CHAPTER XI

850 66 3
                                    

"Yang".

Aldi yang sedang makan siang di kantin mendelik tajam mendengar ucapan Rizal yang sering kali tidak tau tempat.

"Kamu bisa gak mulutnya direm?, Nanti kalo ada yang denger gimana?.

Rizal hanya menaikkan bahunya tanpa perduli dengan ucapannya yang sedikit rancu "ia maaf, lupa gua".

Aldi menghela nafas pelan, ia tau bahwa Rizal tidak perduli kalau hubungannya diketahui oleh orang lain "kamu kenapa tadi manggil?".

"Bokap nyuruh gua buat ngambil jurusan bisnis, tapi gua gak minat. Lu tau gua minat sama musik atau enggak di Disain grafis. Rizal sedikit frustasi dengan pilihan ayahnya tersebut.

"Kamu udah bilang kalo gak mau masuk bisnis?".

"Udah, tapi ya gitu. Lu tau lah akhirnya malah debat tanpa ujung, isinya coba bacotan dia doang".

"Sekarang kamu maunya gimana?, Mau nurutin ayah kamu atau gimana?.

"Gak tau lah, liat nanti aja".

Tidak lama, teman-teman Rizal yang tidak tau diri itu datang dan membuat rusuh dimeja mereka berdua "lu kok ke kantin gak ngajak si nyet?" Rayhan yang Dateng bareng Fadli, Adjie, dan Reza memukul kepala Rizal cukup keras dan membuat rusuh.

"Plakk, sakit nying lu Napa si ngerusuh aja nyet?"Rizal merasa malas melihat para cucunguk kurang belaian mengganggu ketentraman Rizal dan Aldi.

"Ya elu ke kantin kok gak ngajak, malah pacaran sama ayang" Adjie berbicara dengan sinis. Tapi tangannya malah mengambil makanan milik Aldi yang belum dimakan.

Rizal yang melihat tangan Adjie ngambil makanan Aldi menampar tangan Adjie yang tidak tahu diri itu "miskin atau gimana lu, nyomot makanan orang".

"Pelit amat si anjing. Si Aldi nya juga gak masalah gua ngambil makanannya, Napa lu yang marah".

"Udah ah, ribut mulut kalian. Nih makan aja gapapa" Aldi yang merasa lelah dengan kerusuhan Rizal dan temannya memilih membagi makanannya ke mereka. Anggap aja memberi batuan ke orang yang tidak mampu.

"Tuh, si mamah aja santai kok, elu nya aja yang ribet".

"Bacot lu setan".

***

"Ahh, Zal bentar dulu" Rizal sepertinya tidak perduli, ia terus menyiumi leher jenjang Aldi. Saat ini Aldi dan Rizal sedang berada di sofa, dengan Aldi yang duduk di pangkuan Rizal.

Rizal meremas pinggang Aldi, sedangkan bibirnya sibuk dengan leher jenjang Aldi. Sedangkan Aldi mengalungkan tangannya ke leher Rizal.

Aldi mendongakan kepalanya agar memberi akses untuk Rizal mengeksplor lehernya. Rizal memberikan beberapa kissmark di lehernya.

Setelah bosan dengan leher Rizal kembali dengan bibir Aldi. "Ahh Zalll" suara orang yang sedang berciuman memenuhi ruang tersebut. Hingga tanpa sadar ada yang membuka pintu apartemen.

***

Ayah Rizal tanpa diundang memasuki apartemen Rizal. Hingga ia melihat anaknya sendiri sedang berciuman dengan seorang pria. Ia sangat terkejut dan marah tentunya.

Ayah Rizal langsung menghampiri mereka, dan tanpa aba-aba langsung menampar pipi Rizal sangat keras. Hingga membuat keduanya sangat terkejut.

"Maksud kamu apa kaya gini, saya ngebesarin kamu bukan buat jadi homo!!". Ayah Rizal terlihat sangat marah. Apa lagi saat melihat tanda kemerahan di leher Aldi.

"Yah buk--" ucapan Rizal langsung dipotong oleh ayahnya.

"Kamu keluar dari sini!!!" Gintara selaku ayah Rizal menunjuk Aldi untuk menyuruh nya keluar.

Aldi yang merasa bingung dengan kondisi saat ini karena mereka berdua ketahuan sedang berciuman.

Rizal mencoba memberitahu Aldi untuk pergi dahulu. Agar masalah ini Rizal saja yang mengurus "lu pulang dulu ini biar jadi urusan gua".

"Tapi kamu gim--"

Rizal yang tidak mau dibantah. Mencoba menyuruh Aldi pulang "Gapapa, lu pulang aja" .

Aldi yang merasa Rizal tidak bisa dibantah, memilih mengikuti kemauan Rizal untuk pulang menggunakan gojek. Saat meninggalkan Rizal hatinya sangat yang tidak tenang.

***

"Dia siapa?!!!". Tanpa basa-basi Gintara langsung menanyakan tentang Aldi setelah pergi.

"Cuma temen, bukan apa-apa".

"Temen mana yang sampai ciuman. Kamu kira saya bodoh, saya tidak mau tau putusin dia. Saya gak mau ada bantahan apa pun".

"Yah, aku gak bisa".

Setelah mendengar itu emosi Gintara semakin meningkat "Gak bisa gimana??. Kamu saya biayain pendidikan untuk menjadi orang yang bener, bukan jadi Homo!!".

"Aku tau aku salah. Aku minta maaf, tapi gak semuanya hidupku bisa diatur sama ayah. Ini hidup ku yah, aku yang ngejalanin. Jadi aku mohon untuk bisa Nerima keadaan aku".

"Gak ada. Kalo kamu emang gak bisa putusin dia sekarang. Saya kasih waktu sampai kamu lulus, setelah itu ikut saya untuk kuliah diluar negeri. Saya tidak perduli, mau atau tidak kamu harus ikut saya".

"Yahh, aku mohon" Rizal mencoba terus memohon agar Rizal terus Bisa berhubungan dengan Aldi.

"Saya tidak perduli. Kamu tinggal pilih putus saat lulus atau sekarang dan kita pindah. Ibu kamu kalo tau kelakuan kamu apa gak jantungan hah!!"Setelah mengucapkan itu Gintara langsung pergi tanpa perduli dengan pelihan Rizal.

Sedangkan Rizal sangat terlihat frustasi. Apapun pilihan tetep dia harus pisah sama Aldi "arghhhh, anjing!!" Rizal mengamuk diruang tamu, hingga membuat ruangan tersebut hancur.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

CAMARADERIE (COMPLETED)Where stories live. Discover now