[awas salah lapak, soalnya ini bxb.]
Kisah mereka di mulai dari pertemuan tidak sengaja disaat malam Carnaval tiba. Taeyong, pemuda Jalanan yang berkeliling di Carnaval bersama teman-temannya mendapati seorang Pemuda yang tampak panik akan se...
Entah bagaimana bisa Taeyong mau menolong seseorang seperti ini, tidak biasanya. Bahkan ia sesama pencopet. Disaat matanya tidak sengaja melihat pemuda ini, sesuatu dalam hatinya menarik Taeyong untuk mendekat dan menolongnya.
Tapi ia hanya diam menatap Taeyong intens.
"Kau bisa mendengar ku tidak?" Teriak Taeyong lagi. Tetap saja ia diam.
"Sudah lah! Kau tidak tau berterima kasih sama sekali, cih!" Taeyong akan bergerak pergi setelah bergumam.
Tangannya di cekal oleh pemuda tersebut, bahkan matanya tampak meminta pertolongan kepada Taeyong. Awalnya Taeyong hanya menatap tangannya namun sekali lagi, Taeyong merasa dirinya di beri perintah untuk membantunya.
Membawa pemuda itu keluar dari segerombolan orang-orang tersebut dan membawa pemuda itu pergi menjauhi Carnaval. Berhenti tepat lima belas langkah dari pintu masuk Carnaval.
"Pulang lah! Tempat ini engga aman untuk mu!"
Ia masih enggan pergi.
"Kau tuli atau bisu? Atau bagaimana, ya pemuda tampan?! Pergilah, kau sudah ku bantu kan?" Kesal. Sungguh. Ternyata semerepotkan ini membantu seseorang—pikir Taeyong.
Tubuh Taeyong mematung mendengar kekehan tanpa suara pemuda itu, bahkan tangannya sekarang bergerak seperti mengukir kata yang sayangnya Taeyong tidak pernah tau itu apa.
"Kau lucu sekali. Aku senang melihatmu."
Jari telunjuk Taeyong terangkat ke arah pemuda itu, mulutnya tidak bisa tertutup bahkan harus ia bekap dengan tangannya sendiri.
"K-kau..."
"Terima kasih banyak."
Ingin menangis saat ini juga. Taeyong merutuki ucapannya yang senonoh asal keluar begitu saja tentang pemuda ini. Pasti sangat menyakitkan. Taeyong tidak pernah merasakan ia menyesal akan sesuatu yang ia perbuat. Sekarang itu yang ia rasakan.
Pemuda ini ternyata benar-benar...bisu.
GREP!
Dan sekarang memeluk Taeyong begitu hangat sambil tersenyum bersama kedua lubang di pipinya, cukup memabukkan.
Air mata Taeyong jatuh begitu saja. Taeyong saja sampai bingung kenapa ia harus menangis.
Pelukan hangat ini tidak pernah ia rasakan dari siapapun bahkan dari orang tua nya sekalipun. Taeyong...
Ia menepuk punggung Taeyong ketika merasakan baju kausnya basah karena air mata Taeyong.
Taeyong, ini awal hidup yang akan membawamu kepada suatu hal yang baru.
—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
—Pemuda tanpa nama yang sudah memeluk Taeyong dengan hangat—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
—Lee Taeyong—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
—Jhonny Suh—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
—Nakamoto Yuta—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
—Kim Jungwoo—
—Bersambung—
Oke! Bagaimana? Suka? Ini aku ambil dari suatu POV media sosial tiktok @aduhbusethvmv hallo kak? Komen kalau kakaknya ya? Hihihi😉
Makasih dari kalian yang mendukung, aku akan sebisa mungkin menjadikan wp ini jadi yang terbaik biar engga mengecewakan.
Aku hanya penulis pemula yang harus belajar lebih banyak lagi. Lagian kalau engga ada POV itu, story ini engga akan pernah ada.
Mau mencoba hal baru, bolehkan? Dari dulu nulis bxg walaupun bacanya bxb sekarang bener-bener nulis cerita bxb begini, hehehe.
Ini masih prolog, jumpa lagi di chapter selanjutnya sampai tamat🙏🫂