S A T U

70 36 18
                                    


---

"Gimana kalo kita maen truth or dare aja?" Tanya Riva yang tiba-tiba muncul.

"Yuk, dah lama nih gue gak maen Tod" jawab Agil antusias dan anggukan dari yang lainnya.

"Kaya nya seru nih kalo gue kerjain mereka" gumam Irhas namun masih terdengar oleh Yuna dan Riza.

"Jangan macem-macem lu. Gue tampol tau rasa" sewot Yuna pada Irhas. Yang diancam justru malah cengar-cengir macam orang gila.

"Hehe.. tenang aja Na, masih batas wajar ko" jawab Irhas mencoba menenangkan Yuna agar tidak berpikiran macam-macam.

"Yaudah gue yang puter duluan".

Mereka semua kompak bersorak heboh saat botol minum milik Yuna berhenti berputar dihadapan Irhas.

Irhas yang berniat jahil justru malah dia yang akan di jahili teman temannya.

Irhas merosot kan bahu nya sambil berucap, "Ulang ulang. Masa gue yang muter gue juga yang kena duluan. Ga adil ah. Gue mau jadi panitia aja deh" ucap Irhas mencoba membebaskan diri dari permainan sialan ini.

"Ga bisalah anjir!"

"Tau tuh, sportif dong has!"

Omel Agil dan Riva. Sedangkan Yoga dan Riza hanya diam menyimak.

Yuna yang melihat itu hanya menghela nafas panjang, lalu berucap "Irhas yang ganteng, baik hati, dan tidak sombong. Kalo main yang sportif dong, masa belum apa apa dah mundur." Ucap Yuna dengan lembut agar Irhas mau melanjutkan permainan.

"Oke deh. Karena bebep Yuna yang minta, gue bakal milih truth." Jawab Irhas dengan mantap.

"Gue yang kasih pertanyaan ya." Balas Riva sambil tersenyum.

"Apa bener, lo pernah naksir sama anak 12 IPA 5 ?" Tanya Riva. Sontak membuat yang lain mengerutkan keningnya.

Dengan mantap, Irhas menjawab. "Bener, gue pernah naksir sama anak 12 IPA 5. Tapi dulu, waktu gue kelas 10. Sekarang udah kagak." Jawabnya sambil tersenyum kecil.

Sedangkan yang lainnya hanya ber oh ria.

"Next, gue yang muterin" Ucap Riza sambil memutar botol plastik itu.

"Yaah.. ko gue sih" Keluh Yuna saat melihat botol itu mengarah padanya.

Sedangkan yang lainnya hanya tersenyum melihat kelakuan temannya itu.

"Yuna, lo pilih truth or dare." Tanya Riza.

"Gue pilih dare aja lah" Jawab Yuna tak bersemangat.

"Mm.. lo harus bawain gue sarapan selama 3 hari." Tantang Riza sambil tersenyum dan melipat tangannya ke depan dada.

"Hah?! Tantangan apaan sih! Ga adil kalo lu doang yang dibawain sarapan sama Yuna." Protes Agil langsung mendapat anggukan dari yang lain.

"Tau nih Riza. Aneh bener tantangannya." Sambung Irhas.

"Gue ada tawaran lain nih kalo lu ga mau yang itu, Na." Balas Riza membuat teman temannya penasaran.

"Apaan?" Tanya Yuna mewakili rasa penasaran teman temannya.

"Lo. Harus. Nginep. Dirumahnya. Yoga." Jawab Riza sambil tersenyum kecil.

"Oke, cuma semalem doang ya." Balas Yuna sambil menunjukkan jari telunjuknya tepat didepan wajah Riza.

"Iya Na, cuma semaleman. Ntar gue juga nginep ko dirumahnya Yoga." Jawab Riza sambil menyingkirkan telunjuk Yuna dari depan wajahnya.

"Heh jangan ngadi ngadi lo Riza! Anak orang disuruh nginep nginep. Mana sama cowok lagi" Sambar Riva yang mendapat anggukan dari Agil dan Irhas.

Waktu SMA Onde histórias criam vida. Descubra agora