enam

318 35 3
                                    

"bagaimama kencan mu hari ini?" tanya jili dengan alis yang ia naik turunkan, untuk menggoda xiao zhan yang baru saja pulang.

Xiao zhan yang baru saja masuk ke dalam rumah milik wang zhuocheng pun, kini terlihat melemparkan tas kecil yang dirinya bawa ke arah jili yang duduk disofa dengan ekspresi yang amat menyebalkan untuk xiao zhan.

"berhenti memasang wajah menyebalkan mu itu atau aku akan membunuh mu, sekarang juga" ucap xiao zhan kesal.

"baiklah, aku akan mengubahnya menjadi senyum tulus, tapi setelah kau berterima kasih pada ku" ujar jili.

"berterima kasih?" beo xiao zhan dengan satu alis yang terangkat.

"iya, berterimakasih" ucap jili.

"kan jika bukan karena ku, kau tidak mungkin bisa berkencan hari ini" lanjut jili.

"kau ingin aku berterimakasih pada mu, tentang hal itu?" tanya xiao zhan dan diangguki oleh jili.

"baiklah" ucap xiao zhan dengan senyum yang sedikit menyeramkan untuk jili.

"aku akan berterima kasih pada mu dan bahkan aku akan memberi mu sebuah imbalan, jadi mendekat lah" ucap xiao zhan, yang kini melangkah mendekati jili yang bergerak menghindarinya.

Disaat xiao zhan dan juga jili masih terlihat saling menggejar, tiba-tiba saja wang zhuocheng datang, membuat ke-duanya berhenti saling mengejar dengan kepala yang tertunduk.

"kau sudah pulang ternyata" ucap wang zhuocheng, yang diangguki oleh xiao zhan dengan kepala yang masih menunduk.

"kalau begitu kau pergilah mandi" lanjut wang zhuocheng, lalu pergi begitu saja setelahnya.

Meninggalkan xiao zhan dan juga jili, yang kini terlihat saling bertukar pandang bingung, akan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, namun telah terjadi didepan mata mereka.

"hari ini, makan siang kau yang memasak kan?" tanya xiao zhan pada jili, yang kini terlihat mengangguk, mengiyakan pertanyaan xiao zhan.

"kau tidak memasukkan ramuan atau pun sejenisnya ke dalam masakan mu kan?" tanya xiao zhan memastikan, yang kali ini dijawab gelengan kepala oleh jili.

"lalu mengapa zhouzhou seperti itu? Tidak mungkin karena dia kerasukan roh bukan?" lanjut xiao zhan bertanya kembali.

"entahlah, tapi mungkin saja. Tapi aku merasa dia aneh, sejak kau pergi tadi" ucap jili.

"atau jangan-jangan zhouzhou suka pada mu yang berbentuk perempuan seperti saat ini?" lanjut jili.

Dimana setelah jili mengatakan hal itu, dirinya kini mendapatkan sebuah tarikan ditelinganya dari xiao zhan.

"aw... aw... aw, jangan menarik telinga ku seperti itu" keluh jili, yang benar-benar merasakan sakit pada bagian telinga miliknya.

"lagi pula, aku kan hanya berpendapat" lanjut jili dengan bibir yang mengerucut, setelah xiao zhan melepaskan tarikan pada telinganya.

"meskipun itu sebuah pendapat, aku rasa hal itu tidak mungkin" ucap xiao zhan.

"jadi lebih baik kita menanyakan nya langsung, karena akan lebih menyeramkan jika dia seperti itu ditengah ketidaktahuan kita" lanjut xiao zhan.

"kau benar, meskipun aku takut dengannya yang galak, tapi aku lebih takut dengannya yang seperti itu" ucap jili.

Dimana setelah itu xiao zhan dan juga jili terlihat melangkah menuju kamar milik wang zhuocheng, yang kini pintunya tengah diketuk oleh jili dan juga xiao zhan dengan pelan.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu kamar milik wang zhuocheng, kini akhirnya pintu kamar itu terbuka dan menampilkan wang zhuocheng, yang kinu menatap tanya pada xiao zhan dan juga jili.

Switch Gender (YiZhan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang