Part 46. Losing You

9 1 0
                                    

Hyunji menghela nafasnya berat kemudian memegang dada Hani

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Hyunji menghela nafasnya berat kemudian memegang dada Hani. Ia memusatkan semua sisa hidupnya kearah tangannya agar semuanya bisa disalurkan.

"Semoga berhasil" Batinnya berdoa.

Cahaya berwarna hijau dipenuhi bintik-bintik menyerupai kunang-kunang yang berterbangan kini mulai memenuhi ruangan Hani. Gadis itu menutup matanya kesakitan, punggungnya semakin retak bahkan retakan itu menjalar keseluruhan kaki, tangan dan wajahnya.

Hyunji melirik jendela yang mulai menampakkan matahari yang baru saja akan terbit.

"Kumohon cepatlah"

*****

Hyunsik melajukan mobilnya semakin kencang mengejar mobil Leeyeon yang juga sedang terburu-buru menghentikan Hyunji.

Leeyeon reflek menginjak pedal remnya saat mobil seseorang menghalangi jalannya. Ia membunyikan klakson pada orang itu "Hyak minggirlah" Teriaknya.

Bukannya menepi, mobil itu malah makin maju hampir menabrak mobil miliknya membuat Leeyeon geram kemudian turun mendatanginya.

"Hyunsik?" Heran Leeyeon saat melihat jelas wajah dari sang pengendara mobil tersebut.

"Hyunsik ah, bagaimana dengan Hyunji? Mengapa kau membiarkannya pergi... Aish bisa-bisanya kau tega~" Ucapan Leeyeon terpotong tatkala Hyunsik meninjunya.

"Tidak perlu akting, dimana kau menyembunyikan Hyunji dasar keparat"

Leeyeon memegangi pipinya tak menyangka kemudian tertawa remeh "Kukira kau selalu bersamanya... Itu artinya disini kau yang berbohong" Lanjut Leeyeon yang mulai memukul Hyunsik tiba-tiba.

Hyunsik mengusap ujung bibirnya yang kini mengeluarkan darah lalu membalas pukulan Leeyeon "Aku tidak tau apa maksudmu, berikan Hyunji padaku sekarang" Tegasnya seraya menguatkan cengkramannya pada kerah baju Leeyeon.

Entah apa dipikirannya, namun Leeyeon hanya terdiam membuat Hyunsik semakin tidak sabar "Cepat katakan dimana Hyunji"

Leeyeon menatap Hyunsik tajam "Kau ingin bertemu Hyunji kan, kalau begitu ikut denganku tapi pertama-tama lepaskan kerahku"

Hyunsik langsung melepas cengkramannya dengan kasar "Cepatlah" Perintahnya sedangkan Leeyeon dengan kesal merapikan pakaiannya yang hampir saja robek itu.

Menggunakan mobil Leeyeon, dengan kecepatan tinggi mereka berdua kini bersama-sama menuju rumah sakit. Bersamaan dengan itu, Leeyeon juga meluruskan kesalahpahaman mereka berdua dan menceritakan apa yang akan Hyunji lakukan.

Tampak Hyunsik memijit pelipisnya pusing "Jadi itu yang ia katakan padamu"

Leeyeon mengangguk "Satu lagi, dokter pernah mengatakan Hani akan tiada dalam waktu singkat ini karena kondisinya yang sangat tidak memungkinkan tapi karena Hyunji, Hani bisa sembuh meski memiliki batas waktu hanya beberapa jam karena itulah Hyunji tidak ingin Hani tersiksa lagi"

Setelah sampai, Hyunsik langsung berlari menuju ruangan Hani diikuti Leeyeon.

Sementara itu, Hyunji kini tampak setengah berbaring tepatnya hanya kepalanya karena tak mampu lagi untuk menegakkan seluruh tubuhnya. Wajahnya begitu pucat pasih, tubuhnya lemas dipenuhi retakan tanda bahwa seluruh sisa hidupnya hampir habis diberikan Hani.

Meskipun terdengar samar, tapi ia tau suara langkah kaki yang sedang mendekat itu milik Hyunsik dan Leeyeon "Kumohon cepatlah" Doanya dengan tangan yang sudah bergemetaran sedari tadi masih setia memberi hidupnya pada Hani.

Ceklek. Pintu terbuka menampakkan Hyunsik dan Leeyeon yang sudah sangat khawatir. Hyunsik lantas langsung berlari duduk disamping Hyunji yang tak memiliki kekuatan lagi, menyandarkan kepala Hyunji kedadanya sembari memeluknya erat.

Sedangkan Leeyeon perlahan mundur, ia tau ia sudah terlambat walaupun ia memberi energi hidupnya seperti waktu itu tapi melihat tanda-tanda itu benar-benar terlambat, ia lebih baik memberi Hyunsik dan Hyunji waktu untuk berdua.

"Hyunji ah, geumanhae" Tahan Hyunsik baru menyadari jika Hyunji masih melakukannya.

Baru saja ingin menjawab, bibirnya kini tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Hyunji segera menggeleng kecil seolah mengatakan bahwa prosesnya tidak bisa dihentikan. Jujur saja, Hyunji tidak tau jika prosesnya begitu menyakitkan. Walaupun ia ingin beristirahat sejenak, hal itu tidak dapat ia lakukan tangannya seperti lem yang merekat tak bisa dilepaskan semaunya.

Hyunsik semakin memeluk tubuhnya yang penuh retakan itu ketika melihat gadisnya yang bahkan untuk berbicara pun ia sudah tak bisa.

Srekkk...

Akhirnya selesai, Hyunji dengan susah payah membalas pelukan Hyunsik. Ia tersenyum tipis tatkala merasakan tetesan air mata yang jatuh dipipi kirinya.

"Oppa" Panggil Hyunji seraya berusaha meraih pipi Hyunsik dengan satu tangannya.

Reflek Hyunsik terkesiap ketika Hyunji memanggilnya.

Mata mereka bertemu.

"Oppa mianhe" Lirihnya membuat Hyunsik semakin mengeluarkan air matanya.

Hyunsik mengelus lembut rambut panjangnya penuh sayang "Gwenchana, istirahatlah kau harus sembuh yah" Ujarnya menenangkan Hyunji kemudian melirik pintu mencari keberadaan Leeyeon berharap ia menyembuhkannya seperti saat itu, namun nihil.

"Oppa aku tak bisa lagi menahannya" Rintihnya kesakitan, tubuhnya semakin lemas, tangannya kini tak lagi membalas pelukan Hyunsik.

Ia tersenyum menatap Hyunsik dengan mata sayunya "Oppa kemarilah"

Hyunsik mendekatkan kepalanya mendekatinya sedangkan Hyunji menggerakkan tangannya menutup mata Hyunsik.

Cup.

Ciuman terakhir mereka membuat air mata Hyunsik semakin berjatuhan. Tak lagi merasakan tubuh gadisnya, tangannya yang tadinya menyentuh matanya juga sudah tak dirasakannya, bahkan ciumannya juga sudah tak dirasakannya.

Ia memberanikan dirinya untuk membuka matanya pelan meskipun tak siap dengan segala kemungkinan yang ada dipikirannya.

Kosong.

Hyunji telah pergi meninggalkannya.

Ia meringkuk memeluk pakaian Hyunji yang berada ditangannya "Hiks... Hyunji-ah" Tangisnya.


*****

Perlahan namun pasti, mata yeoja cantik itu terbuka. Ia melihat orang tua dan adiknya kini juga menatapnya.

"Heeyeon ah" Peluk ibu Hani.

"Noona" Senyum Taehwan adik Hani.

Sedangkan ayah Hani tengah berbincang dengan sang dokter.
"Bersyukur Tuhan masih menyayanginya, karena mujizat ini Hani bisa kembali beraktivitas" Kata dokter itu.

"Jadi dok, berarti dia sudah bisa berlatih dance bersama member Exid lainnya yah"

"Nde dia sudah sembuh total jadi yang seperti bapak bilang dia sudah berlatih tapi saya sarankan istirahat yang cukup dahulu..."

Hani menyebarkan pandangannya, ia tau pasti Hyunji yang telah menyembuhkannya seperti katanya kemarin, namun ia telah tiada.

Ia tertunduk. Ia ingat bahwa ia pernah mempermasalahkan hal ini bersama Hyunji, jika Hyunji membantunya menghindari kematian maka artinya Hyunji telah memberi semua sisa hidup padanya.

Ia tersenyum pahit.

'Hyunji-ya Terima kasih'

ALKAGEUSE || BTOB Lim Hyunsik (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant