(so) into you.

5 0 0
                                    

"bar, ajarin buruan."

"rusuh."

"ck, buruan. bentar lagi bu sri kabur itu."

"urusan amat." pundak laki-laki itu di pukul.

"cepetan!" terpaksa laki-laki itu bergerak menaruh ponsel nya yang sedang ia asik mainkan sebelum gadis -perusuh- itu datang ke tempat duduk nya.

"ya, mau nanya apa?"

"semuanya." enteng sekali.

"ngapain dari tadi goblok?"

"gatau gua juga bingung. tapi, emang ga nangkep aja dari tadi."

laki-laki itu berdecak malas, namun tetap menarik buku si gadis dan mengajari nya. di lengkapi dengan segala umpatan serta ejekkan agar si gadis fokus.

"oke, makasih, bye." ia kembali pada kursi.

laki-laki itu merotasi mata nya, lalu kembali  fokus pada game yang sudah ia tinggal selama 5 menit.

namun, baru sebentar si perusuh itu datang lagi.

"apalagi?"

"salah ih, gimana deh lu ngajarin nya?"

laki-laki mengerutkan dahi, kenapa ia yang salah disini? padahal ia jelas telah mengajarkan materi itu, sisa nya tetap si perempuan yang mengerjakan. katanya, sudah bisa sendiri.

"kok gua?"

gadis itu menyerahkan buku, dan menunjuk tinta merah dari sang guru, matematika perminatan.

si lelaki menganalisis kesalahan itu. ia menghela nafas, "ya emang lu yang salah goblok. tadi katanya udah bisa?"

"ya, udah kan. buktinya salah satu?"

"dan nyalahin gua?" si gadis menyengir.

"yaudah sih, gua mana mau salah."

"basi." lalu, ia fokus lagi pada permainan nya.

"ih ini gimana?" merengek, satu hal yang laki-laki itu selalu benci. rengekan dari sang gadis.

"yaudah gitu, jangan ganggu."

gadis itu kembali ke kursi, setelah dapat tanggapan cuek dari teman nya.

"ck, ngambek segala." gadis itu mendengarnya, ia melirik sinis sambil melototi si laki-laki yang meliriknya.

"lo–gue–end."

"bodo." sahut si laki-laki. gadis itu tidak bisa lebih merenggut dari ini.

(Un)loving YouWhere stories live. Discover now