5

602 68 8
                                    

"manusia lemah sepertimu beraninya menyentuh putraku" desis sang Raja elf.

"kau berkata seperti kau ayah yang baik saja" balas Kageyama tak kalah tajam.

"diam kau makhluk fana yang sombong dan perusak, itulah sebabnya dewa membenci kalian" balas sang Raja dengan tatapan tajam menusuk.

Keduanya saling tatap, saling berlomba-lomba dengan tatapan siapa yang lebih tajam. Tapi terputus saat mendengar kalimat dari Shouyo...

"jangan sakiti Tobio, ayah. Akulah yang menggodanya" dengan tangis yang membasahi wajah cantiknya.

"kau memang pembawa sial. Bukannya menyerahkan manusia ini dulu tapi kau malah membuat anak dengannya"

Kageyama membelalakkan matanya marah, ia lantas menatap ke arah tombak yang di pegang oleh pengawal elf di sampingnya.

Berpikir sebentar, lalu menggerakkan kakinya menendang tombak itu hingga terlepas dari tangan pemiliknya.

Melayang memotong akar pohon yang melilit tangannya, kemudian menggenggamnya dan memotong kembali semua akar yang melilitnya.

"kau---" perkataan sang raja terputus saat Kageyama mendorongnya menjauh hingga ia bisa berlari ke arah Shouyo.

Tubuh mungil milik elf cantik itu berakhir dalam pelukannya, sembari membisikan berbagai kata maaf dari Kageyama, Shouyo menangis.

Tapi seketika manik madu Shouyo membola saat ia melihat dari balik bahu manusia yang ia cintai, nampak ayahnya mengangkat pedang besi tinggi-tinggi ke arah punggung Kageyama.

Shouyo refleks saja membalik posisi mereka berdua, bersamaan dengan pedang besi itu terayun "AAAARHHH!" disusul teriakan menyakitkan dari Shouyo.

Pedang yang seharusnya membelah tubuh Kageyama kini malah memotong sayap kanan Shouyo hingga darah segar tumpah membasahi keduanya.

Kageyama membelalakkan matanya terkejut saat sadar Shouyo menukar posisi mereka, ia menangkup wajah Shouyo yang masih berteriak kesakitan, bersamaan suara besi jatuh di lantai.

"Shouyo" panggil Kageyama untuk mengambil atensi Shouyo ke arahnya, sembari berkali-kali mengelus pipi basah oleh air mata itu.

"Shouyo" sang Raja-pun melakukan hal yang sama, memanggil nama putranya dengan nafas sesak. Sembari melangkah dengan cepat mendekati Shouyo.

Sang Ratu yang nontabenya merupakan ibu kandung dari Shouyo-pun lantas tak tinggal diam, mendekati putranya dengan air mata yang sedari tadi terus mengalir tanpa ada tanda-tanda akan berhenti.

"cepat panggil tabib!" teriak sang Ratu pada para pengawal yang langsung di laksanakan oleh mereka. Bersamaan dengan tangis Shouyo yang belum berhenti.

"sakit hiks, Tobio" ucap Shouyo lirih.

"sshh tenang sayang, tabib akan segera datang" ucap Kageyama menenangkan kekasihnya.

Tapi baru saja ia akan mengangkat tubuh mungil Shouyo dalam gendongannya, seseorang sudah mendahuluinya.

Dan itu sang Raja, yang masih menatapnya penuh kebencian, tapi tatapan itu melembut saat isakan Shouyo terdengar "ayah hiks"

"maaf Shouyo, maafkan ayah" balas Raja elf itu dengan nada putus asa, sembari mengepakkan sayapnya membawa ia dan putranya pergi dari ruang singgasana.

Kageyama terdiam melihatnya, tak tau harus melakukan apa. Sampai akhirnya tiba-tiba tangannya di genggam oleh seseorang. Menoleh dan mendapati sang ratu yang juga tengah menatapnya.

"ayo, Shouyo membutuhkanmu" yang langsung di angguki oleh manusia 23 tahun itu.

Keduanya berjalan menyusul ayah-anak yang sudah berada di puncak istana, dimana kamar Shouyo berada.

Curse [KageHina] TAMAT✅Where stories live. Discover now