1. Tanda Tanya

122 16 1
                                    


Matahari perlahan mulai menghilang dibawah garis cakrawala disebelah barat, semburat jingga mulai menyapa, hari ini cukup ramai dipenuhi dengan suara klakson dari kendaraan yang saling sahut menyahut, serta kumpulan orang-orang yang mulai meninggalkan rutinitas nya, lain halnya dengan sosok bersurai kelabu yang saat ini sedang berjalan menuju kawasan rumah sakit jiwa yang terletak dipusat kota.

Sesekali ia melihat ke sekeliling rumah sakit, mendapati beberapa dari pasien yang sedang didampingi oleh perawat, langkah kakinya dengan cepat membawanya sampai di sebuah lorong.

Lorong itu terlihat sangat sepi, karena pencahayaan lampu yang sudah meremang membuat lorong terkesan agak gelap,  kakinya melangkah ke arah lorong yang lain sedang netra nya mencari sebuah ruangan yang menjadi tujuannya mengunjungi rumah sakit ini.

Namun seketika tatapannya tertuju pada sosok bersurai jingga yang sedang duduk bersandar di depan sebuah kamar bernomor 10, wajahnya pucat, tatapan matanya kosong, serta terdapat beberapa luka sayat di setiap jemarinya.

Sosok bersurai kelabu itu acuh, hanya melirik sekilas lalu kembali berjalan menuju tempat tujuannya, tidak lama kemudian ia sampai didepan sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup rapat.

"ini bener kan ruangan nya Eno?" gumamnya saat membuka pintu.

Benar saja, di dalam ruangan terdapat seorang laki-laki bersurai coklat yang mengenakan kemeja biru muda, lengkap dengan jas putih, duduk bersandar di kursinya, sambil membaca sebuah buku.

Sosok itu bangkit dari duduknya lalu menyambut kedatangan si surai kelabu yang tak lain adalah seniornya saat SMA Sugawara Koushi. Mereka berjabat tangan dengan singkat, lalu duduk berhadapan.

Enoshita beranjak dari duduknya mengambil dua botol air mineral yang tersedia di laci mejanya, kemudian menyuguhkan nya kepada seniornya, Suga menerimanya dengan senang hati dan langsung meneguk air mineral tersebut, setelahnya ia letakkan kembali diatas meja.

"Jadi gimana kak? Kakak terima tawaran aku untuk kerja di sini?"

"Iyaa aku terima, walaupun cuma jadi cleaning servis yaa lumayan lah biar ga nganggur banget"

Suga tersenyum kecil seraya mengangguk mengiyakan perkataan Enoshita, lalu kembali meneguk air mineral, sebelum akhirnya kembali melontarkan pertanyaan.

"Eh no, sebelumnya mau tanya, emang boleh pasien keluar tanpa pengawasan? atau tanpa perawat?" Tanya Suga sambil membenarkan posisi duduknya.

Seketika Enoshita mengernyitkan keningnya saat mendengar pertanyaan Suga. Kemudian spontan melontarkan pertanyaan.

"Gimana maksudnya kak? pasien yang mana?" Ucap Enoshita dengan alis yang saling bertaut.

"Itu.. kebetulan tadi di lorong, aku liat ada salah satu pasien yang duduk didepan kamar, rambutnya berwarna jingga, mukanya pucat, kalo boleh tau dia itu kenapa?"  jelas Sugawara kepada Enoshita.

Yang ditanya hanya diam, kemudian tersenyum simpul, lalu kepalanya menengadah menatap langit - langit ruangannya seraya menghembuskan nafas kasar, sebelum akhirnya kembali menatap ke arah seniornya.

Bukannya menjawab pertanyaan seniornya, Enoshita malah balik bertanya kepada Suga diselingi dengan seulas senyum yang tersungging di wajahnya ditambah dengan alisnya yang terangkat sebelah.

"Kakak penasaran banget ya?"

"Yaa penasaran aja gitu haha" jawabnya diselingi dengan tawa kecil.

"Okee kalo kakak penasaran, aku akan cerita tentang pasien ini"

Suga mengangguk segera mengambil posisi untuk menyimak.

"Namanya Hinata Shouyo pasien umur 21 tahun, didiagnosis mengidap gangguan PTSD dikirim kesini satu tahun yang lalu, ini cerita saat pertama kali ia datang kesini, saat Hinata masih mau berbicara, untuk pertama dan terakhir kalinya dia mau berbicara"

Suga mengernyitkan keningnya, namun kembali fokus untuk mendengarkan Enoshita tentang cerita pasiennya yang mengidap gangguan PTSD.

––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––


.

.

.

.

.

.

TBC







Makasih banyak yang udah mau mampir

Jangan lupa vote ya 🤩

SENJAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن