Berpisah

14 3 2
                                    


     "Len, makasih ya udah nenemin meeting hari ini. Maaf jadi ngerepotin kamu."

     "Tidak masalah kak, mumpung aku ada waktu kan."

Setelah pertemuan tersebut, rehat sebentar dengan duduk di kursi panjang yang tersedia di bunderan halaman perusahaan tersebut. Bayangkan saja, dari lantai 15 dan kita harus menuruni berapa anak tangga untuk mencapai lantai dasar ? Lift yang sedang direnovasi membuat kita cukup tersiksa sampai badan ini terasa lemas dan tenggorokan yang terasa kering walaupun saat meeting tadi sudah mencukupi kebutuhan air di tubuh kita.

Lalu, datanglah bus kota yang sering kita pakai untuk bepergian di sekitar Kota Neville. Terlihat aneh bagi Raven, bus kota ini berhenti di tempat yang bukan untuk pemberhentian dan penjemputan penumpang atau memang bus kota ini hanya sekadar lewat saja ? Tidak mungkin, walaupun perusahaan ini berada di pinggir jalan, tetapi bukan menjadi alasan bus kota ini berhenti disini. Raven menjadi sedikit curiga.

      "Kak, kita naik bus saja yu. Soalnya, kita harus buru-buru untuk acara selanjutnya kan."

Raven berbisik kecil kepada Nalendro

      "Len, sepertinya bus ini bukanlah bus kota. Lagian, kakak sudah mengenal hampir semua supir bus di Kota Neville dan orang ini (supir bus), tampaknya mencurigakan ditambah lagi, kakak belum pernah melihatnya."

Tetapi, Nalendro membantah pernyataan yang diberikan oleh kakaknya, Raven.

     "Sudahlah kak. Kan kakak sering bilang kepadaku, kita tidak boleh berburuk sangka kepada orang lain. Lagian, ada penumpang lain juga kok di dalam bus ini." Sambil melihat ke dalam bus-nya. "Ayolah kak, daripada kita nunggu lama lagi, pake bus ini aja."

Dengan rasa yang penuh dengan kecurigaan, Raven menuruti apa kemauan adiknya. Dia melihat lirikan mata supir bus kota tersebut yang membuatnya semakin curiga, hatinya berbilang "ada yang tidak beres nih". Di dalam bus tersebut, terdapat 6 orang yang menduduki kursi-kursi bus tersebut, mereka duduk dengan pola yang sama, dari sisi kanan dan sisi kiri.

Satu orang berada di sebelah kiri dan kursi di sebelahnya kosong, dua kursi selanjutnya diisi dengan dua orang yang memegang botol minuman. Raven beranggapan bahwa kursi kosong tersebut untuk dia dan adiknya. Tetapi, hatinya merasa tidak nyaman ketika melihat kursi kosong tersebut, seperti ada yang berkata kepada pikirannya untuk duduk di kursi lain saja.

Dia pun menarik tangan Nalendro untuk pindah ke kursi lain dan tidak berada di dekat enam orang tersebut. Nalendro berbisi kecil kepada Raven.

     "Kak, kenapa sih penuh dengan kecurigaan terus? Udah enak di kursi tadi, aku bisa ngobrol dengan mereka semua."

Raven menyuruhnya diam dan mengikuti kemauan Raven

      "Sudahlah diam, kakak hanya ingin kamu selamat dan melindungi dari segala bahaya apapun."

Raven terus memantau keeram orang tersebut, wajahnya terhalang oleh masker dan jaket yang bertudung sehingga Raven tidak bisa mengenali satu per satu orang tersebut.

     "Kak, tau gak sih? Hari ini adalah hari yang terbaik bagiku. Setelah, sekian lamanya melewati berbagai hal yang menimpaku. Ditambah, sudah lama tidak quality time bareng kakak sendiri." Kata Nalendro terhadap rasa kebahagiannya kepada kakaknya.

Raven memberikan senyumannya yang menandakan bahagianya dia bisa melihat adiknya bisa melewati berbagai hal yang membuatnya menjadi berubah total dan kembali ke versi atau sosok sebenarnya "Nalendro".

Ketika sedang mengobrol dengan Nalendro, Raven melihat ke luar jendela dan ternyata jalan yang ditempuh bus kota ini bukanlah rute yang seharusnya dilewati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wake Up : An Unknown JourneyWhere stories live. Discover now