- chapter 04

3 1 0
                                    

[SALJU]

°°°

Wilder menutup matanya dengan paksa, agar cepat tertidur. Tapi tidak bisa, tubuh nya terasa sakit tidur di atas ranjang Bambu itu. Ia menyesal pernah berpikir bahwa ranjang Bambu ini adalah tempat tidur yang nyaman.

"Ya Tuhan, kapan aku bisa tidur dengan tenang," Gumam Wilder kesal.

Ia bangkit dari posisi berbaring nya, melihat tempat sekitar yang dapat ia jadikan tempat tidur. Yah, ada satu cara yang tersemat dalam pikirannya.

Wilder mengambil selimut yang ia pakai, ia merobek nya menjadi dua bagian. Wilder membentangkan bagian selimut yang pertama di lantai yang terbuat dari batu bata. Dan yang satu nya ia gunakan untuk bantalan kepala nya.

"Cukup nyaman," Gumam nya dan mulai berusaha tidur.

Beberapa saat kemudian, Rosal membuka pintu kamar Wilder dengan membawa cawan yang di isi dengan arang dan bunga melati. Tapi ia terkejut ketika melihat Wilder yang tidur di bawah.

"Tuan pangeran? Apa kau memiliki masalah hidup yang besar?" Tanya Rosal dengan menaruh benda yang ia pegang di atas ranjang.

"Kenapa sepagi ini Rosalie," Ucap Wilder yang masih belum sadar sepenuhnya.

"Kau bahkan lupa nama ku, sepertinya aku harus membawa mu ke kuil yang berada di bukit duri, meminta pertolongan kepada pendeta," Ucap Rosal yang menatap Wilder dengan sengit.

Wilder bangun dari tidur nya, ia berdiri dan langsung memeluk Rosal, Entah saat itu dirinya sadar atau tidak.

Rosal mendorong Wilder menjauh, bahkan pria itu terjatuh ke lantai, "apa yang kau lakukan!"

Wilder tersadar dan terbelak, "maaf Rosal, aku tidak bermaksud--"

"Kau!," Potong Rosal cepat. Setelah itu ia pergi tanpa mempedulikan Wilder.

"Tidak ada keajaiban, dan ini bukan mimpi," Ucap nya dan mulai berdiri.

Wilder menaruh selimut nya di atas ranjang, ia mengambil cawan yang berisi arang dan bunga melati putih itu.

"Satu hal yang baru aku sadari, dia sangat mirip dengan Rosalie. Rambutnya yang berwarna coklat terang, kulit putih pucat, manik hijau gelap, dan banyak bicara." Batin nya.

Tidak ingin membuang waktu, Wilder langsung keluar mencari Rosal, berniat meminta maaf pada wanita itu.

"Bibi, di mana Rosal?" Tanya Wilder pada ibu Rosal yang berada di dapur.

"Rosal mencari kayu bakar di hutan, entah apa yang anak itu pikirkan. Salju yang sangat tebal ini tidak memungkinkan ia akan mendapatkan kayu."

"Baiklah, aku akan menyusul Rosal," Setelah mengatakan itu, Wilder langsung bergegas keluar.

Salju tebal di sepanjang jalan membuat Wilder sulit untuk melangkah. Kaki nya terus masuk ke dalam timbunan salju. Tapi Ia tetap berjalan mengikuti beberapa jejak kaki yang tercetak di atas salju. Ia yakin pasti itu jejak kaki Rosal.

Tubuh nya mulai menggigil, ia tidak memakai baju tebal ataupun syal. Nafas nya mulai berasap karna dingin nya udara yang ia hirup.

Tidak lama ia memasuki hutan, terlihat seorang wanita bersurai coklat terang yang duduk di bawah pohon pinus sambil bermain salju.

Ia yakin itu Rosal. Wilder terus mendekat, "Rosal?" Panggil nya.

Wanita itu menatap nya, ternyata benar itu Rosal. Wajah Rosal terlihat merah akibat udara yang dingin.

decisive timeWhere stories live. Discover now