Udah,  gitu doang??? Persis, Sesuai ekspetasi gue sher....

"Itu saja sherly?" Tanyaku

"Iya Pak,  cukup"

Aku kasih kode Sherly buat duduk.  Gak ada gunanya lama-lama dia dia ngomong,  terlalu biasaaa....  Gak guna.

*eh Ndra,  lo nape?  Kog mendadak jadi sensi sama Sherly....

Selanjutnya,  aku kasih panggung ke Jiel. Meyakinkan dia kalau dia pasti bisa.  Padahal gak guna,  toh aku dicuekin juga,  dianya liat kearahku sebentar doang tanpa senyum. Mungkin dia agak kesel, merasa dikerjain sampai harus terjebak harus ikut meeting.

Toh nyatanya Si Bayik berdiri di depan juga.

"Saya Jazziel.  Anggep saja saya ikut meeting kali ini sebagai salah satu calon pembeli produk ini.  Bisa diterima?? "

Semua staff ngagguk...

"Nama produknya chopper, ini sejenis blender kan? kalau google tidak salah kasih info ke saya, biasanya ini buat menghaluskan bumbu masakan atau sejenis biji-bijian. Intinya untuk dapur. Benar?"

Kita yang lagi merhatiin Jiel, ngangguk semua tanda membenarkan.

"saya tidak tau kalau Rumiel ternyata bisa tertarik bikin produk seperti ini juga.  Mungkinkah ini karna ingin melanjutkan kesuksesan produk bayi tahun lalu?"

Semua staf ngangguk lagi...

"Ok, bisa dipahami.  Jadi,  izinkan saya mereview. Chopper ini fungsinya mirip sama blender kan?  Jadi bisa dibilang ini produk optional. Beberapa kompetitor bahkan sudah memodivikasi produknya dan menjual Chopper sejenis ini satu paket sama Blender keluaran lama mereka"

"......"

"Untuk sekelas produk Optional,  dari proposal yang saya pelajari, ini sedikit terlalu percaya diri. Karna pada kenyataannya beberapa kompetitor dari luar negeri sudah membuat produk ini.  Bisa dibilang kita sedang meniru,  dan itu fine di dunia bisnis.  Hanya saja kita butuh polesan inovatif"

"......"

"Cara mikirnya tidak usah diperumit,  cukup kenali dulu siapa target pasar kita. Kalau produk ini dibuat dengan low budget berarti targetnya adalah menengah kebawah,  betul?"

"......."

"Ditambah lagi,  ini adalah produk optional.  Jadi, tidak terlalu penting.  Tapi,  besar kemungkinan orang ingin punya juga,  asal ramah dikantong".

"........"

"Intinya,  saya tidak setuju dengan kapasitas produknya yang terlalu besar. Memang benar,  kita ingin mengeluarkan produk yang fungsi dan kapasitasnya sama  tapi harganya jauh lebih murah dari produk kompetitor. Tapi,  come on ini buka HP, ini adalah alat masak yang diantara butuh dan gak butuh. Selain itu,  merk kompetitor luar negeri jauh lebih dikenal dari kita,  sudah jelas didepan mata kalau kita bakal kalah kan?"

"......."

"So, Kenapa tidak membuat versi miniaturnya?  Kapasitasnya diperkecil,  kebutuhan listriknya diperkecil,  harganya akan lebih murah dan menghapus lebel produk optional itu sendiri. Karena masyarakat kita pasti tidak mau membeli produk optional dengan harga yang mahal tentu saja"

Semua staff mengangguk tanda setuju,  yang dibicarain Jiel sangat masuk akal.

"Selain itu,  target pasar kita bisa difokuskan untuk ibu-ibu muda,  yang baru menikah,  atau yang masih lajang tapi sudah tinggal sendiri. Mereka tidak butuh chopper dengan kapasitas besar untuk menghaluskan bumbu.  Kuantitas masakan yang mereka buat pasti juga sedikit"

KENANDRA ✅Where stories live. Discover now