🍁 25: Ending🍁

498 52 10
                                    


"Hasil Dari Rasa Sakit"






Siang itu angin musim gugur berhempus dengan hangat, menerbangkan beberapa kelopak bunga dan daun kering. Gaun silver yang di kenakan seorang wanita muda juga bergoyang mengikuti arah angin.



(Gaunnya yaw, By: pinterest)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Gaunnya yaw, By: pinterest)


Wanita muda ini berdiri di sebuah makam dengan bunga Lily putih di tangan kanannya. Mata coklatnya menatap makam yang telah berumur dua tahun itu, menghela nafas sejenak sebelum menaruh bunga Lily di atas makam.

Mata coklatnya ia pejamkan, mengantarkan do'a untuk sosok di dalam tanah itu. Walau rasa sakit masih ia rasakan namun waktu dua tahun cukup untuknya mengikhlaskan semuanya.

"Saya masih belum mengerti mengapa anda menyebut Vio di nafas terakhir anda. Yang bisa saya yakini adalah, anda benar-benar menyayangi Vio walau itu terlambat. Sakit hati saya jika mengingat semua perlakuan anda terhadap saya, tapi saya yakin anda memiliki alasan anda sendiri, walau apapun alasan yang anda punya tetap saja pilihan yang anda ambil itu salah. Saya telah mengikhlaskan semua yang terjadi di masalalu, oleh karena itu tolong sampaikan maaf saya kepada Vino dan Vio karena tidak bisa menghadirkan mereka kembali di kehidupan ini. Pangeran, mari kita memiliki hubungan yang lebih baik lagi di kehidupan selanjutnya."

Senyum terbit di bibirnya, perasaannya jauh lebih longgar dari sebelumnya. Ia merasa bebas karena telah memilih ikhlas. Sekali lagi menatap makam itu dengan pandangan hangatnya, "mungkin di kehidupan sebelumnya kita memilih untuk bersatu di atas pernikahan dan memiliki Vino dan Vio, namun di kehidupan saat ini aku memilih untuk tidak mencintaimu lagi dan membuatku tidak bisa memiliki Vino dan Vio. Tidak apa, aku yakin Dewa telah menuliskan takdir yang indah untuk kita di kehidupan selanjutnya. Huft~ saya akan kembali lagi di lain waktu, sampai jumpa Pangeran Sehun."

Wanita muda ini berjalan meninggalkan pemakaman yang berada di balik bukit selatan, tempat pemakaman untuk seorang pemberontak atau pengkhianat. Pangeran Sehun mengejutkan semua rakyat Delsen dengn pemberontakan yang ia lakukan dan gugur dalam pemberontakan itu.

Banyak masyarakat yang menyayangkan tindakan Pangeran Kedua Delsen itu, karena jika beliau tidak melakukan pemberontakan bisa saja beliau yang menjadi Raja, mengingat Putra Mahkota sendiri memang tidak menginginkan kekuasaan itu. Namun semua telah terjadi dan mungkin memang inilah akhir dari rencana licik si Pangeran muda.

Selama dua tahun ini telah ada banyak hal yang berubah. Dimulai dari banyaknya bangsawan kotor yang di copot dari gelarnya dan juga banyak yang menerima hukuman mati. Contohnya seperti Duke Michelles satu dan Duke Michelles dua, mereka terlibat di dalam kelompok yang di bentuk oleh Pangeran Sehun, juga telah melakukan korupsi besar-besaran pada wilayah yang mereka pimpin, sehingga Duke dan Duchess menerima hukuman gantung.

Start Over Again [End]Where stories live. Discover now