Chapter 10

1.5K 228 96
                                    

Happpppyyyy readingggggg <(")/

.
.
.
.
.
.
.
.

"Ah! Taehoon, pelan-pelan... sakit." Erang Hobin sembari meringis. Setetes air mata terlihat menuruni wajahnya yang bersimbah keringat itu.

Sebuah seringaian kecil terbentuk di kedua belah bibir berwarna pink itu. "Bukannya kau yang minta? Kok sudah mau menyerah?"

"I-iya sih, tapi... AH!"

Hobin menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan di tubuh bagian bawahnya.

Taehoon benar-benar kejam.

Bisa-bisanya tubuh Hobin yang kecil dan kaku itu dipaksa untuk melakukan split tanpa ampun!!

Oke, mungkin ini salah Hobin karena sudah meminta diajari sedikit gerakan Taekwondo oleh Taehoon yang hendak pergi ke dojang pagi ini untuk melakukan latihan rutinnya.

Tanpa berpikir panjang, Taehoon pun setuju dan sekarang mereka berdua berada di ruangan yang tertutup tersebut dengan posisi Hobin menahan berat badannya dengan bertumpu pada kedua lengannya yang ia letakkan di lantai dan Taehoon yang sedang berdiri di dekatnya sambil sesekali berjalan mengelilingi pemuda yang lebih pendek tersebut.

"Kakimu kurang terbuka." Ucap Taehoon seraya menggeser kaki Hobin agar melebar untuk kesekian kalinya.

"Aaah! Sakittt!" Keluh Hobin dengan deru napas yang semakin cepat. "Aku kan minta diajarkan gerakan Taekwondo! Bukan cara untuk split!" Serunya dengan tatapan berang menatap idol yang sedang berdiri di sampingnya itu.

Taehoon menaikkan sebelah alisnya. "Bicara apa sih? Split itu bagian dari pemanasan yang penting sebelum melakukan Taekwondo." Ujarnya sambil menurunkan tubuhnya dan melakukan split dengan sempurna tanpa kesulitan sama sekali. "Bagaimana jika kau terkilir?"

Hobin mendecak iri.

Karena sudah kesal dan capek, Hobin membanting tubuhnya ke lantai sambil menatap langit-langit dojang. "Aku menyerah! Aku melihatmu latihan saja."

Taehoon bangun dari posisinya dan berjalan mendekati Hobin, berniat mencemooh dirinya namun melihat pemuda bersurai gelap itu dibawahnya kini membuat dirinya tertegun. Ia menatap lekat pemuda yang sedang membaringkan tubuhnya dengan wajah yang memerah dan dadanya yang naik turun. Poninya yang tersibak dan basah dengan keringat di dahinya juga membuat Taehoon terpana. Menurunkan pandangannya, ia menemukan benda favorit yang baru saja ia cicipi semalam. Kedua belah bibir yang empuk itu terbuka sedikit untuk memberikan akses agar oksigen dapat memasuki paru-parunya. Taehoon sedang menimbang-nimbang apakah Ia bisa merasakan manisnya bibir itu lagi pada pagi hari ini.

Tanpa sadar Taehoon menelan ludahnya kasar.

Hobin yang merasa ditatap dengan jeli itu mengalihkan pandangannya ke arah Taehoon. "Taehoon?" Jantungnya mulai berdetak lebih cepat melihat kedua manik amber yang jernih menatapnya dengan buas seperti predator itu.

Merasa sudah terlalu berkelut di dalam pikirannya yang gelap, Taehoon dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berjalan mendekati samsak yang ada di dojangnya. "Terserah kalau begitu."

Hobin memposisikan dirinya untuk duduk dan menatap punggung pemuda brunette yang menjauhi dirinya itu. Mulutnya ia kerucutkan sedikit.

Sementara itu, Taehoon sedang melakukan pemanasan kecil sebelum meluncurkan aksinya untuk menendang samsak yang sudah terlihat usang. Meskipun berusaha untuk fokus, ada sebuah pikiran yang sedikit mengganggunya ini.

'Kenapa ia bertingkah seolah-olah semalam tidak terjadi apa-apa?' batin mereka berdua secara bersamaan.

Aneh. Semuanya terasa terlalu kasual. Bahkan mereka terlelap di dalam satu kamar yang sama tanpa terjadi apa-apa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oh My Idol!Where stories live. Discover now