3. Kisah manis

68 13 3
                                    

.

.

.

.

Lev sibuk memperhatikan jalan, sedang Hinata sibuk berceloteh tentang apapun, sosok bersurai jingga ini memang sangat suka bercerita tentang berbagai macam hal, mulai dari kegiatannya sampai pertanyaan tidak penting yang selalu membuat Lev geleng - geleng kepala ketika mendengar nya.

Contohnya seperti "Lev!! kenapa yaa kok ada orang yang berasumsi kalo pantat itu satu? padahal kan pantat itu dua, jadi sebenernya pantat itu dua atau satu?"

Atau "Lev... kecoa itu bisa menghasilkan susu gak sih? aku liat di internet ada yang jual susu kecoa".

Dan masih banyak lagi pertanyaan tidak penting yang ia lontarkan. Jika sudah seperti itu Lev akan menanggapi pertanyaan kekasihnya dengan jawaban bodoh atau jawaban asal, yang hanya sekedar untuk melihat kekasihnya tertawa, Lev sangat mengistimewakan hubungannya dengan sosok mungil ini, begitupun sebaliknya.

Saat ini mobil nya terhenti karena lampu lalulintas yang berubah merah, Lev merogoh saku celananya mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dengan bentuk hati.

Niatnya hari ini ia akan membawa kekasihnya ke sebuah danau lalu ia akan melamarnya saat matahari terbenam, sungguh skenario yang sangat manis.

Lev kembali memasukkan kotak tersebut ke dalam saku kemudian beralih menatap kekasihnya yang saat ini sedang sibuk memainkan ponselnya, sambil sesekali tersenyum menatap layar ponsel.

Karena merasa diacuhkan lev akhirnya mengelus lembut paha kekasihnya yang hanya dibalut dengan celana jeans pendek.

"Uhmm ngeliatin apa sih sampe pacarnya ini di cuekin"

Hinata segera menoleh ke arah Lev, sebelum akhirnya mencubit punggung tangan lev agar berpindah posisi dari pahanya.

"Tangan lev nakal!! humphh"

Sedang yang dicubit hanya terkekeh, melirik kekasihnya yang sedang menampilkan wajah cemberut.

Bukannya berpindah posisi Lev malah menambah elusan tangannya ke bagian dalam paha. Yang langsung disambut cubitan keras dari sang kekasih, sosok bersurai silver itu meringis.

"Aduhh ampun... aduh sakit.. kok dicubit sih" Lev meringis mengelus - ngelus punggung tangannya.

"Nakal!" Cibir Hinata sambil memajukan bibirnya beberapa senti.

"Kamu juga sengaja kan begitu?" Sindir yang lebih dominan.

"Kok sengaja sih, pikiran kamu tuh yg kemana - mana huuuu" Sahut hinata dengan tangan yang bersidekap didepan dada.

Lev mencubit pipi tembam Hinata dengan gemas, yang kemudian disambut dengan suara rengekan sang kekasih, minta untuk segera dilepas.

"Ih sakit... Lev! lepas gak?!" Rengek si surai jingga meringis memegangi pipinya yang sudah sepenuhnya berubah merah.

"Abis gemes banget.. ini pipi isinya apa sihhh" Masih dengan memainkan pipi tembam Hinata, sedang tangan yang satunya masih berada di stir.

"Iswinya kwupown bwerhawdiah jwutaan bagong" Jawabnya asal

Lev terbahak mendengar jawaban kekasihnya. "Ahahah bagong gak tuh" sambil melepaskan tangannya kemudian segera kembali memegang stir melajukan mobilnya setelah lampu berubah menjadi hijau.

Hinata mendengus sambil melirik kekasihnya yang masih tertawa kecil. Menyadari bahwa kekasihnya sedang marah Lev langsung meraih tangan Hinata, mengecup punggung tangannya dengan singkat. "Maaf ya abis kamu lucu banget aku gak kuat, pengen gigit".

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Makasih udah baca 🧡

SENJAWhere stories live. Discover now