"Kamu pergi sama siapa?" tanya Ergi pada Citra. 

Citra menoleh pada Nadin. "Gue bareng lo ya, Din?" 

"Gue sama cowok gue, sorry ya," jawab Nadin tidak enak. 

"Udah mending lo sama gue aja," ujar Ergi. 

Gracia segera mendekat ke Ergi. "Nanti lo dateng juga ya, Gi, gue tunggu." 

"Gue dateng kok, mungkin sama Citra." 

Mendengar namanya disebut Citra menoleh. "Gue sendiri aja gapapa, lo langsung dateng aja temenin Gracia," jawab Citra semakin canggung. 

Ya, Citra memang tahu jika Gracia sudah menyukai Ergi sejak lama. Tapi sepertinya Ergi tidak menyadari hal itu, malah Kevin yang gencar mendekati Gracia. 

Sedangkan Gracia mendekati Kevin hanya sebagai alat untuk bisa lebih dekat dengan Ergi. 

"Bener kata Citra, lo temenin gue aja." Gracia menyetujui ucapan Citra. 

"Kan udah ada Kevin yang dampingi lo, gue gak bisa biarin Citra pergi sendiri." 

Gracia benar-benar muak saat Ergi terus-menerus menyebutkan nama Citra.

Ergi kemudian memanggil Kevin yang masih berkeliling membagikan birthday card

"Kenapa bro?" tanya Kevin berada tepat di samping Gracia. 

"Nanti pas acara ulang tahun Gracia, lo temenin dia," ujar Ergi, dan langsung mendapat anggukan semangat dari Kevin. 

"Tenang aja, Cia, aku akan selalu nemenin kamu, kok," kata Kevin. Mau tidak mau Gracia hanya bisa tersenyum kikuk. 

Citra menyadari kalau hp nya baru saja bergetar, dia lalu membukanya dan melihat pesan dari Bian. 

Pulang sekolah langsung ke parkiran. 5 menit harus sampe.

Tanpa menjawab Citra kemudian mematikan hpnya. Baru saja ingin bernapas lega, tapi lagi-lagi Bian tidak membiarkan dirinya bebas sedikitpun. 

Gracia menatap Citra dengan nyalang. Bisa-bisanya Citra yang sudah memiliki kekasih masih mendekati Ergi? Benar-benar tidak tahu diri. Apa perempuan itu tidak tahu kalau Ergi dan Bian bersaudara?

Ingin sekali rasanya Gracia memaki gadis itu, tapi tidak mungkin karena masih ada Ergi, dia tidak mau Ergi malah memandangnya buruk. Tapi Gracia tidak bisa membiarkan Citra sampai mendekati Ergi. Bisa-bisa semua perjuangannya selama ini sia-sia.

•••

Setelah bel istirahat berbunyi, Gracia segera mengajak Citra untuk berbicara berdua. Sebenarnya bisa saja dia juga mengajak Nadin, tapi karena ini urusan pribadi jadi Gracia tidak ingin orang lain mengetahuinya. 

Mereka berbicara di tangga, dekat aula sekolah. 

"Lo udah ada, kan, uangnya?" tanya Gracia langsung ke intinya. 

"Ada, ntar malem gue transfer," jawab Citra. 

"Jangan nunggu nanti malem, sekarang aja kan bisa?" 

"Nanti aja, sekarang kan di sekolah." 

"Terus masalahnya apa? Gue gak yakin lo ada yang sebanyak itu." Gracia meremehkan. 

Citra memejamkan mata sejenak, berusaha menahan emosinya. Dia kemudian mengambil ponselnya yang berada di saku, lalu menunjukannya pada Gracia. 

"Udah, kan?" katanya geram. 

"Bagus deh, gue kira lo gak punya uang." Gracia menjeda kalimatnya. "Tapi ngomong-ngomong lo dapet uang sebanyak itu dari mana?" 

Obsesi AsmaraUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum