1. PERTEMUAN

19 3 0
                                    

Turunlah seorang gadis berpakaian syar'i dari pintu bus menuju pintu keluar terminal yang menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Kenapa orang orang ngeliatin aku segitunya ya? Apa ada yang salah sama aku? Cuma karena aku berpakaian syar'i?Aku kan cuma berusaha mengikuti sunnah Rasulullah" batin Jira sambil berjalan menuju jalan raya.

.....

"Sebenarnya siapa si orang suruhan kyai Baharudin untuk ngejalanin misi ini" . Batin  pria itu yang  mulai kesal karena cuaca semakin panas namun tetap belum menemukan orang itu.

Tiba tiba saja...

"Brukk"

Mereka berdua bertabrakan tanpa sengaja.

"Ehh Afwan ukhty ana tidak sengaja" ucap seorang pria itu sembari menatap Jira.

"La ba'sa akhi" balas Jira.

"Ukhty sepertinya pendatang baru?" Ucap pria itu yang mulai memperhatikan jira dengan jeli.

"Na'am, ana sedang mencari kampung waluh apa anta tau lokasi kampung itu?" Tanya Jira.

"Kampung waluh?" Tanya pria itu.

"Na'am anta tau?" Jira bertanya balik kepada pria tersebut.

"Na'am ukh itu kampung ana, memang ada keperluan apa?" Tanya pria itu.

"Ana mau bertemu Ustadz Muhammad Hajir Alfahry" balas Jira.

"Owh ada keperluan apa dengan beliau?" pria itu kembali bertanya.

"Ada yang mau ana sampaikan titipan dari kyai ana" Ucap Jira.

"Oh gitu, lebih baik kita ngobrol di caffe itu saja, soalnya di sini panas juga" ucap pria itu

"Untuk apa?" Tanya Jira.

"Kan anti mau ada keperluan sama beliau" balas pria itu.

Jira terus bertanya meski mereka sedang berjalan menuju caffe itu

"Memang anta kenal? Apa dia ada di caffe itu?"
Tanya Jira penasaran.

"Na'am ana kenal" balas pria itu.

"Memang orangnya seperti apa?" Tanya Jira yang mulai penasaran dengan ustadz itu.

"Nanti juga ketemu" balas pria itu dengan santai sembari mengulum senyum melihat tingkah laku jira yang penasaran seperti itu.

"Sudah ikut saja, mari" ucap pria itu.

"Na'am" balas Jira.

Sesampainya di caffe itu mereka pun memesan makanan dan minuman.

"Anti mau pesan apa?"
Tanya pria itu.

"La akhi" balas Jira.

"La ba'sa anti pesan saja ana yang bayar" ucap pria itu.

"Ya sudah ana ikut anta saja" ucap Jira.

"Na'am" balas pria itu.

Makanan dan minuman yang di pesan pun sudah tiba di hadapan mereka.

"Ada perlu apa dengan ustadz?" Tanya pria itu.

"Ya ada rahasia, mana ustadz Hajir? Kok ga keliatan?" Tanya Jira penasaran sesekali menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan apakah ada tanda tanda beliau akan datang.

"Kok bingung gitu?" Tanya pria itu.

"Lagian ustadz Hajir tuh ngeselin akhi, masa iya saya udh nunggu dr td sampe kepanasan dia ga dateng dateng" gerutu Jira.

"Kalo yang anti cari itu saya gimana?" Tanya pria itu.

"Memang akhi siapa?" Tanya jira

"Saya Muhammad Hajir Alfahry yang anti cari dari tadi" jawab hajir dengan menempelkan kedua telapak tangan di depan dada

"Maa syaa Allah ini to yang namanya ustadz Hajir " batin jira.

"Alhamdulillah akhirnya ketemu ustadz" ucap jira.

"Tadi kamu bilang saya ngeselin?" Tanya ustadz Hajir dengan tatapan mata yang begitu tajam.

"Mmm... Maksud saya bukan begitu ustadz Afwan" jira yang mulai menunduk saat ustadz menatapnya dengan tatapan tajam.

"Na'am la ba'sa saya bercanda, man ismuki?" Tanya hajir.

"Ismi Fatimah Jira Azzahra biasa di panggil Jira di pesantren" balas jira yang mulai sedikit tersenyum

"Maa syaa Allah nama yang begitu indah" ucap lirih Ustadz hajir.

"Ustadz bilang apa?" Tanya Jira yg penasaran dengan ucapan dan ekspresi Ustadz tersebut.

"La ba'sa Jira, sudah selesai minum? Ayo kita menuju ke kampung" ucap Ustadz tersebut.

"Siap Ustadz" balas Jira dengan penuh semangat.

"Sebentar Jira" Ustadz itu berusaha menahan Jira tanpa menyentuhnya.

"Iya Ustadz kenapa?" Tanya Jira yang sedikit bingung dengan tingkah laku Ustadz Hajir.

"Apa anti membawa cadar?" Tanya Ustadz Hajir yang membuat Jira kebingungan.

"Na'am kenapa Ustadz?" Jira pun mulai merasa aneh dengan pertanyaan Ustadz Hajir tersebut.

"Lebih baik di pakai ya, soalnya di kampung ini banyak remaja Ikhwan yang kurang baik perilakunya, takutnya nanti kamu menjadi incaran mereka" ucap Ustadz Hajir.

"Baik ustadz, saya ijin ke toilet sebentar"

Jira pun bergegas menuju toilet dan menggunakan cadar.  Selang beberapa menit Jira pun akhirnya keluar dengan cadar yang ia kenakan.

"Maa syaa Allah " ucap Ustadz lirih yang membuat Jira merasa aneh.

"Ustadz seperti ini?" Jira yang mulai bertanya untuk mengalihkan apa yang telah ia dengar tadi.

"Na'am Jira" balas Ustadz Hajir.

Di tengah perjalanan mereka menuju ke kampung, tiba tiba mereka di hadang begal.

"Turun kau, dasar Ustadz sok alim" ucap salah satu anggota begal itu.

"Wah cantik sekali ini, siapa yang kau bawa wahai Ustadz yang munafik?" Ucap anggota begal yang lain.

"engkau membawa teroris ini ke sini? Mau apa engkau membawa temanmu?" Sedikit lagi tangan salah satu anggota begal tersebut hampir menyentuh Jira.

"Apa maumu?" Bentak Ustadz Hajir sambil menepis tangan begal yang ingin menyentuh Jira.

"Santai Ustadz, saya hanya ingin wanitamu ini" tertawa lah salah satu anggota begal tersebut yang membuat  amarah Ustadz Hajir semakin memuncak.

"Mau menyentuh calon istriku? Langkahi dulu mayat ku" ucap Ustadz Hajir meluapkan emosi yang sudah tak bisa ia tahan. Ntah lah sadar atau kah tidak kata kata yang ia lontarkan membuat Jira kebingungan.

Jira pun hanya bisa terdiam, meneteskan air mata dan kaget saat mendengar Ustadz Hajir berkata seperti itu, rasanya seperti campur aduk yang membuat Jira harus senang atau kah takut ada di posisi itu.

Tiba tiba saja.....

Alhamdulillah Syukron buat temen temen yang udah baca part 1 nya. Doakan ane semoga ke depannya bisa lebih baik  lagi dalam merangkai sebuah cerita Yee, semoga bisa menghibur teman teman sekalian. Jangan lupa vote dan tambahkan ke daftar perpus kalian dan pantau update terbaru 😊🙌🏻

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AKU BUKAN TERORISWhere stories live. Discover now