Perspektif Wang Yibo

4.1K 475 54
                                    

Flashback On

Wang Yibo POV

"Mama mau kamu menikahi Xiao Zhan, Yibo" perintah nyonya Wang yang tidak lain adalah ibuku sendiri. Aku yang baru saja pulang kuliah dan sedang menikmati acara makan malam sederhana kami pun sontak terdiam, tidak mengerti apa maksud perkataan ibuku.

Aku kenal Xiao Zhan, dia adalah seorang omega lugu yang beberapa kali tidak sengaja berpapasan denganku karena ayahku yang bekerja sebagai tangan kanan ayah Xiao Zhan. Yang ku bingung sekarang adalah kenapa tiba-tiba aku diminta menikahi seseorang yang bahkan tidak kucintai? Kenal baik saja tidak hanya sekedar pernah bertegur sapa.

"Apa maksud mama?" tanyaku sekali lagi, memastikan sekaligus berharap bahwa aku salah mendengar. Aku bahkan melirik kearah ayahku akan tetapi dirinya hanya diam.

"Mama bilang kamu harus menikahi Xiao Zhan dan mama tidak sedang menanyakan pendapatmu jadi kamu hanya harus melakukannya"

Mendengar hal yang sama kedua kalinya beserta kalimat berikutnya itu membuatku sedikit marah dengan keputusan sepihak orangtuaku.

"Kenapa aku harus menikahinya? Aku bahkan tidak mencintainya. Jangankan cinta, aku bahkan tidak mengenalnya sebaik itu" protesku tak terima.

Tapi apalah dayaku yang masih makan dan bertahan karena uang orangtuaku, dengan terpaksa aku dinikahkan. Bahkan saat acara menjelang, aku maupun Xiao Zhan sama sekali tidak tersenyum. Disini aku menyadari bahwa tidak hanya aku seorang yang merasa terpaksa, terlebih usianya yang masih 15 tahun. Aku sungguh tidak habis pikir dengan maksud orangtuaku menikahkanku padanya. Mulanya aku berpikir bahwa pernikahan ini dilakukan karena orangtuaku menyayangi Xiao Zhan, terlihat dari keseharian mereka yang begitu memanjakan Xiao Zhan dan saat orangtua Xiao Zhan meninggal, orangtuaku seolah menggantikan peran orangtua agar Xiao Zhan tidak bersedih lagi.

Karena aku memang tidak mencintainya begitu juga sebaliknya, dan aku yang merasa bahwa orangtuaku sudah cukup menyayanginya, maka aku bertindak selayaknya orang asing yang terjebak dalam ikatan pernikahan. Aku memang tidak terlalu menyukai interaksi tidak penting pada siapapun itu bahkan orangtuaku sendiri apalagi Xiao Zhan yang hanya pendatang baru dalam hidupku. Aku mengacuhkannya karena aku berpikir Xiao Zhan juga tidak terlalu membutuhkanku sebagai suami. Di usianya yang muda, cukup kasih sayang orangtua bukan? Dan dia mendapatkannya dari orangtuaku.

Tapi ternyata aku salah.

Saat usiaku genap 21 tahun dan Xiao Zhan 16 tahun. Tiba-tiba orangtuaku mengatakan bahwa warisan Xiao Zhan menjadi milikku. Disinilah aku mengerti kenapa aku dipaksa menikah dengannya. Saat itu aku marah dan kecewa, kenapa bisa orangtuaku menjadi licik seperti itu. Apakah mereka tidak sadar bahwa Xiao Zhan tidak memiliki siapapun dan mereka justru menambahkannya dengan 'apapun'. Xiao Zhan yang tidak memiliki siapapun dan apapun!

Aku marah pada mereka tapi aku marah pada diriku sendiri karena mendengar alasan mereka. Mereka bilang bahwa mereka ingin membuat hidupku menjadi lebih baik. Mereka mengetahui bahwa aku tidak memiliki teman karena memang tidak ada yang mau berteman dengan aku yang miskin dan hanya mengandalkan beasiswa. Sebenarnya aku tidak masalah dengan keadaan itu, aku tidak pernah berkecil hati. Tapi ternyata orangtuaku tidak menerima keadaan itu. Mereka ingin aku dipandang dan bukan direndahkan.

Aku! Akulah alasan mereka menjadi licik pada Xiao Zhan. Dan aku tidak bisa membongkarnya karena aku tidak ingin orangtuaku dipenjara. Akhirnya aku memilih bungkam. Selama orangtuaku menyayangi Xiao Zhan seperti sekarang, bukankah ini win win solution?

Tapi lagi-lagi aku salah. Aku mulai melihat tindakan kasar ibuku pada Xiao Zhan. Memang tidak secara fisik namun secara verbal dan berulang kali. Rasa bersalah mulai menggerogoti hatiku. Terlebih saat aku melihat dimana Xiao Zhan hanya diam dan tersenyum menanggapinya tapi menangis sendirian di belakangnya. Aku merutuki kebodohannya. Seharusnya dia bisa berontak. Aku benci keadaan ini. Aku benci sifatnya yang terlalu naif dan aku benci diriku sendiri yang tidak bisa melakukan apapun.

Bless RevengeWhere stories live. Discover now