Bab 17

8 4 0
                                    

Dua puluh lima menit Albie meringkuk di tempat tidur. Satu-satunya cara agar dia bisa keluar dari tempat itu adalah dengan minta bantuan kepada Logan.

Perempuan itu langsung terbangun dan meminta Hunter yang berjaga di sekitar kamarnya untuk memanggil Logan.

Cukup lama menunggu, pada akhirnya dia harus muak karena melihat wajah Logan yang menyebalkan, senyumnya seperti menyimpan ejekan dan kemenangan.

"Saya tahu apa yang Anda minta, Khan."

Jika bukan karena ingin menemui Jaiden dengan segera, Albie sekali pun tidak mau minta pertolongan dari Logan.

"Baguslah jika sudah tahu, lakukan segera."

"Dengan satu syarat," ucap Logan licik.

Albie menghela napas sebelum mengangguk menyetujui permintaan Logan.

"Anda mau ke mana sebetulnya?" tanya Logan.

"Hanya ingin menghirup udara segar, sumpek berada di sini seperti terpenjara."

Yang Logan tahu, Albie hanya ingin keluar dari Istana pemerintahan, jadinya dia meminta Logan untuk meminta izin kepada Damian.

Damian mengangkat wajahnya ketika Albie masuk ke ruangan itu untuk kedua kalinya pada hari ini.

"Ada apalagi? Jika masih seputar omong kosongmu, jangan harap saya memberikan Izin."

"Da, oke, aku akan menghentikan omong kosong. Tapi Izinkan berkeliling, aku tidak sendirian ada Logan yang akan menemani."

Damian tertawa rendah. Buku yang sedang dia baca segera disimpan dalam keadaan tertutup di atas meja.

"Jika kamu berpikir bisa mengelabui saya, kamu salah besar. Coba hitung berapa lama kita hidup di dunia ini?"

Damian menatap Logan lekat-lekat. Tentu saja dia marah karena Logan dengan mudahnya meloloskan Albie.

"Kenapa kamu tidak peka?" tanya Damian.

"Maaf, Khan. Saya memastikan Khan Albie hanya akan berkeliling, saya akan mengawasi dengan ketat dan tidak membiarkan dia bertemu dengan siapa pun. Lagipula sudah tidak ada yang kita khawatirkan karena Jaiden sudah tidak ada lagi di Greamor."

"Lalu bagaimana dengan empat Hunter yang dilumpuhkan oleh Rogue?"

Logan sedikit terhenyak, tidak menyangka apa yang dia sembunyikan akan diketahui pemimpinnya.

"Da, saya janji akan duduk diam. Hanya menyaksikan keadaan kota dan sedikit mencari udara segar."

"Baiklah, saya beri kamu satu kesempatan lagi, jika kesempatan ini disia-siakan jangan harap saya bisa memaafkan kamu. Dan penjara bawah tanah adalah tempatmu selanjutnya."

Ancaman Damian tidak main-main, Albie harus benar-benar berhati-hati agar tidak sampai mempertaruhkan nasibnya sendiri.

"Jangan lupa syarat yang akan saya ajukan, Khan," bisik Logan ketika keduanya berhasil mengantongi izin dari Damian.

"Ya. Bisakah saya pergi sendiri, kamu bisa mengikuti dari belakang," pinta Albie.

"Maaf, blatta bisa tiba-tiba menyerang. Dengan pakaian seperti sekarang ini, sangat tidak memungkinkan Anda untuk bertarung. Tugas saya berat, jika gagal, bukan hanya penjara bawah tanah yang menanti, namun tiang gantung adalah nasib terakhir saya."

"Oke," jawab Albie dengan gurat kekecewaan pada wajahnya. "Lalu apa syaratmu?"

"Hanya minta waktu satu hari untuk bersama, berikan saya kesempatan bukan sebagai Hunter, melainkan sebagai seorang laki-laki kepada perempuan yang dia cintai."

Fighter's Prejudice (Tamat, Proses Revisi)Where stories live. Discover now