3. Kenal Lebih Dekat

80 21 1
                                    

Salah satu tangan Arjuna menyentuh lengan Ruby, menghentikan langkah gadis itu yang tengah berjalan menuju kantin fakultas. Ruby hendak membeli makanan karena perutnya tiba-tiba berbunyi selepas kelas.

Stress Ruby bisa hilang hanya dengan makan. Walau banyak makan dan tubuhnya hanya segitu-segitu saja. Ruby anggap sebagai mukjizat hidup.

"Kenapa lagi, coba?" tanya Ruby menatap Arjuna sinis. Sedari di kelas tadi memang Arjuna senang sekali meledek Ruby dan menanyakan beberapa pertanyaan yang menurut Ruby menyebalkan. Seperti menanyakan soal Tiara dan Angga.

"Lo belum jawab pertanyaan gue." balas Juna tak menyerah. Ruby memutar bola matanya tanda ia kesal.

"Pertanyaan lo yang mana yang belum gue jawab?"

"Cowo yang bikin lo mau bunuh diri di tengah tawuran itu, beneran si Angga?"

Ruby ingin sekali memukul mulut sembarangan Arjuna yang bertanya hal ini. Tapi salah Ruby juga karena sedari tadi membahas banyak hal soal Angga dan Tiara dengan Jessi yang mana Arjuna duduk di belakang mereka. Jelas saja telinga lebarnya bisa mendengar hal itu.

"Bukan urusan lo lah." balas Ruby dengan nada malas. Sekali pun banyak yang sudah tau soal hubungan Ruby dan Angga yang kandas dan cerita dibalik itu, tetap saja Arjuna adalah orang baru dan orang yang belum Ruby kenal. Rasanya tidak pantas saja jika harus menjawab pertanyaan yang menyangkut kehidupan Ruby.

"Urusan gue lah. Kan sekarang kita sekelompok. Gue gamau ya nanti tugas gue ngga bagus karena bawa perasaan pribadi ke urusan kuliah." ucap Juna kemudian.

Ruby terdiam. Benar juga sih. Ruby pasti akan banyak menghindari Angga dan Tiara karena rasa sakit hatinya, walau dengan lantang ia berkata pada Jessi jika dirinya akan menghadapi mereka berdua. Namun nyatanya, masih sulit bagi Ruby.

"Gue pastiin itu ngga akan terjadi. Gue profesional kok. Ngga mencampuri urusan pribadi dengan urusan pekerjaan." balas Ruby dengan yakin. Kedua mata Juna menatap kedua mata Ruby seolah tengah menelisik, mungkin mencari kebenaran dari ucapan Ruby barusan.

Juna menghela nafas panjang.

"Gue gamau di DO. Tahun ini tahun terakhir gue untuk bisa lulus. Pokoknya, apapun hambatan kelulusan gue, sekalipun masalahnya cuma karena urusan percintaan adek tingkat, gue akan maju dan urus langsung." jelas Juna. Ruby mengenyit bingung.

"Maksud lo?"

"Ya...apapun itu pokoknya gue mau nilai mata kuliah gue aman supaya gue bisa lanjut skripsian semester depan. Kalo cuma karena urusan lo dan Angga menghambat itu dan bikin nilai gue buruk, ya harus gue beresin lah."

Ruby makin tak paham arah pembicaraan Juna.

"Besok, kita kumpul untuk bahas tugas tadi. Lo, gaboleh menghindar dan alesan ga dateng cuma karena mantan pacar lo sama pacarnya ada disitu. Itu konsekuensi. Makanya, jangan pacaran sama temen kuliah. Kalo putus, susah ngehindarnya."

Juna melenggang pergi sambil tersenyum kecil begitu melewati Ruby. Ruby menatap punggung Juna dengan tatapan misuh-misuh.

"Sok tau lo." ucap Ruby setengah berteriak.

Ruby melanjutkan perjalanannya ke kantin fakultas sambil memikirkan ucapan Arjuna tadi. Jadi...dia hampir di DO? Apa masalahnya? Apa karena dia mahasiswa abadi?

Ruby menggelengkan kepalanya sambil terus berjalan. Ruby tak boleh kepo dan terlalu mengurusi urusan pribadi orang lain. Toh, Arjuna juga bukan orang penting di hidupnya. Bahkan, mereka baru bertemu kemarin saat Ruby terjebak diantara tawuran itu.

**

Jessi yang sudah menunggu Ruby dengan dua buah mangkuk mie ayam pun melambaikan tangannya begitu melihat Ruby sudah berada di pandangannya. Ruby beralih duduk di samping Jessi dan mengambil sumpit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesona ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang