"Aku nggak mati," ujar Subin kesal. "Aku hidup, lihat ini."

Disaat itu, Taeyong masuk ke dalam ruang rawat Subin dengan wajah kacau. "Rekaman saat Subin diserang nggak ada, terakhir cuma saat Subin diseret entah kemana."

"Iya, aku diseret tiba-tiba, jadi aku juga nggak punya waktu untuk melawan," tambah Subin, "tapi aku melukai orang itu."

"Dimana?" tanya Jun dengan cepat. "Dimana kamu melukainya?"

"Telapak tangannya, di tangan kiri. Sepertinya aku sempat melukainya dengan pisau yang dia pakai untuk menusukku."

"Taeyong hyung," panggil Jun.

"Iya, aku akan perkecil pencarian untuk tiga hari ke depan," ujar Taeyong dan segera keluar dari ruangan, sibuk dengan teleponnya.

"Kalian bertiga akan kupulangkan ke Korea besok pagi. Pokoknya tetap pantau keadaan di Korea, minta beberapa tim untuk berjaga-jaga di sekitar bandara selama seminggu kedepan."

"Bertiga?" tanya Jungwoo. "Aku, Subin, dan Shuya?"

"Iya. Subin sudah bisa meninggalkan rumah sakit besok pagi, lagipula dia harus istirahat penuh di markas dan kamu harus menjaganya."

"Terus Shuya?"

"Shuya ada ujian lusa depan, dia harus pulang."

Shuya mengerjap-erjap bingung. Shuya tau bahwa pria bernama lengkap Moon Junhwi itu memang kelewat perhatian pada anggota timnya, tapi apa harus sampai mengetahui kapan dirinya ujian?

"Jungwoo, berjagalah disini, temani Subin. Shuya, kamu kembali ke hotel, bereskan barang-barangmu."

"Aku juga perlu beres-beres," keluh Jungwoo.

"Kamu cuma bawa diri kesini, Kim Jungwoo," ujar Jun kesal. "Jangan banyak protes. Lakukan perintahku. Shuya, ayo."

Shuya akhirnya mengikuti Jun tanpa bicara apapun untuk kembali ke hotel agar bisa membereskan barang-barangnya.

Walaupun sepanjang perjalanan Jun tidak bicara apa-apa, tapi Shuya sudah bisa menebak jika pria itu punya banyak pikiran ruwet yang pasti tidak mau dibagi padanya. Jun punya tanggung jawab yang besar dan pria itu tidak mau berbagi dengan siapapun, makanya Shuya juga tidak akan memaksa pria itu untuk buka mulut.

"Tolong jaga anak-anak," pinta Jun saat menurunkan Shuya di depan hotel.

"Iya."

"Kalau bisa tolong antar jemput Junpyo, temani Junha memikirkan soal kegiatan klubnya, dan bantu Junho untuk belajar."

"Iya, aku mengerti. Ada lagi?"

"Semangat untuk ujianmu. Sampai jumpa."

Shuya memandang mobil Jun yang mulai menjauhi hotel, sejujurnya gadis itu tidak berpikir jika Jun bisa jadi Ayah yang baik dengan pekerjaan yang seperti ini, tapi sepertinya Shuya salah. Pria itu bahkan lebih baik dari dugaannya dan dia juga orang yang cukup perhatian.

"Ya, dia nggak buruk juga."

🔍

Shuya terbang ke Korea Selatan besok paginya bersama Jungwoo dan Subin. Walaupun begitu, Shuya tetap terjebak di dalam markas untuk ditanyai berbagai pertanyaan oleh Seulgi perihal kejadian yang menimpa Subin dan hasil investigasi mereka selama di Jepang hingga malam. Bahkan untuk pertama kalinya, Shuya baru mengakui bahwa ucapan Jungwoo ada benarnya saat dirinya diminta menemui Seulgi.

Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]Where stories live. Discover now