16: Pagar Saksinya

506 38 10
                                    

Recap:

"Masih sayang ya sama Callista?" Tanyaku tiba-tiba. Pertanyaan yang telah aku simpan di benak sejak tadi.

"Gak tau" Jawabnya enteng.

"Kok gak tau?"

"Iya gak tau, soalnya sekarang sayangnya sama lo"

----

Hening, kehabisan kata-kata aku dibuatnya. Aku tidak menyangka Adrian akan menjawab seperti itu.

"Mmm.. terus?"

Setelah sekian detik berpikir, kata yang dapat aku pikirkan hanyalah 'terus'.

"Yaa, mau jadi pacar gua nggak?" Adrian berdiri dari balik pagar sambil memasukan tangan ke kantung jeansnya. Terlihat gugup.

Tiba-tiba tubuhku menghangat, darahku berdesir, jantungku berdegup kencang.

Aku mengangguk kearah Adrian, ya.

Adrian tersenyum manis. "GUA DI TERIMA" Teriak Adrian kepada heningnya malam.

"Adriaan!!! SSSH! Ini udah malem, jangan berisik" Kataku malu.

Lucu juga, menyatakan cinta sambil di batasi pagar. Pagarlah yang menjadi saksi pernyataan Adrian padaku.

"Kok gak sweet banget sih?" Tanyaku sambil melipat lengan di depan dada.

"Iyalah, mikir nembak aja barusan"

Yup, Adrian tau sekali cara merusak suasana. "Ish, ngeselin lo" Dengusku kesal.

"Mau yang sweet?" Tanya Adrian, sambil melipat lengannya di depan dada, mengikuti poseku.

"Coba. Kalo gak sweet, putus ya? Oh iya, sama jangan cheesy!" Pintaku sambil menahan tawa.

Adrian bertolak pinggang sambil memijat pelipisnya, ia terlihat tengah berpikir keras.

"Um.. Athena Carisha Winata? Mau gak jadi pacarku? Boleh gak, aku jadi yang pertama dan yang terakhir buat kamu?"

Tawaku pecah, aku tidak terbiasa mendengar Adrian berbicara aku-kamu (kecuali di depan Yangti dan Yangkung).

Adrian menatapku aneh. "Kenapa? Kok ketawa?" Tanyanya bingung. "Aku gak tau mau ngomong apa. Cheesy ya? Kita putus gak?" Raut wajahnya panik.

Seriously? Adrian benar-benar merasa ucapanku barusan serius? Ahaha.

"Ya enggaklah, aku ketawa soalnya kamu lucu aja. Pas awal ketemu ngomongnya dingin kaku terus gak tau kenapa makin kesini makin cerewet dan gak dingin lagi. Kok bisa gitu ya?"

Adrian menatapku. "Iya, bisa. Karena aku udah nyaman sama kamu"

Wajahku memerah, pipiku menghangat. Aku menundukkan kepalaku, merasa malu untuk menatap Adrian.

"Sok malu, padahal biasanya malu-maluin" Ejeknya.

"Berisik"

"Adrian? Athena? Ada apa?" Tiba-tiba mama berlari keluar dari rumah dengan raut wajah khawatir.

Adrian dan aku serentak tertawa, pasti mama mendengar teriakan Adrian tadi. "Nggak ada apa-apa kok, Ma"

"Kita baru resmi, Tan" Kata Adrian kepada mama.

Aku lalu melirik Adrian, memelototinya. Adrian balas menatapku, lalu menjulurkan lidahnya.

"Jadi kalian baru resmi? Aduuuh akhirnya, selamat yaa" Mama memelukku, lalu membuka pintu pagar. Mama menghampiri Adrian dan memeluknya. Modus.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang