapat diubah. Ada beberapa hal yang saya harap dapat saya ubah tetapi bahkan saya, penjelajah waktu, yang telah bolak balik dalam waktu, tidak dapat memperbaikinya.

- PomeroSays -

_____

Angin bertiup kencang. Sebentar lagi musim dingin. Entah kenapa aku merasa hampa setelah memutuskan untuk berhenti dari tempat kerja. Belakangan ini aku banyak termenung karena tak memiliki kegiatan yang menyibukkan yang mampu membuatku lupa waktu.

Kini aku memutuskan untuk keluar, senja hampir datang. Sudah 2 minggu aku tinggal di sini di dekat pantai laut timur. Setiap pagi aku bisa mendengar suara kicauan burung dan ombak yang saling bersahutan. Aku suka tinggal di sini. Namun terkadang laut lepas ini membuatku merasa sedih. Tetapi aku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kesedihanku membuncah dan naik kepermukaan.

Aku sama sekali tidak menyesal setelah memutuskan untuk berhenti. Hanya saja kekosongan serta kesedihan ini benar-benar mulai mengganggu mood serta aktivitasku hingga segala keresahanku ini berakhir tatkala aku melihat seorang wanita berambut panjang tengah bermain pasir serta ombak yang perlahan menyentuh kakinya. Dia seorang diri memakai coat berwarna hitam serta scarft berwarna putih tulang. Langkah kakiku tak sadar membawaku datang menghampirinya, aku tidak tahu apa yang menggerakkan hatiku, namun jiwaku seolah tahu ke mana kakiku harus melangkah.

Namun setelah wanita itu menoleh ke belakang, ketika iris kami saling bertatapan. Pening hebat menghantamku, ada banyak hal yang terputar bak film lawas di kepalaku. Senyum, suara, serta ekspresi marah wanita itu mulai membayangiku dengan jelas. Hingga tubuhku limbung dan bersimpuh di atas permukaan pasir. Tak lama setelah itu, "Anda baik-baik saja? Tuan! Sadarlah! Tuan!"
Kucengkram kuat tangannya hingga kesadaranku mulai penuh. "Sa Da.." lirihku namun aku tidak berani menatapnya.

"Anda tidak apa-apa?" Beberapa sekon kemudian setelah aku menyeka air mataku, aku menatap wajah hingga masuk ke dalam matanya. Wajah yang kurindukan, Sa Da, entah kenapa perasaanku melunak hingga aku begitu sentimental ingin langsung memeluknya. Aku ingat wajah ini tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas hubungan seperti apa yang pernah kami jalani. Hingga akhirnya aku sadar bahwa aku dan Sa Da tidak pernah bisa bersama sekeras apapun aku mencoba untuk kembali padanya ketika seorang anak laki-laki yang mungkin berusia 5 tahun berlari disusul seorang pria yang baru kutahu pria itu adalah ayah dari anak tersebut memanggil wanita yang ada di depanku ini, "Ibu! Kami mendapatkan hotpack nya!"

"Oh?? Benarkah??" Senyum Sa Da tampak berbeda, ada kebahagiaan yang teramat jelas ketika menatap dua orang yang tengah berjalan mendekat ke arahnya. "Tuan, sebaiknya Anda tidak berada di pantai ini. Nanti bisa terserang flu." Katanya sembari tersenyum. Lalu Sa Da pergi meninggalkanku sekali lagi dengan senyum yang begitu tulus sembari memeluk manja pria itu. <>

Senin, 6 Juni 2022

anocein : jhs ✔️Where stories live. Discover now