Prolog

29.6K 2.4K 65
                                    

Bandung, Agustus 2022

Hujan turun mengguyur jalanan kota Bandung yang tengah dihiasi hiruk pikuk orang orang sore itu. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore hari, yang dimana sekarang rata rata sudah jam pulang kerja. Suasana hujan dengan bau petrichor yang kerap kali dianggap sebagai momen yang pas untuk galau itu seketika hancur bergantikan jalanan yang macet dan bunyi klakson yang terdengar disana sini.

Berbeda dengan jalanan yang ramai, komplek perumahan yang letaknya berada di tengah kota Bandung itu sedikit lenggang di sore hari. Membuat seorang lelaki dengan kaus hitam polosnya kini duduk di teras rumah dengan pandangan muram. Niatnya untuk menunggu tukang bakso lewat setiap sore di depan rumah lantas hancur karena hujan sialan ini. Mangkok yang sedari tadi dia bawa untuk menemaninya menunggu tukang bakso lantas kini menganggur di meja teras.

Kalau hujan hujan begini, apalagi suasana lagi sepi, memang momen yang pas untuk menggalau. Sialan, jiwa anak senjanya jadi meronta ronta.

Tapi semua itu hanya isi pikirannya saja. Meski jiwa anak sejanya sudah mendarah daging, lelaki itu juga tahu situasi. Karena serius, demi kaos kaki sang adik yang sudah seminggu gak diganti, lelaki itu memang sedang sedih sore ini.

"Kalau hujan begini, jadi keingat abang..." Gumamnya pelan dengan pandangan sendu yang menatap ke jalanan.

"Tapi kalau aku ngaku kangen sama dia kayak gini, ntar dia bangga banget kayak udah berhasil bikin Jakarta gak banjir lagi."

"Tahu ah, mana lagi laper, tukang bakso nggak lewat karena hujan, parno karena habis nonton film horror, sendirian di rumah pula, sial banget aku hari ini." Ucapnya kesal sambil membawa mangkok yang tadi dia bawa kembali masuk ke dalam rumah.

"Tapi kalau seandainya hujannya deras begini, mandi hujan enak kali, ya?" Guammnya lagi.

Seketika dia menggeleng pelan.
"Enggak enggak, aku kan udah dewasa, masa masih mandi hujan?"

"YEYYYYYYY HUJANNYA DERAS BANGET, AYO TURUN LEBIH DERAS DAN LEBIH LAMA LAGI!!! WAHHH, SEGER BANGET GILA!!!!"

Ck, omongan bocah emang gak bisa dipegang. Udah SMA, tapi kelakuan kayak masih SD. Setelah kurang lebih setengah jam dia berteriak seperti orang gila dibawah derasnya hujan, akhirnya lelaki itu memilih masuk ke dalam rumah untuk mengganti bajunya dan mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Apa itu mandi? Gak ada mandi sehabis hujan dalam kamus kehidupan di rumahnya.

Hujan masih turun deras, dan dia masih sendirian di rumah. Menunggu kepulangan saudara saudaranya yang lain. Lelaki itu kini duduk di teras, gak berani masuk ke dalam rumah karena parno sama pocong yang muncul dibalik pintu gara gara film yang dia tonton tadi.

Jiwa anak senjanya kembali bergejolak, sambil menatap rintik hujan yang jatuh menghantam jalanan di depan rumahnya, kini raut wajah sendu lelaki itu begitu kentara terlihat.

"Jadi kangen abang..."

_________

Ada yg sama kayak dia gk? 😏

Ngaku kalian, siapa yang masih mandi hujan meski umurnya udah hampir kepala dua?!!!

Karena masih awal, jadi belum tahu mau ngomongin apa.

Voment, okay? 🥰

Lop u all 💚💚💚💚💚

Raga || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang