Killer by @TCy_vee

175 26 24
                                    

Story by : TCyveeWord : 1571

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Story by : TCyvee
Word : 1571

Jangan lupa vote dan komentarnya 🥰

============================
=====================

Hembusan nafas kasar sedikit terdengar, tumpukan kertas jurnal dengan informasi seseorang membuat dia memijat keningnya kasar.
Sedikitnya merasa tertekan, tapi melihat raut menjengkelkan penuh kemenangan dari temannya cukup banyak membuatnya ingin melakukan pembunuhan.

Seseorang yang bahagia di atas penderitaan orang lain, seharusnya di habisi.
Tapi sialnya dia cukup anti dengan kekerasan.

"Pasien pertama bulan ini kan? Ambil saja lah dari pada harus mengambil cuti lagi karna menganggur."

Sekali lagi mendengus, meski terkesan pengertian tapi temannya ini sedang memberinya hinaan.
Bagaimana bisa seseorang yang mencintai kedamaian seperti dirinya perlu di hadapkan dengan pasien kejiwaan mental yang sudah sungguhan gila.

Data informasi yang di bacanya saja menjelaskan jika calon pasiennya ini baru saja menghabisi nyawa seluruh anggota keluarganya.
Berani sumpah, dia hampir memuntahkan seluruh makan siangnya yang masih di cerna di dalam perut ketika membaca kronologi pembunuhan yang di lakukan pasiennya.

Lebih buruk dari kata menyedihkan, pasien gilanya bahkan merobek kulit tubuh ayahnya kemudian membiarkan paruh baya itu mati dengan sendirinya, bahkan di jelaskan jika jasad ayahnya di temukan tidak bernyawa tujuh jam setelah kulitnya di lepas.

Bayangkan bagaimana paruh baya itu merasakan penderitaan yang begitu lama, dan kejamnya pelaku adalah putranya sendiri.

Ini sungguhan gila.

"Ayolah berhenti membuat wajahmu terlihat seperti kemeja kusut."

"Diamlah atau ku sobek mulutmu."

"Itu kekejaman dude." Temannya terbahak, tidak perduli raut nelangsa miliknya.

Dia hanya senang menggoda si manis satu ini.

__________________________

Disini dia sekarang, berhadapan langsung dengan pasien kejiwaannya yang hanya diam menatapnya dengan sungging senyum terpatri di bibirnya.

"Tanapon Sukhumpantanasan-"

"Perth, cukup Perth saja."

Dia masih tersenyum, memotong ucapan dokternya sesuka hati, membuat suasa dalam ruangan menjadi semakin tidak terkendali, maksudnya dokter itu -Saint- merasa begitu tidak nyaman.

"Baiklah Perth, kau bisa memanggil ku Saint kalau begitu."

"Bagaimana dengan cantik? Kau terlihat begitu cantik dokter."

Sekali lagi Saint terdiam ketika Perth terkekeh menyebalkan.

"Bisa kita lanjutkan pertanyaannya?"

"Tentang keluarga ku yang mati, atau tentang aku yang membunuh mereka?"

Dark Side (story of PerthSaint) One Shoot حيث تعيش القصص. اكتشف الآن