Satu

9 2 0
                                    

Happy Reading

Nessa melempar beberapa lembaran kertas yang ada digenggamnya dengan kesal, ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Banyak sekali tawaran kerja di pertambangan membuat Nessa frustasi memilihnya. Rata-rata semua tawaran pekerjaan itu terlalu berat, kalau gaji sudah pasti sesuai dengan pekerjaannya.

"Ah... Ya kali gua nolak semua, jadi pengangguran lagi gua nanti." Nessa berteriak frustasi.

"Rezeki gua, baru aja kemarin abis kontrak kerja, sekarang rezeki pada ngantri di depan mata." kata Nessa yang terlihat begitu senang.

"Bingung..."

"Mau ambil di Jepang, Amerika atau---"

"Udah kerja di dalam negeri aja!" kata Bude Wiwin yang tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Hehe..." Nessa malah menyengir.

"Berhubung Nessa lagi di kampung, Bude mau kenalin sama anaknya temen Bude." ujar Bude Wiwin membuat Nessa kesal lagi.

"Bude... Nessa, nggak mau!"

"Nessa aja lagi pusing ini milih kerjaan, Bude malah milihin jodoh mulu buat Nessa setiap Nessa pulang kampung." tambahnya.

"Ini bukan masalah Bude jodoh-jodohin kamu, silahturahmi itu penting nduk. Apalagi keluarga kita masih saudaraan sama keluarga mereka." Bude malah menjewer kuping Nessa. "Aww... Iya-iya, nanti Nessa nyusul." kata Nessa yang kesakitan.

Bude Wiwin meninggalkan Nessa di kamarnya. Dengan raut malas dan terpaksa, Nessa menemui mereka.

"Baru juga maaf-maafan, udah bikin kesel lagi aja." gumamnya dengan sebal.

Nessa mengambil pashmina dan ia pakaikan di kepalanya dengan asal-asalan.

"Assalamu'alaikum, maaf Nessa lama." kata Nessa dengan raut wajah berpura-pura ramah, ia datang menemui mereka. Tamu itu berasal dari desa sebelah desa tempat tinggal Bude Wiwin.

"Wa'alaikumsalam wr.wb." jawab semua yang ada di ruang tamu.

Nessa mulai saling bersalam-salaman kepada tamu yang datang, setelah itu Nessa duduk disebelah Budenya.

"Oh. Ini yang namanya Nessa, cantik sekali." puji ibu Indah.

"Terima kasih, tante." kata Nessa sambil tersenyum terpaksa.

Lalu mereka saling mengajak ngobrol sampai lama.

"Nessa, ini Bara anaknya Bude Indah."

Gila... Cakep juga itu orang.

"Bara, ini Nessa." mereka hanya saling tersenyum kaku.

"Kalian masih inget, ndak? Dulu kalian kalau main jauh-jauh sampai desa-desa sebelah." kata Bude Wiwin.

Nessa mengela napas, ia memuncungkan bibirnya. "Nessa, lupa. Kan, udah lama Nessa sama keluarga Nessa nggak pulang ke kampung." kata Nessa dingin.

Hampir diakhir obrolan orang tua Nessa malah datang, mereka menjadi ngobrol lagi dan perkiraan obrolan itu akan semakin lama.

Yah...

Mama sama papa malah dateng, lagi.

Terselamatkan dari obrolan yang membosankan, Nessa mendapatkan telepon dari atasannya.

Ia izin pamit kepada semuanya dan mulai menepi dari sana.

"Halo!"

"..."

Panggilan itu sudah berakhir, raut wajah Nessa terlihat kesal setelah menelpon.

Nessa merengek sebal, "Ahh... Gua di kirim ke Kalimantan, mana nggak bisa nolak lagi. Nggak apa-apa lah, lagipula gajinya juga lumayan besar dari kemarin." kata Nessa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Love or Good Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang