Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•┈┈┈•┈┈┈⋆｡˚ ☁︎ ˚｡⋆｡ ⋆｡˚ ☁︎ ˚｡⋆┈┈┈•┈┈┈•
Karna kini Younghoon tinggal dirumah Chanhee, maka rutinitasnya juga berubah. Ia akan bangun dipagi buta karna tak mau dicap jelek oleh calon mertuanya lalu membantu apa yg Chanhee kerjakan dirumah. Sementara anak anaknya dijaga oleh ibu Chanhee.
Halah bisaan yg mau ngambil hati calon mertuanya.. biasanya juga mageran.
Lalu, ia juga tak berangkat bekerja sendirian karna kini ia selalu bersama calon ayah mertuanya. Berangkat lebih pagi dari biasanya untuk mengantarkan pria paruh baya tersebut ke tempat kerjanya barulah ia menuju kantornya sendiri.
Iya, Younghoon memang sengaja menunjukkan sisi baiknya agar dipercaya dan stigma buruk tak lagi menempel padanya. Lagipula, Younghoon ingin membiasakan suasana kebersamaan mereka karna kini Younghoon bisa disebut sebatang kara setelah apa yg terjadi beberapa waktu yg lalu saat ia berada di Korea.
Penolakan dari keluarga besarnya tentang rencana pernikahannya dengan Chanhee.
Pagi itu Chanhee sedang menemani Younghoon sarapan sebelum calon suaminya tersebut pergi bekerja, hingga keduanya terlibat pembicaraan yg serius tentang sikap aneh Younghoon akhir-akhir ini.
"Kak, besok Ochan udah mulai masuk sekolah. Kita pulang kerumah kamu kapan?"
"Oh iya hampir lupa. Nanti pulang kerja biar kakak ambilin semua keperluannya Ochan ya?"
"Sampe kapan kita mau tinggal disini?"
"Sampe batas waktu yg tidak ditentukan."
"Kenapa sih?"
"Apanya yg kenapa?"
"Ya kenapa tinggal disini? Udah tau mama bawel banget."
"Gapapa. Kakak lebih suka disini aja. Biar kamu ga sendirian kalo kakak tinggal kerja. Ada mama yg bisa bantuin kamu ngurusin anak anak juga. Lagian mereka juga harus pelan pelan dikasih pengertian sama sikon yg baru ini biar ga kaget."
"Maksudnya?"
"Maksudnya sekarang aku dan kamu adalah orangtua mereka, terus orangtua kamu itu kakek sama nenek mereka. Yakali mereka mau selamanya manggil kamu kakak dan manggil orangtua kamu om sama tante? Kan ga mungkin."
"Tapi aku bingung gimana mau ngejelasinnya.."
"Gapapa pelan pelan aja. Nanti kalo kita udah nikah pasti bakal paham kok. Ya walaupun tetep harus dikasih pengertian sih.. nanti kakak bantuin."
"Biarin aja deh mereka mau manggil gimana. Nanti kalo udah gede juga bakalan ngerti sendiri."
"Gabisa gitu dong sayang.. gimanapun juga life must go on. Mereka harus sekolah dan mau gamau kamu sekarang jadi walinya walaupun di data diri mereka tetep anak dari aku dan ibu kandungnya. Nanti kalo mereka ditanyain kamu siapanya kan kasian kalo gabisa jawab. Yg ada ntar dikira aku laki ga jelas. Punya istri tapi ada affair sama kamu. Padahal mah ibu kandungnya udah meninggal dan kamu gantinya. Sampe sini paham?"
