7

142 20 2
                                    

Sunghoon terbangun dari tidurnya. Sunghoon melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 12.08. Sebenarnya, ia belum terbiasa dengan keberadaan Jay, tapi Sunghoon bahagia karena dia berada di sisinya. Walaupun Jay sedang tertidur pulas, dia masih terlihat lucu. Minho memiliki dua adik sekarang.

Sunghoon tidak dapat kembali tidur, ia melepaskan pelukannya dengan hati-hati agar Jay tidak terbangun. Sunghoon suka suasana malam, maka dari itu ia tidak pernah takut untuk tidak tidur pada malam hari sampai menjelang pagi.

Sunghoon mengambil handphone-nya di atas meja lalu membuka kamera. Ia mulai memotret wajah Jay yang lucu, momen seperti ini tidak boleh dilewatkan. Sunghoon mengembangkan senyuman sambil melihat hasil potretannya.

"Kamu ngapain senyum-senyum begitu?" Tanya Jay dengan suara ciri khas orang baru bangun tidur.

Sunghoon hampir saja menjatuhkan handphone-nya karena kaget. Ia lupa kalau Jay sangat sensitif dengan gerakan atau pun suara. Sepertinya, Jay sudah terbangun sejak Sunghoon melepaskan pelukan mereka.

"Sedang melihat orang cantik tidur, lucu banget, lho, Kak."

Jay mengernyitkan dahi.

"Siapa, sih? Tengah malam malah lihatin orang tidur. Mending kamu tidur, Hoon. Besok kamu masuk sekolah."

"Gak bisa."

"Kenapa?"

"Udah kebangun gak bisa tidur lagi."

Jay memijit pelipisnya.

"Taruh dulu itu handphone-nya."

Sunghoon menurut.

"Terus?"

"Kamu ini insomnia akut atau bagaimana?" Tanya Jay sambil mengelus-elus pucuk rambut Sunghoon.

Posisi mereka tidak saling berhadap-hadapan.

"Bisa dibilang begitu."

"Rasa takut orang yang selalu menjagamu menghilang, sehingga kamu selalu terjaga di malam hari sampai membuat jam tidurmu terganggu, tapi sepertinya kamu tidak mempermasalahkan hal itu."

"Aku suka suasana malam, sangat menenangkan."

Tangan Jay turun ke pundak Sunghoon.

"Aku mengerti, kamu bisa merasakan suasana malam pada hari Jum'at dan Sabtu. Sisanya kamu harus tidur, ini demi kesehatanmu. Aku tidak mau orang sebaik kamu kenapa-kenapa. Sekarang aku ada di sini, aku ada di sisi kamu, Hoon. Kamu bisa mempercayakannya padaku."

"Tapi ... Kak?"

"Tapi, apa?"

"Bukankah ini terlalu cepat?"

"Terlalu cepat bagaimana maksudmu?"

"Apa menurut Kakak kita terlalu dekat?"

"Tidak apa, bukankah keluarga memang harus dekat? Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri, walaupun sebelumnya aku tidak pernah memiliki sesosok adik."

"Jika itu wajar, baiklah."

Jay tidak mempersalahkan jawaban Sunghoon.

"Kamu tidur ya, Hoon."

"Aku ingin Kak Jay menyanyikanku sebuah lagu agar aku bisa tidur."

"Haruskah?"

"Itu pun kalau Kakak mau aku tidur, kalau enggak ya sudah," ucap Sunghoon dengan tangannya yang berusaha mengambil handphone, tetapi ditahan oleh Jay.

"Iya-iya, jangan mainin handphone, ah."

"Gitu, dong."

"Mau rekomendasi lagu?"

Phobia [jayhoon] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang