The Encounter

673 115 61
                                    


Interogasi dengan ketiga anak ini sudah selesai.

Datanglah ke ruang interogasi, aku menunggu.



MULTIVERSE OF HAPPINESS
Naruto © Masashi Kishimoto
Chapter 02: The Encounter



Burung masih aktif berkicau, ayam masih berkokok nyaring kala tungkai kembar pemuda berambut hitam itu melangkah membelah embun, meninggalkan kediamannya menuju gedung Hokage.

Semilir angin pagi menerpa wajahnya, sejuk itu ia resapi dengan memejamkan matanya sejenak. Jemarinya terbuka, berdansa bersama angin dengan ringan.

Jubah hitamnya sedikit berkibar berkat langkah kakinya yang lebar dan angin pagi yang cukup besar. Sampai ia tak menyadari, gedung yang ia tuju sudah di depan mata.

Kakinya tidak melangkah masuk ke dalam gedung, namun bergerak ke sisi belakang, menapak turun melewati tangga yang ada. Tujuannya bukan ke ruang Hokage yang berasa di lantai paling atas, namun ke Balai Rehabilitasi di lantai paling bawah.

Dan kenapa ia sangat hapal seluk beluk tempat ini? Bingo. Dulu ia menghabiskan lebih dari setengah tahun mendekam bagai kriminal. Well, ya— memang kriminal.

Dengan mudahnya Sasuke menemukan ruang interogasi. Ini ruang besar, artinya ruang interogasi khusus yang bisa menampung empat sampai enam orang. Yang biasa hanya cukup untuk dua hingga tiga orang saja.

Pintu besi berwarna silver di pegangannya itu ia dorong, menampilkan ruang kedap suara dengan meja persegi, lengkap dengan enam kursi yang sudah terisi sebagian.

Lebih tepatnya, tiga orang aneh yang mengaku sebagai Uchiha di satu sisi, dan sisi lain di isi oleh Kakashi seorang, di bangku bagian tengah. Sementara ia sendiri menolak duduk, hanya berdiri di belakang Kakashi sembari bersandar ke tembok.

"Nah, anak-anak, beri salam pada ayah kalian," Kakashi berkelakar, namun Sasuke tidak paham.

Ketiga anak itu pun geming. Si kembar hanya menatapnya, dan gadis itu menunduk. Dari bahunya yang bergetar, Sasuke bisa menyimpulkan ia menangis. Mungkin habis dimarahi Kakashi?

Hening menyergap mereka untuk sesaat, sampai Itachi mencoba mencairkan suasana, "Nee-san kalau kau menangis terus, bisa-bisa kau menjadi adik kami, bukannya menjadi kakak,"

Yukio hanya menatap kembarannya dengan senyum miring, sementara Naoko masih diam menunduk. Jelas percobaan Itachi gagal dengan sempurna.

"Maaf, kakakku kesayangan tou-san kami. Dia pasti merindukannya," kali ini Yukio berucap. Setidaknya dia sedikit lebih waras dibanding kembarannya.

Sebuah decihan lolos dari mulut Sasuke. Ia membuang pandangannya sesaat sebelum kembali menatap mereka penuh selidik, "Lalu apa peduliku. Jadi penyusup dari mana mereka ini, Kakashi?" kelakar tiga orang itu tidak akan Sasuke tanggapi. Mereka hanya bisa membuatnya emosi.

Kakashi berdeham sembari menutup matanya, ia mencoba mengumpulkan serpihan kehormatannya walau di hadapan empat orang Uchiha ini, tidak ada artinya. "Aku tidak bilang mereka penyusup. Mereka bertiga anakmu—"

"Gila," dan hanya itu, sebuah ucapan manis dari mulut manis Uchiha Sasuke sesaat sebelum ia meninggalkan ruang interogasi. Jemarinya terulur, hendak meraih gagang pintu namun suara Kakashi mengambil alih atensinya.

"—dari semesta yang lain. Mereka jatuh dan tersesat di hutan, dan setelah di cek oleh Shikamaru, mereka secara tidak sengaja melewati portal waktu dan dimensi sampai tiba di Konoha seperti ini," sekejap tubuh jangkung itu terdiam di tempat. Tidak bergerak, bahkan jemarinya masih melayang tanpa menyentuh gagang pintu maupun ditarik kembali ke posisi normal tubuh manusia yang berdiri.

Multiverse of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang