BAB 5. RUBAH LICIK

46K 1.7K 0
                                    

Part 5 - Rubah Licik

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Part 5 - Rubah Licik

________________________________________________________________________________________________________


PLAAKK!!!

"Dasar kurang ajar! Apa ini cara ibumu mengajarimu selama dia masih hidup?! Bertindak tidak sopan dengan orang yang lebih tua?!"

Stefanny naik pitam. Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Lana hingga berubah kemerahan. Semua orang yang berada di kafe itu langsung menoleh ke arah mereka berdua.

Lana mengepalkan tangannya. Apapun itu ... apapun itu selain menyangkut ibunya. Lana tidak akan pernah tinggal diam jika ada yang menghina mendiang ibunya.

"Ibuku selalu mengajari untuk bersikap sesuai dengan orang yang kita hadapi. Untuk ukuran dirimu yang bukan manusia, kau tidak pantas untuk diperlakukan dengan baik! Kau itu hanya benalu yang selalu menempel pada dahan pohon dan merugikan inangnya! Kau layak untuk disingkirkan!"

"Tutup mulutmu, Lana!"

PLAAKK!!!

Satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Lana.

Kedua mata Lana memanas. "Tampar aku sampai kau puas!" bentak Lana, "tapi ingat, Stefanny ... kau akan mendapatkan balasan dari apa yang telah kau perbuat selama ini."

"Kau menantangku? Jangan bercanda, Lana," ejek Stefanny, "kau tidak punya apapun untuk mengalahkanku. Kau hanya anak yatim piatu yang hidup menumpang kepada paman dan bibimu. Jangan salah. Kau juga sama sepertiku. Benalu yang menempel dan merugikan paman dan bibimu."

"Kau ...."

"Aku tahu saat ini paman dan bibimu mengalami krisis keuangan. Menghidupi anak-anak mereka saja sudah cukup menyulitkan, apalagi ditambah dirimu. Kau sungguh sangat menyusahkan, Lana."

Lana meremas kedua tangannya untuk menahan amarah yang akan meledak. Sepertinya, menyiram air ke wajah wanita jahat di hadapannya ini tidak akan cukup untuk memberinya pelajaran. Tamparan di wajahnya bahkan hanya akan membuat tangannya kotor.

"Aku sangat berharap kau enyah dari kehidupan ini ...."

"Dalam mimpimu, Lana. Karena itu tidak akan pernah terjadi," jawabnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Aku berdoa kau akan mengalami kecelakaan setelah pergi dari sini," kata Lana dengan kedua mata yang menyipit tajam.

"Sebaiknya kau menarik kembali doamu itu jika kau masih ingin melihat paman dan bibimu hidup dengan layak."

"Apa maksudmu?!"

"Kau pikir, kenapa bisnis paman dan bibimu tiba-tiba mengalami masalah ...."

"Kau ... apa yang sudah kau lakukan, dasar wanita picik!"

SLEEP WITH THE BILLIONAIREWo Geschichten leben. Entdecke jetzt