JUM-3

619 68 40
                                    


Halooo semuaaa.. Gimana kabarnya? Akhirnya aku bisa lanjut apdet salah satu epep abalku ini. Awas typo bertebaran and happy reading^^…

**************

PART 3

     Jam didinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Ten meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku dan pegal. Tidak terasa sudah 5 jam lebih ia lembur bersama dengan Doyoung.

   "Doy, kau sudah selesai?"

   "Ya Ten, aku sudah selesai, ayo pulang, aku sudah mengantuk sekali."

   "Oke, sebentar aku bereskan ini dulu."

    Ten segera membereskan barang-barangnya, tak lupa ia menyimpan file yang sudah ia kerjakan sebelum mematikan layar komputernya.

   Kedua sahabat itu pun segera meninggalkan ruangan mereka, dan berjalan menuju lift yang akan membawa mereka menuju lobby. Setelah keluar dari lobby mereka berjalan menuju parkiran kantor.

    "Ten, aku ikut pulang denganmu ya, aku tak yakin jam segini bus masih beroperasi atau tidak."

    "Hhh... Baiklah... Aku akan mengan-- oh my god! what the f---fishy..." Ten melotot kearah motornya, tepatnya ban motornya.

    "Kenapa Ten??"

    "Ban motorku.. bocor Young, aduhh... Bagaimana ini??"

   "Astaga, lalu bagaimana caranya kita pulang?"

Tin! tin!

   Ten dan Doyoung menoleh saat mendengar suara klakson. Dua mobil yang tak lain milik Johnny dan Taeil pun berhenti didekat mereka. Ten dan Doyoung membungkuk sekilas kearah atasan mereka.

    "Se-selamat malam tuan Johnny.. Taeil hyung.."

   "Ten, Doyoung, kalian kenapa belum pulang?"tanya Johnny pada dua karyawannya tersebut.

   "Err--- a-anu tuan, b-ban motor saya bocor.."jawab Ten.

    Johnny melihat kearah motor Ten. Lalu ia pun keluar dari mobilnya, begitu juga Taeil.

    "Hyung, apartemenmu searah dengan Doyoung kan?"tanya Johnny pada Taeil.

   "Iya.."

   "Kalau begitu, bisa kau antar Doyoung pulang? kau tidak keberatan kan hyung? Ten biar aku yang antar."

    "Tentu saja tidak.."jawab Taeil cepat.

    "Ti-tidak perlu tuan Johnny, k-kami bisa naik bus."

    "Jam segini sudah tidak ada bus yang beroperasi. Sudah kalian tidak boleh membantah. Doyoung, kau ikut dengan Taeil hyung."

    Doyoung pun melirik kearah Taeil yang tengah tersenyum tampan kearahnya.

   "Ba-baiklah tuan. Ten, aku pulang dulu ya, sampai ketemu besok."ucap Doyoung seraya masuk kedalam mobil Taeil.

   "Hmmm, hati-hati Doy. Taeil hyung, aku titip Doyoung ya."

   "Oke, serahkan saja padaku, Ten.."

    Lantas mobil milik Taeil mulai melaju meninggalkan pelataran kantor. Kini hanya tersisa Johnny dan Ten.

    "Ten, ayo saya antar pulang, motormu biar disini saja. Besok pagi saya akan minta satpam untuk mengantarkan motormu ke bengkel"

    "B-baik tuan Johnny."

    "Jangan panggil tuan, ini sudah diluar jam kerja."

    "K-kalau begitu, hyung?"

    "Hm, not bad."

************

   Audi R8 milik Johnny sampai dengan selamat didepan pelataran rumah Ten. Ten melepas seatbeltnya seraya menatap kearah sang boss.

    "Te-terimakasih banyak h-hyung sudah mengantar saya pulang, maaf saya sudah merepotkan hyung."
 
   "Tak apa Ten, sama sekali tidak merepotkan."

     "Eum, ka-kalau begitu saya permisi dulu, hyung hati-hati dijalan."

   Ten mengangguk sekilas lalu keluar dari mobil Johnny. Bersamaan dengan itu, Hendery baru saja pulang dari kerja part timenya.

    "Loh, sayang? Kamu darimana Der malam-malam begini?"tanya Ten pada putra semata wayangnya.

   "Huh? Mae? Kok naek mobil? Diantar siapa? Motornya mana?".

   "Heh! Mae nanya kamu kok kamu malah nanya balik!".

   "Hehe, Dery dari minimarket mae.. Motor mae mana?".

    "Motor mae masih dikantor, bannya bocor. Besok pagi baru mau dibawa kebengkel."

   "Yaaah... Terus besok gimana aku berangkat sekolahnya?".

    "Yaa, sementara terpaksa naik bis dulu."

  "Maaf Ten, apa ini ponselmu?" Johnny keluar dari mobilnya lalu menginterupsi obrolan ibu dan anak tersebut. Ngomong-ngomong sejak tadi Johnny belum menjalankan mobilnya.

    "Oh astaga! Iya ini ponselku, untung tidak tertinggal, terimakasih hyung

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

    "Oh astaga! Iya ini ponselku, untung tidak tertinggal, terimakasih hyung.."

    Hendery memperhatikan sang ibu yang sedikit 'salting' saat berbicara dengan pria tinggi tersebut. Ya, hanya 'sedikit'.

   "Mae, siapa?" Hendery bertanya pada sang ibu sambil berbisik.

   "Atasan mae dikantor."

    "Eum-- apa-- dia putramu, Ten?"tanya Johnny penasaran.

    "I-iya hyung, perkenalkan, namanya Hendery Lee, dia baru berumur 15tahun."

   "Halo paman, aku Hendery Lee, anak satu-satunya mae yang paling tampan."

    "Oh, hai Hendery, nama paman Johnny Suh, panggil saja paman Johnny, senang berkenalan denganmu."

   "Hehe, aku juga paman. Paman, terimakasih ya sudah mengantar mae pulang."

  "Sama-sama Dery. Yasudah, kalau begitu paman pulang dulu ya."

    "Iya paman, hati-hati dijalan yaa.."

   "Ok! Ten, saya pulang dulu."

    "Eum, sekali lagi terima kasih hyung, dan-- hati-hati.."

    Johnny mengangguk lalu masuk kemobilnya. Ia pun menjalankan mobilnya meninggalkan rumah karyawan mungilnya tersebut.

   Ten masih berdiri disana melihat mobil sang atasan yang perlahan menghilang dari pandangannya. Entah sadar atau tidak, ia tersenyum kecil. Hal itu tak luput dari penglihatan putranya.

   "Mae... "

    "Hm?"

   "Mae suka sama paman Johnny ya??"

    "Huh??"

 






TBC....

HIYAAAAA, PENDEK BGT... BUTUH IDE...😣😣😣😣

Jodoh Untuk Mae || JOHNTENKde žijí příběhy. Začni objevovat