02.

118 16 0
                                    

                                                               •┈┈┈•┈┈┈⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。 ⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆┈┈┈•┈┈┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                      
                   
                   
•┈┈┈•┈┈┈⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。 ⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆┈┈┈•┈┈┈•

               
                
               
Disebuah ruangan yg gelap, Chanhee terlihat sedang termenung didepan jendela kamar memandangi kelamnya langit malam tanpa bintang.

Ruangan yg disebut 'kamar' tersebut sama sekali tak mencerminkan sebuah tempat yg nyaman seperti definisi pada umumnya.

Hal tersebut dikarenakan penghuninya yg selalu terlihat murung seperti tak punya semangat hidup. Membuat suasana disekelilingnya diselimuti aura dingin keputus asaan.

Terlebih si penghuni juga tak menyukai cahaya yg membuat kesedihannya terpancar dan dilihat oleh orang lain.

Setiap harinya, hanya kegelapan yg membalut. Menyamarkan kesedihan yg teramat dalam terpendam.

Saat malam tiba, Chanhee akan selalu membuka jendela kamarnya hanya untuk sekedar menatap langit. Berharap ditempat lain yg jauh disana Younghoon juga sedang menatap langit yg sama.

Ia baru akan beranjak dari tempatnya saat mentari mulai menampakkan sinarnya. Dan disitulah Chanhee akan menghabiskan waktunya untuk terlelap hingga tiba saatnya mentari kembali ke peraduannya.

Kira-kira seperti itulah Chanhee menghabiskan hari harinya yg kini sunyi dan menyedihkan tanpa kehadiran Younghoon lagi dihidupnya.

Sejujurnya, ia tak mengerti kemana takdir akan membawanya pergi. Jika memang tak ditakdirkan bersama, kenapa harus dipertemukan lagi?

Padahal sebelumnya Chanhee hampir saja berhasil untuk bangkit, walaupun tak munafik ia masih menyimpan cintanya pada lelaki berparas tampan tersebut.

Namun saat usahanya tinggal selangkah lagi, Younghoon kembali muncul dengan ketidak relaannya pada masa lalu mereka yg belum usai. Membuat pertahanan Chanhee runtuh dan memutuskan untuk menerima kehadiran Younghoon lagi untuk yg kedua kalinya.

Dan untuk yg kedua kalinya pula kini mereka harus kembali berpisah.

Lelah sekali rasanya..

Hingga sering kali membuat Chanhee berpikiran untuk menyerah pada hidupnya.

Bukan tanpa alasan Chanhee berpikiran seperti itu. Toh memang tak ada lagi yg bisa diharapkan.

Chanhee paham betul jika mencintai Younghoon adalah sebuah kesalahan. Namun setidaknya biarkan ia memilih jalan hidupnya sendiri setelah perpisahan itu. Bukannya malah memperburuk situasi dengan memaksanya menikahi orang lain seperti yg ayahnya lakukan.

Lantas, kini pada siapa lagi ia harus berharap? Seolah semua yg berada di sekitarnya ditakdirkan untuk menyakiti dirinya.

Jadi wajar rasanya jika Chanhee seterpuruk ini.

Bbangnyu Sequel AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang