Fake, You! by Fertppe

245 21 3
                                    

Store by : ferthppeWord : 3883

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Store by : ferthppe
Word : 3883

===========================
==================


    Kehilangan menjadi momok paling menakutkan bagi beberapa orang, kenyataan bahwa kita tidak bisa bertemu lagi dengan orang yang pergi atau menghilang cukup menampar mental siapa pun yang mengalaminya. Sore ini, walau langit mendung dengan awan gelap yang menyeramkan, Perth menelusuri jalan trotoar sambil sesekali menghisap rokok di tangannya. Hingga Perth sadar bahwa ia akan segera sampai di lokasi yang dituju, Perth mematikan rokok itu dengan menggesekannya ke tembok lalu melemparkannya ke sembarang arah.

    Perth mengucek kuat kedua matanya menggunakan kedua tangannya selama beberapa menit, lalu ia memperhatikan pantulan dirinya di kaca sebuah bangunan yang ia lewati. Merasa puas, ia kembali melanjutkan perjalanannya. Perth memasuki sebuah bangunan apartemen lalu memasuki lift dan menekan lantai yang menjadi tujuannya.

    Lantai yang menjadi tujuan Perth adalah lantai paling atas dari bangunan ini, di mana hanya ada beberapa gudang, toilet, dan atap terbuka. Sesampainya, Perth sudah melihat teman-temannya di depan lift sedang menunggu kedatangannya. Perth mempertahankan ekspresi yang telah dibuatnya sejak ia memasuki kawasan ini. Melihat Perth yang datang dengan ekspresi yang menyentuh hati, mereka segera merangkul Perth bergantian sambil menepuk-nepuk pundaknnya berniat untuk menguatkan. Tak lupa mereka juga melemparkan senyuman kepada Perth yang dibalas senyuman pahit juga oleh Perth.

    “Ayo.” Ajak Mean, salah satu teman Perth.
    Perth mengangguk, mengikuti langkah mereka.
    Selain Perth dan Mean, ada juga Mark, Gun, Title, dan Yacht yang datang ke sini. Mereka membuka sebuah pintu yang akan membawa mereka ke atap gedung. Langkah kaki membawa mereka ke sisi atap sebelah kiri di mana tepat di balik tumpukan barang bekas itu terdapat tempat yang menjadi mimpi buruk bagi mereka.

    Tepat satu tahun lalu, saat itu Perth adalah penghuni apartemen ini. Ia sedang mencari keberadaan kekasihnya, Saint. Perth menelusuri setiap titik Gedung namun nihil, ia tak menemukan Saint. Hingga Perth memutuskan untuk mencari Saint di atap karena ia sudah putus asa, namun ternyata keputusasaan telah memberikannya jawaban. Perth menemukan Saint sudah terbujur kaku dengan darah segar yang mengalir dari lehernya. Nahasnya, Perth juga melihat leher Saint sudah hampir putus karena luka sayatan yang hingga kini masih menjadi misteri.

    Mengingat peristiwa itu membuat Perth meringis, ia tak kuat jika bayangan Saint yang mati mengenaskan muncul di benaknya. Perth menutup matanya dengan erat, mencoba meredakan rasa perih di hatinya. Perth merasakan ada tangan yang mengusap lembut pundaknya, ia tebak, itu adalah tangan Mean. Mean sangat paham posisi Perth sangat sulit untuk datang ke sini namun sudah menjadi tradisi di sini untuk mendatangi tempat yang menjadi tempat terakhirnya sebuah jiwa itu mati.

    Yacht memberikan seikat bunga mawar kepada Perth, lalu menepuk pundak Perth dan kembali ke tempatnya. Inilah saatnya, Perth berjongkok lalu menaruh bunga mawar itu di depannya. Perth merasakan tepukan pelan lagi di bahunya, ia tahu bahwa itu isyarat agar ia berdiri namun Perth hanya diam, ia meminta waktu untuk lebih lama berada di sini. Walaupun semua temannya mengizinkan, tidak dengan awan. Sedikit demi sedikit awan gelap itu menumpahkan rintikan air hujan yang memaksa mereka untuk segera pergi dari situ. Dengan terpaksa, Perth dan teman-temannya pergi.

Dark Side (story of PerthSaint) One Shoot Where stories live. Discover now