Chapter 12 | Enemy

76 37 20
                                    

"Boleh pinjam catatan mu ga, Rachel?"




"Sure." Aku merogoh tas mengeluarkan buku catatan yang diminta Lami. Sekarang kita sedang di perpustakaan mengejar deadline yang sudah di depan mata. Sebenernya tugasku sudah selesai dari empat hari yang lalu, tapi baru ada waktu untuk mengeceknya kembali.

"Tugasmu gimana? Udah selesai?"


"Udah, mau liat?"

Lami menggeleng pelan. "ga Usah deh, aku ngerepotin kamu terus. Lagian tinggal dikit lagi nanti tinggal bantuin cekin aja."

Aku mengangguk. Kemarin aku juga memeriksa tugas Soodam beberapa kali, karena dia sering mengulang tugas-tugasnya karena kurang teliti. Kita memang sering seperti ini, mereka juga kadang-kadang membantuku memeriksa tugas mahasiswa lain saat disuruh Professor.


"Soodam ga ke kampus? Tumben banget jam segini kalian ga nempel kayak siluman plester."

"Pergi kok, bentar lagi nyampe. Tuh, baru aja diomongin, panjang umur." Lami melambaikan tangan ke Soodam dan Vernon yang baru masuk ke perpustakaan. Setelah menyadari keberadaan kita, mereka langsung tersenyum dan bergegas ke sini.

"Hai, penghuni perpustakaan," sapa Vernon mengambil tempat di sampingku.

"Hai, induk babi," balasku.

"Apa-apaan nih?? Sejak kapan penghuni perpustakaan dekat banget sama induk babi, sampai ada nama kesayangan gini??" Interupsi Lami dengan tatapan menyelidik.

"Sejak Korea merdeka, kerjain tuh tugas biar ga kepikiran terus," balasku meledek.

"Bisa ga, sih, aku ga diingatin tugas terus? Lama-lama aku kesel sendiri mikirin tugas yang ga ada habisnya!" Decak Lami kesal.

"Ga usah protes kalau ujung-ujungnya dikerjain juga," ujar Soodam yang kini sudah sibuk mengutak-atik laptopnya.

"Wow wow sejak kapan Soodam kita jadi tabahan gini? Jangan-jangan kamu kesurupan penghuni perpustakaan beneran lagi?" Pekik Lami tertahan.

"Jangan berisik nanti kita diusir lagi," leraiku melihat Soodam hendak membalas Lami. Walaupun mereka seperti lem tapi hobinya saling ngegas ga mau ada yang mengalah.

"Rachel periksain tugasku dong." Soodam mengarahkan laptopnya kepadaku setelah tenang.

"Kemarin kan udah aku kirim di email."

Soodam terkekeh garing. "Kemarin aku revisi beberapa bab, kamu periksa empat bab terakhir aja."

"Biar aku yang periksain." Vernon langsung menarik laptop yang hampir ku sentuh dan menatapku sebentar, tatapan yang menusuk.

"Tugasku udah selesai kok, biar aku aja. Emangnya tugasmu udah?" Tanyaku.

"Udah dari kemarin," jawab Vernon tanpa niat, akhirnya tugas Soodam Vernon yang periksa.

"Dari pada kalian bertengkarin tugas Soodam mending Rachel periksain tugasku yang udah selesai juga." Lami tersenyum kaku lalu mengatakan laptopnya ke arahku. Aku bisa merasakan helaan berat dari Vernon yang menyapu wajahku. Untuk beberapa saat aku dan Vernon memeriksa perkejaan Soodam dan Lami diam-diam lalu memberitahu mereka letak kesalahannya sampai selesai.

"Makasih ya guys, kapan-kapan aku teraktir makan malam." Soodam menggandeng Lami setelah membereskan barang-barangnya lalu ke luar perpustakaan. Katanya tas yang mereka incar sudah rilis dan sebagai manusia modis mereka tidak akan ketinggalan tren. Baru saja mereka diam-diaman sekarang sudah berubah jadi lem lagi.

Aku merenggangkan otot-otot, mengikat rambut siap untuk bertempur dengan layar laptopku.

"Lain kali jangan mau disuruh-suruh kayak gitu. Mereka punya mata, punya otak buat periksa tugasnya sendiri. Nanti mereka keenakan dan ngelunjak lagi," cetus Vernon terdengar kesal.

What's Wrong With Manager Choi?¿ | Jaehyun Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon